Monday, July 31, 2017

√ Administrasi Finansial Di Sekolah

FINANCE MANAGEMENT IN SCHOOL
(MANAJEMEN FINANSIAL DI SEKOLAH)

1.    PENDAHULUAN
Sekolah yakni salah satu institusi yang sangat kuat dalam kemajuan Negara, hal ini dikarenakan institusi ini mempunyai fungsi untuk memperlihatkan pendidikan kepada semua masyarakat yang akan membantu semua warga Negara untuk mendapat kemampuan untuk bersaing. Tujuan utama dari institusi ini yakni untuk berbagi dan meningkatkan kualitas dari pelayanan pendidikan. Sebagai institusi yang tidak menjadikan profit atau keuntungan materil sebagai salah satu tujuan, aspek keuangan terkadang sering diabaikan dan tidak diatur dengan baik. Padahal sebagai salah satu faktor kemajuan Negara, administrasi finansial atau keuangan disekolah yakni hal yang sangat penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan buruknya atau kurangnya administrasi keuangan atau finansial di sekolah akan secara tidak eksklusif menghambat pengembangan sekolah, dan secara eksklusif menghambat kefektifan kegiatan mencar ilmu dan pembelajaran.
Tujuan utama dari administrasi finansial pada institusi pendidikan yakni pengumpulan dan peningkatan pendapatan dana, dan memastikan bagaimanana dana yang didapatkan sanggup digunakan dan dialokasikan dengan baik dan dengan cara yang efektif dan efisien.  Hal ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa sumber dana bukanlah hal yang gampang untuk didapatkan sehingga kepala instansi harus bisa mengoptimalkan dana yang ada. Tujuan kedua dari administrasi finansial di sekolah yakni untuk membantu para eksekutif dan semua penyelenggara pendidikan untuk mengawasi semua kegiatan finansial yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab untuk pemerintah. Serta sebagai bentuk pengawasan terhadap keberadaan dan keseimbangan dana yang ada di institusi tersebut.
Sekolah pada umumnya mengambil pendekatan tradisional dalam administrasi atau pengaturan finansial institusinya dengan aksentuasi pada kestabilan, perubahan dan pengembangan yang bertahap, dan berusaha menghindari kebutuhan untuk menciptakan potongan-potongan pada keuangan khususnya dalam hal personel atau staff yang berkaitan. Namun, tanpa administrasi yang benar-benar sistematik akan terdapat kesulitan-kesulitan yang pada hasilnya tetap berimbas pada kualitas pendidikan yang dihasikan oleh sekolah tersebut.
Hal ini memperlihatkan pentingnya administrasi finansial yang sistematik demi terciptanya sekolah yang effektif dan menghasilkan siswa dan lulusan-lulusan yang bisa bersaing. Kemampuan suatu instansi pendidikan untuk bisa mengatur finansial institusinya dengan baik dan sistematik akan menjadi salah satu indikator kesuksesan suatu instansi dan indikator keefektifan administrasi pendidikan secara keseluruhan. Hal tersebut akan secara tidak eksklusif menggambarkan reliability dan accountability dari institusi tersebut.
2.    INTISARI DAN PEMBAHASAN
A.  Definisi
Sebelum mengetahui definisi dari administrasi finansial dalam pendidikan, pertama-tama perlu diketahui arti dari finance itu sendiri. Hornby (2015) menyebutkan bahwa finance adalah suatu kegiatan untuk memperlihatkan cara pembayaran, yang berafiliasi dengan kegiatan perencanaan dan penggunaan dana yang efektif demi terlaksananya jadwal yang telah dicanangkan. Sementara itu Education finance adalah subjek yang menekankan pada pendapatan dan pengeluaran dari pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan (pemerintah) dan dengan pembiasaan pada pendaparan dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Hal ini berarti finansial dalam pendidikan berbeda dengan finansial di perusahaan atau intitusi swasta lainnya yang berafiliasi dengan profit atau keuntungan perusahaan. Finansial dalam bersinggungan eksklusif dengan pendanaan dari pemerintahan, dan kebijakan-kebijakan pemerintahan lainnya, serta finansial dalam pendidikan lebih mengutamakan bagaimana pengunaan dana yang efektif dan sesuai dengan pendapatan dibandingkan dengan mencari keuntungan.
Sementara itu secara general administrasi finansial mencakup perencanaan finansial, budgeting, akunting, analisis, dan pembuata keputusan, yang berarti termasuk kegiatan melihat, menguji, memprediksi serta mengontrol pengeluaran dan pendapatan data (Shapiro, 1995; Hart, 1993). 
Lebih jauh lagi, dalam institusi pendidikan administrasi finansial merujuk pada kegiatan administrasi yang berafiliasi dengan pengambilan keputusan mengenai cara-cara bagaimana mendapat dana yang diinginkan, dan mengontrol serta mengatur pengeluaran dana dari pemerintahan sesuai dengan jadwal pendidikan yang dijalankan.
Dari definisi tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa administrasi termasuk administrasi finansial pendidikan memiliku dua kegiatan besar didalamnya, yakni perencanaan dan kontrol (planning and control).

