Thursday, June 29, 2017

√ 6 Hal Wajib Diperhatikan Ketika Beli Asuransi Jiwa Di Bank

Penawaran asuransi jiwa paling marak dikala ini yaitu penjualan lewat bank. Ada 6 hal yang perlu diperhatikan ketika Anda akan membeli asuransi jiwa melalui bank.


Bank mempunyai database nasabah yang besar. Boleh dikatakan setiap orang mempunyai rekening dan ATM dikala ini.


Database ini yaitu sasaran pasar yang ‘subur’ buat menjual produk keuangan.


Asuransi salah satunya. Kenapa ?



  1. nasabah di bank punya uang, syarat utama untuk sanggup membeli suatu produk;

  2. data di bank lengkap dan update;

  3. nasabah relatif sudah melek finansial, tahu produk keuangan.


Itu sebabnya Anda sanggup melihat bank gencar bekerjasama dengan perusahaan asuransi. Mereka membentuk Bancassurance.


Dalam Bancassurance, pihak bank menyediakan sasaran pasar, sementara asuransi menjual produk.


Ketika tiba ke kantor cabang bank, nasabah kini kerap pribadi didekati oleh financial consultant yang memperlihatkan perlindungan asuransi.


Karena agent punya konotasi negatif, istilahnya diganti yang lebih keren dan prestis, financial consultant.


Namun esensi pekerjaannya sama, prospek dan sales asuransi.


Penjualan asuransi via perbankan ini yaitu suatu terobosan. Membantu perusahaan asuransi meningkatkan penetrasi ke masyarakat.


Namun di sisi lain muncul banyak keluhan dari nasabah yang membeli asuransi via bank.


OJK pernah menyebutkan tingginya komplain yang masuk ke mereka atas produk asuransi unit link (catatan: unit link yaitu produk asuransi yang paling banyak dijual lewat perbankan).


Menjadi kewajiban kita untuk bersikap hati – hati, semoga produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan tidak merugikan.


Apakah betul premi yang dikembalikkan itu menguntungkan ? Apa resikonya ?


Apa hal yang perlu diperhatikan ketika mendapatkan proposal asuransi jiwa melalui perbankan ?


1 Asuransi Bukan Tabungan


Jangan pernah percaya bahwa asuransi itu yaitu tabungan atau deposito.


Asuransi bukan tabungan. Asuransi bukan deposito.


Persepsi kebanyakan nasabah perbankan yaitu semua produk yang ditawarkan di cabang bank yaitu layaknya deposito atau tabungan.


Ada jaminan terhadap deposito dari pemerintah. Sehingga tidak mungkin rugi. Tempatkan deposito 1 juta, maka akan terima 1 juta plus bunga.


Masalahnya, asuransi tidak ada jaminan dari pemerintah. Asuransi bukan produk keuangan yang mendapatkan jaminan.


Dana yang Anda tempatkan di asuransi sangat sanggup berkurang. Premi yang dibayar sanggup tidak kembali.


Kenapa?


Karena dana yang ditaruh di asuransi (unit link) merupakan investasi yang mempunyai resiko. Nilai uangnya sanggup naik tapi sanggup juga turun tergantung kinerja instrumen investasi yang dipilih.


Tidak ada jaminan bahwa uang yang disimpan dalam asuransi niscaya kembali.


Ada resikonya.


Ini hal yang wajib dipahami ketika membeli asuransi.


Asuransi bukan tabungan. Asuransi bukan deposito.


2 Dana Tidak Bisa Ditarik 


Apa tujuan orang menempatkan uang di bank ? Salah satunya sanggup menarik dana sewaktu-waktu.


Mindset yang sama ketika beli asuransi. Mereka berpikir bahwa premi yang sudah dibayarkan ke asuransi sanggup ditarik sewaktu-sewaktu.


Masalahnya, premi asuransi tidak sanggup ditarik setiap saat.


Hanya sebagian kecil dana yang sudah disetorkan ke asuransi sanggup ditarik. Bahkan, jikalau penarikkan dilakukan di masa awal kepesertaan, tidak ada dana yang sanggup ditarik sama sekali.


Pembayaran premi dipakai untuk tiga hal:



  1. Membayar komisi agent dan perusahaan asuransi. Ini porsinya paling besar di lima tahun pertama

  2. Membayar biaya asuransi. Ini yaitu biaya untuk mendapatkan proteksi. Biaya ini akan meningkat sejalan usia dan jikalau tidak dibayar maka perlindungan asuransi berhenti

  3. Investasi yang ditempatkan sesuai instrumen keuangan yang dipilih. Simpanan ini yang nantinya sanggup ditarik.


Dari 3 hal diatas, Anda sanggup melihat bahwa posisi simpanan investasi paling bontot, sehingga penarikkan dana gres sanggup dilakukan sesudah beberapa tahun.


Penarikkan itupun hanya akan sanggup jikalau return investasi mengatakan hasil yang bagus.


Jika return buruk, uang tidak sanggup ditarik.


3 Asuransi Investasi Ada Risikonya


No Free Lunch !


Tidak ada makan siang yang gratis.


Jika ingin laba yang tinggi, balasannya niscaya lebih tinggi.


Karena itu, jikalau ada yang memperlihatkan produk asuransi dengan iming-iming laba lebih tinggi dari tabungan atau deposito, Anda harus hati – hati.


Tanyakan kepada distributor penjual, apa risikonya. Berapa potensi kerugian. Apakah uang Anda sanggup hilang seluruhnya.