B.  Fungsi dan Karakteristik
1)   Fungsi Finance
Secara garis besar ada setidaknya empat fungsi dari finance dan administrasi finansisal dalam suatu institusi. Aspek finansial dalam suatu organisasi atau institusi baik itu institusi keuntungan atau jasa mencakup tiga hal sebagai berikut:
a.       Acquisition, kegiatan ini mencakup kegiatan pengadaan dana dan termasuk kegiatan  pencarian sumber dana. Kegiatan ini yakni kepingan yang krusial dan penting dalam administrasi keuangan suatu institusi, lantaran tanpa adanya sumber dana akan sangat mustahil bagi suatu institusi untuk bisa bertahan dan menjalankan semua program-programnnya.
b.      Allotment, aspek ini berisi kegiatan pengaturan dana dan pengalokasian dana, hal ini juga berafiliasi eksklusif dengan perencanaan program. Program apa saja yang akan dijalankan, berapa banyak dana yang  harus dialokasikan untuk satu program. Selain itu eksekutif juga harus bisa menciptakan planning alokasi dana yang memungkinkan dana tersebut bisa bertahan hingga datangnya dana selanjutnya.
c.       Distribution
Merupakan salah satu kepingan penting dalam administrasi finansial yang mana institusi harus secara rasional dan adil dalam pembagian dan distribusi dana. Kegiatan ini akan sangat memerlukan konsiderasi yang tinggi, eksekutif atau penanggungjawab  harus bisa menganalisis program-program mana yang harus diprioritaskan demi kelangsungan hidup institusi atau organisasi tersebut.
d.      Control, kegiatan aftermath, yang mencakup kegiatan penilaian dan pelaporan dari semua kegiatan administrasi finansial termasuk perencanaan, alokasi, dan distribusi dana. Dengan adanya control eksekutif atau suvervisor akan bisa mengawasi pengeluaran dan pendapatan sehingga meminimalisir kemungkinan penyelewengan dana.


2)   Fungsi Manajemen Finansial
Secara garis besar, setidaknya ada tiga fungsi utama dari administrasi finansial, pertama fungsi finansial berfokus pada pendapatan yang sistematik (Systematic acquisition) dan pengembangan dana. Yang berarti tujuan utama yakni untuk mendapat dana dan memastikan dana yang ada atau yang telah didapatkan digunakan dan dimanfaatkan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Penggunaan yang efektif dan efisien yakni keharusan yang tidak bisa ditawarkan, hal ini dikarenakan sumber dana yang bisa disebut langka dan sulit didapatkan sehingga memastikan penggunaan dana seoptimal mungkin yakni prioritas.
Kedua, fungsi dari administrasi finansial yakni untuk membantu para eksekutif pendidikan untuk keeping track semua bukti pengeluaran yang memungkinkan eksekutif dan pengawas untuk melihat dan membantu menyeimbangkan dana dan sapek finansial institusi. Hal ini akan mempermudah pihak pengawas untuk melihat dan mengevaluasi kegiatan pengeluaran institusi.
Fungsi ketiga dari administrasi pendidikan ini juga bisa disebut sebagai tujuan dan juga fungsi dari administrasi finansial di pendidikan, yakni untuk menstabilkan posisi finansial institusi. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi dua fungsi administrasi finansial sebelumnya, yang berarti bahwa saat fungsi dari administrasi finansial pendidikan tersebut terealisasi dengan baik maka pihak institusi atau sekolah akan bisa mengoptimalkan semua dana yang dikucurkan dari pemerintah, dan dengan pengawasan yang baik penyelewengan data tidak akan terjadi. Kedua hal tersebut akan bisa menghasilkan stabilitas finansial yang baik bagi institusi sekolah yang bersangkutan.
3)   Karakteristik Finansial di Sekolah
Konsep finansial dalam institusi pendidikan sangatlah berbeda dengan organisasi bisnis konvesional atau organisasi keuntungan lainnya. Dalam institusi pendidikan finansial ini dipandang dari sisi yang berbeda. Institusi pendidikan menganggap aspek finansial dan fungsi finansial sebagai acara dasar untuk mengatur dana untuk perkembangan dan pengaturan serta perawatan institusi tersebut. Berikut adalah karakteristik finansial di sekolah:
a.       Sumber dana dalam institusi pendidikan sangat terbatas, hal ini dikarenakan dalam pendidikan eksekutif harus selalu mengikuti framework dan peraturan yang diberikan oleh pemerintah.
b.      Sumber dana lain yang bisa didaptkan oleh institusi pendidikan terbatas pada, dana pemerintah, hibah, dan bantuan dari kerjasama dengan perusahan-perusahaan.
c.       Jumlah dana atau biaya yang harus dikeluarkan harus diubahsuaikan dengan peraturan pemerintah, sehingga institusi pendidikan tidak bisa menaikkan atau mengurangi atau biaya.