Jika distributor penjual bilang, balasannya sama dengan tabungan atau deposito, dengan laba yang lebih tinggi, Anda harus waspada lantaran penjelasannya tidak benar.


Dalam investasi, risiko bekerjasama erat dengan laba (return). Keuntungan yang tinggi mempunyai resiko yang tinggi.


“High Risk, High Return. Low Risk, Low Return”


Kita perlu tahu bahwa sebagian premi ditempatkan oleh asuransi ke instrumen- instrumen yang punya risiko lebih tinggi dari tabungan atau deposito, yaitu saham, obligasi, surat utang dan lain – lain.


Jadi, ketika berinvestasi via asuransi, Anda harus siap dengan risikonya. Risiko bahwa uang atau premi Anda berkurang nilainya.


Jika memang tidak siap, jangan dibeli produknya.


Beli produknya ketika Anda siap menghadapi balasannya demi laba yang lebih besar.


4 Tidak Ada Premi Gratis


Pernah ada pengunjung blog yang menceritakan bahwa ia ditawari cashback premi.


Ujar dia, distributor mengambarkan bahwa preminya nanti akan dikembalikan sehingga menguntungkan peserta.


Apa betul kesepakatan manis agent ini ?


Memang benar dalam beberapa tahun, penerima sanggup mengambil uang premi yang sudah dibayar. Tapi, apakah itu berarti perusahaan asuransi mengembalikkan premi kepada peserta.


Tidak.


Lalu, itu uang darimana ?


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, premi yang dibayar penerima dialokasikan untuk perlindungan jiwa dan investasi.


Yang penting dipahami bahwa premi yang sanggup diambil kembali itu yaitu uang penerima sendiri. Itu uang Anda.


Itu bukan uang dari perusahaan asuransi.


Jadi, Anda menyerahkan (sebagian) dari premi untuk dikelola perusahaan asuransi ke dalam investasi. Investasi tsb sanggup untung, sanggup rugi.


Jika return investasi menguntungkan, nasabah sanggup mengambil hasil investasi, sanggup pula untuk menalangi bayar premi berikutnya.


Itu sebabnya, nasabah asuransi unit link sesudah beberapa tahun sanggup tidak lagi membayar premi (cuti premi) lantaran preminya sudah dibayar dengan memotong dari hasil investasinya.


Jadi, jikalau dibilang oleh agent, Anda bebas premi sesudah 10 tahun.


Itu artinya, Anda tetap membayar premi, hanya saja uangnya diambil bukan dari kantong Anda, tapi dari simpanan investasi Anda yang disimpan di perusahaan asuransi.


Bagaimana jikalau hasil investasi anjlok ?



  1. Nasabah tidak sanggup menarik preminya.

  2. Tidak tersedia cukup dana untuk membayari premi. Nasabah tetap harus melanjutkan membayar premi jikalau ingin proteksinya tetap berjalan.


Jadi, tidak ada namanya premi gratis. Premi tetap dibayar dari uang nasabah. Hanya sumbernya saja yang berbeda.


5 Tidak Beli Asuransi via Telpon


Kami tidak menyarankan beli asuransi via telpon.


Simak komentar pembaca blog ini :


Pagi pak, bulan kmrn suamj di tawarin a** m****** by phone kemudian suami menyetujui utk ikut sekeluarga dgn premi 2.3jt sebulan. Mrk menjanjikan akan mengirim polis yg hrs d baca dan d tanda tangani oleh suami. Tp kenyataannya hingga awal pendebetan asuransi d rekening dgn auto debet d rekening polis tdk jg dtg. Akhirnya suami telp utk segera menghentikan asuransi a** m****** tersebut. Krn menjadikan kecurigaan yg tdk elok dr awalnya. Di mana polis akan d kirim namun tdk di kirim2 hingga pendebetan di rekening.


Asuransi itu bukan produk yang sederhana. Banyak klausul, ketentuan yang perlu dipahami dengan baik oleh peserta.


Membaca dokumen polis saja tidak mudah. Perlu dibaca pelan – pelan dan berulang-ulang semoga mengerti isinya.


Apalagi memahami lewat telpon, hampir mustahil.


6 Jangan Beli Buru – Buru


Asuransi itu bukan produk keuangan yang mudah. Banyak ketentuannya, banyak syarat dan kondisinya. Perlu dipahami dengan benar sebelum membeli.


Jangan beli terburu – buru. Lebih baik lambat tapi benar dibandingkan cepat tapi salah sehingga merugikan nantinya.


Jika belum paham tanya ke orang yang mengerti, cari gosip di internet atau konsultasi dengan perencana keuangan.


Carilah second opinion.


6 Hal Penting Beli Asuransi via Bank


 paling marak dikala ini yaitu penjualan lewat bank √ 6 Hal Wajib Diperhatikan Saat Beli Asuransi Jiwa di Bank


Kesimpulan


Asuransi yaitu kepingan penting dalam perencanaan keuangan. Proteksi asuransi wajib dimiliki setiap orang.


Penawaran lewat bank yaitu cara penjualan yang marak dikala ini. Itu elok lantaran akan meningkatkan penetrasi di masyarakat.


Namun, sebagai konsumen, kita perlu memahami dengan benar apa yang akan kita beli. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari membeli produk yang salah.


GRATIS Konsultasi Premi Asuransi



Sumber https://duwitmu.com