Lebih jauh lagi, El-Ghanam menyebutkan bahwa bahwa pilihan eksekutif dalam administrasi finansial di area pendidikan sangatlah terbatas, hal ini lantaran acara administrasi di sekolah atau dalam dunia pendidikan, akan bergantung pada organisasi dan aspek lainnya yang terdapat pada system pendidikan di Negara tersebut atau di kawasan tersebut. Berikut yakni karakteristik yang paling terlihat dari administrasi finansial dalam pendidikan telah dijabarkan oleh El-Ghannam (1970):
1)   The secondary role of educational authorities in major decisions on educational finance. Hal ini memperlihatkan bahwa dalam beberapa kasus, mentri keuangan lebih mempunyai kekuasaan untuk menentukkan jumlah alokasi dana yang akan diberikan kepada pendidikan daripada menteri pendidikan itu sendiri.
2)   The high degree of centralization in management of educational finance. Tingginya sentralisasi administrasi dalam dana pendidikan, banyaknya keputusan yang dibentuk oleh pusat tanpa adanya analisis yang terperinci akan kebutuhan daerah.
3)   Lags in the flow of money to users in the educational fields. Hal ini biasanya terjadi saat pemerintah pusat telah mendelegasikan wewenang dalam distribusi dana kepada pihak lain, sehingga terdapat delay atau penundaan dan kendala dana yang masuk ke sekolah atau institusi.
4)   Poor relation between management side of educational finance and the technical aspects of education. Hubungan yang kurang baik antara sisi administrasi pendidikan dengan sisi praktek dan teknikal pendidikan.
5)   The concern with financial input rather than with their relation to educational output. Hal ini terjadi kalau sekolah terlalu memikirkan input atau sumber dana yang bisa didapatkan daripada memikirkan apa yang bisa dihasilkan. Contohnya, sekolah terlalu memikirkan bagaimana untuk membayar honor dari pewagai atau guru dan mendapat sarana dan prasarana yang baik, namun melupakan dan kurang memperhatikan proses pembelajaran yang dijalankan.
6)   The domination of traditionalismand rigid formalism in the management of educational finance. Manajemen finansial disekolah-sekolah kebanyakan masih memakai metode kontrol dan pengawasan yang tradisional, yang mana tanpa kehati-hatian atau ketelitian administrator, personel dan atau pengawas, sumber daya atau dana yang ada akan gampang diselewengkan.
7)   The lack of efficient administrative personnel.
Ini menggambarkan bahwa banyak eksekutif di pendidikan kurang mengetahui apa yang ia kerjakan, kurang persiapan dan terkadang hanya mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa adanya pemikiran tersendiri.

C.  Manajemen Finansial dalam Pendidikan
Seperti yang telah dibahas sebelumnya administrasi finansial yakni salah satu aspek inti dari manajemen, lantaran hal ini berkaitan eksklusif dengan kehidupan dan perkembangan suatu organisasi atau institusi. Tanpa adanya administrasi finansial yang baik, akan sangat sulit bagi suatu organisasi atau instansi untuk bertahan.

Institusi pendidikan mendapat dana dari sumber yang terperinci dan terpilih, dan harusnya terpercaya, sumber-sumber ini tidak bisa dimodifikasi atau dirubah begitu saja. Namun, faktanya masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam pengadaan dana untuk sekolah sedangkan semua institusi pendidikan diharapkan dan dituntut untuk selalu memperlihatkan pelayanan dalam pendidikan dengan kebutuhan dana yang tidak sedikit yang tidak selamanya bisa dipenuhi. Oleh lantaran itu ada kesenjangan yang cukup signifikan antara sumber dana dan cara pendistribusian atau penggunaan dana tersebut, hal ini lah yang mengakibatkan instistusi pendidikan memerlukan konsep dan yang lebih sistematik dan rasional dalam administrasi finansial.

Berikut yakni skema yang berisi beberapa aspek penting yang ada dalam administrasi pendidikan:

Figure 2.1 Aspek financial management

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa secara garis besar administrasi finansial didasari oleh empat aspek yakni, acquisition, allotment, distribution, dan control. Figure di atas memecah bagaimana ke empat aspek yang telah disebutkan sebelumnya menjadi beberapa kegiatan dalam administrasi finansial sebagai berikut:
1)      Acquisition, berafiliasi dengan kegiatan perjuangan dan planning dalam pengadaan dana. Berdasarkan figure diatas, setidaknya ada dua kegiatan yang dilakukan dalam aspek Acquisition, yakni:
a.       Anticipating financial needs
Merupakan kegiatan antisipasi kemungkinan kebutuhan finansial dan dana, dalam hal ini eksekutif atau pihak yang bertanggung jawab dalam institusi berusaha menganalisa dan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan kebutuhan dana menurut perencanaan pendidikan yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga hal ini berkaitan erat dengan planning atau perencanaan pengadaan pendidikan, misalnya kegiatan perencanaan jadwal yang ada di awal tahun ajaran.
b.      Acquiring financial resource
Kegiatan untuk mendapat dan meghasilkan dana dari sumber-sumber tertentu. Kegiatan ini juga mencakup pembuatan recana wacana cara-cara pengadaan dana atau bagaimana dan tersebut didapatkan. Sehingga dalam tahap ini juga termasuk pembuatan proposal atau usul kerjasama untuk mendapat dana. Contohnya, untuk pengadaan dana sekolah ingin melaksanakan kerjasama dengan perusahaan atau bisnis tertentu, sebelum hal tersebut dilakukan yakni mengajukan proposal kerjasama kepada perusahaan tersebut. Ini merupakan salah satu kegiatan dan cara untuk mendapat dana.
2)      Allotment,
Dari figure diatas kegiatan yang bisa dilakukan dalam tahap allotment adalah Allocating funds in programs, merupakan tahap selanjutnya sesudah mendapat dana, yang berarti eksekutif atau institusi yang bersangkutan mengalokasikan dana yang telah didapatkan untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Berhubungan dengan planning jadwal dan planning anggaran. Dalam hal ini juga harus bisa menciptakan planning alokasi dana yang memungkinkan dana tersebut bisa bertahan hingga datangnya dana selanjutnya.
3) Distribution, administrating the allocating funds.
Langkah selanjutnya dari administrasi finansial yang mana eksekutif akan mulai mendistribusikan semua dana yang telah dialokasikan, menurut planning anggaran yang telah dibentuk sebelumnya. Dengan ini dana yang diberikan untuk program-program yang ada harus sesuai dengan jumlah dana yang dialokasikan sebelumnya, kalau tidak sesuai maka akan terjadi ketimpangan yang mungkin akan membahayakan keperluan dana di masa yang akan datang. Sehingga, tahap ini juga berfungsi sebai control dari penggunaan dana yang ada.
3)      Control
a.       Analyzing the performance of funds
Kegiatan ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana planning dan jadwal yang direncanakan berjalan, dan tercapai atau tidaknya sasaran dari pengalokasian dana tersebut. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui analisa laporan simpulan tahun atau semester wacana kegiatan-kegiatan yang telah dikerjakan termasuk pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan.
b.      Accounting and reporting to management
Kegiatan ini merupakan bentuk kontrol dari administrasi finansial yang mana dengan kegiatan ini akan diketahui justifikasi dari semua pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dan apakah hal tersebut sesuai dengan yang seharusnya.

D.  Aspek Fungsional dalam Manajemen Finansial
Manajemen finansial yakni sebuah proses yang memerlukan teknik dan disiplin yang dalam penggunaan dana yang ada demi terciptanya administrasi finansial yang efektif.  Sehingga administrasi finansial mencakup banyak kegiatan fungsional yang berafiliasi dengan pendanaan asset, dan lainnya. Berikut yakni diagram yang akan memperlihatkan area fungsional dalam administrasi finansial:
Figure 2.2 Functional Areas of Financial Management

Dari diagram diatas terlihat bahwa ada enam kegiatan fungsional dalam administrasi finansial baik dalam dunia pendidikan atau administrasi finansial secara umum di dalma perusahaan, sebagai berikut:
a.      Determining financial needs – Ascertained various purposes for which funds will be utilized. Menentukan kebutuhan finansial, dengan tujuan untuk mengetahui sebanyak apa dana yang harus dikeluarkan dan dari dana yang mana.
b.      Determining sources of funds – Identifying the sources like fees, donation, grants etc. Setelah mengetahui kebutuhan yang diinginkan, maka dibutuhkan sumber dana, dalam menentukkan sumber dana biasanya untuk institusi sekolah sangatlah terbatas, sumber dana biasanya berasal dari pemerintah pusat dan daerah, serta hibah atau kerjasama dengan perusahaan-perusahaan.
c.       Financial analysis – Ascertained areas where funds shall be deployed. Analisis ini akan berfungsi sebagai cara untuk mengidentifikasi dan memilih area mana atau kepingan mana dan dimana dana tersebut harus digunakan atau dipakai.
d.      Optional capital structure – To design suitable capital structure that meets current as well as future requirements of institute. Kegiatan untuk merencanakan atau merancang struktur pendapatan dan anggaran yang diperlukan. Rancangan ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan institusi baik kini dan atau di masa yang akan datang.
e.       Fixed assets management – To identify various equipments and their effective utilization. Manajemen asset ini berkhasiat untuk mengetahui asset apa saja atau sumber daya apa saja yang dimiliki oleh institusi. Dengan ini juga eksekutif akan bisa membayangkan dan merencanakan bagaimana asset-asset tersebut bisa digunakan dengan efektif
f.       Capital budgeting – To decide long term requirements of the funds. Digunakan untuk memutuskan kebutuhan-kebutuhan dana jangka panjang.

E.  Hubungan Manajemen Finansial dengan Keefektifan Sekolah
Untuk menyatakan apakah suatu sekolah atau institusi pendidikan tersebut menjalankan institusinya dengan efektif atau tidak bukanlah hal yang mudah. Keefektifan bukan lah satu lah, bentuk keefektifan bisa diturunkan dan berasal serta dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Tiga faktor untuk memilih keefektifak sekolah adalah  inputs (sumber daya insan dan finansial), transformational (proses internal dan struktur institusi), dan outcome (hasil). Dari ketiga hal tersebut bisa dilihat bahwa salah satu hal yang bisa menjadi salah satu indikator keefektifan sekolah yakni dari segi finansial sebagai input, dan bagaimana hal tersebut diperoses atau dikerjakan dan diatur didalamnya dalam sisi transformasional.

Keefektifan sekolah bisa dilihat dari adanya asupan finansial atau dan yang mumpuni untuk bisa berbagi sekolah atau institusi tersebut, hal ini penting lantaran tidak bisa dipungkiri dalam pengembangan pendidikan sarana dan prasarana yang menunjang akan menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan pembelajaran, dan sarana dan prasarana tersebut hanya akan bisa didapatkan melalui pengadaan dana. Namun perlu diperhatikan bahwa pengadaan dana saja tidak cukup, sumber daya yang ada tidak akan bisa diolah dengan baik kalau pengaturan atau manajemennya tidak baik, begitu pula hal nya dengan dana. Sehingga, dalam proses transformasinya dibutuhkan administrasi finansial yang baik didalamnya. Manajemen finansial menjadi salah satu kepingan dari proses transformational menuju sekolah yang efektif.

Manajemen finansial yang efektif akan memperlihatkan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan institusi, misalnya dengan adanya dana yang diberikan oleh pemerintahan ditambah dengan administrasi finansial yang baik maka semua dana akan bisa digunakan dan dioptimalkan dengan sebaik-baiknya, baik untuk perbaikan sarana prasarana, media, atau untuk memperlihatkan tenaga pendidik yang lebih professional. Hal ini akan secara eksklusif kuat pada outcome atau hasil yang bisa dilihat dalam hal ini berupa lulusan.

Manajemen finansial yang baik juga akan memastikan sekolah atau suatu institusi akan bisa bertahan dengan dana yang diberikan berapapun itu dan tetap bisa mengoptimalkan dan menggunakannya seefektif dan efisien mungkin tanpa menjadikan kerugian baik bagi pihak institusi ataupun bagi pihak pelanggan (siswa dan orang renta siswa)

F.   Dasar Konseptual Cost-Benefit Analysis
Dalam pendidikan, pembiayaan (anggaran) pendidikan sangat penting dan dibutuhkan lantaran memperlihatkan fasilitas dalam pengelolaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat serta orang renta peserta didik perlu penilaian dan perhitungan guna mengefisienkan pengelolaannya sehingga keuntungan dari pendidikan tersebut sanggup maksimal. Mengevaluasi sumber pembiayaan pendidikan dilakukan dengan cara analisis cost dan benefit (biaya dan manfaat). Analisis cost dan benefit ini digunakan untuk menganalisis investasi pendidikan, hal ini dimaksudkan memperlihatkan isu dan keputusan terhadap aneka macam pilihan alokasi sumber biaya pendidikan yang terbatas tetapi diharapkan memperlihatkan keuntungan maksimal, keuntungan ini sanggup berupa keuntungan nilai ekonomi (financial), keterampilan, pengalaman, kesempatan kerja serta keuntungan dalam sosial masyarakat.

Lembaga pendidikan yakni semua unsur yang menyelenggarakan adanya pendidikan; orang tua, penyelenggara forum termasuk guru, dan peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan, orang renta berperan dalam hal investasi financial dan non financial. Investasi financial diwujudkan dalam bentuk iuran orang renta murid dalam aneka macam macam bentuk. Investasi financial diwujudkan antara lain dalam pendidikan dan pekerjaan. Lembaga dalam kemampuannya menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari daya tampung sekolah/universitasnya dan dari kemampuan mengantarkan alumni mendapat tingkat honor atau upah tertentu. Akhirnya tugas peserta didik dalam ikut menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari seberapa besar peserta didik dan orang tuanya harus menanggung pembebanan forum yang pada gilirannya dipergunakan untuk aneka macam macam pos pembiayaan forum tersebut.

Biaya dalam pendidikan mencakup dua klasifikasi, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya eksklusif terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksananaan pengajaran dan kegiatan mencar ilmu siswa berupa pembelian alat-alat pengajaran, sarana, belajar, biaya transportasi, honor guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak eksklusif berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.

Anggaran pendidikan ini (disekolah) terbagi atas anggaran penerimaan (biaya masuk) dan anggaran pengeluaran (biaya keluar). Anggaran penerimaan atau biaya masuk yakni bentuk pendapatan yang masuk ke satuan pendidikan secara teratur diperoleh dari aneka macam sumber penerimaan baik melalui orang renta siswa, donator dari komponen masyarakat maupun pemerintah sebagai penyalur utama.





a.      Metoda CBA Cost Benefits Analisis
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-langkah  yang harus diambil yakni :
1)      Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
2)      Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
3)      Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.

Metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu:
1)   Metode Net Benefits
Metode ini menghitung selisih antara nilai kini inventasi dengan nilai kini penerimaan-penerimaan kas higienis di massa yang akan datang. Untuk menghitung nilai kini tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. NB merupakan net benefit yang telah didiskon dengan memakai social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.
2)      Metode  Internal Rate of Return (IRR)
Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai kini suatu proyek sama dengan nol. Rumus yang digunakan yakni : Proyek yang mempunyai nilai IRR yang tinggi yang mendapat prioritas. Walaupun demikian pertimbangan untuk melaksanakan proyek tidak cukup hanya dengan IRR-nya saja, tetapi secara umum tingkat pengembaliannya (rate of return) harus lebih besar dari biaya oportunitas penggunaan dana. Makara suatu proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian (IRR) dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskonto disebut juga sebagai external rate of return, merupakan biaya proteksi modal yang harus diperhitungkan dengan tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semua proyek yang mempunyai IRR > i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang hargaIRR < i.
3)      Metode perbandingan manfaat biaya (BCR = benefit-cost ratio).
Dengan kriteria ini maka proyek yang dilaksanakan yakni proyek yang mempunyai angka perbandingan lebih besar dari satu. Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan memperlihatkan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0. Metode BCR mempunyai kelemahan dalam hal membandingkan dua buah proyek lantaran tidak ada pedoman yang terperinci mengenai hal yang masuk sebagai perhitungan biayaatau manfaat. Manfaat selalu sanggup dianggap sebagai biaya yang negatif dan sebaliknya. Oleh lantaran itu BCR sanggup selalu dibentuk lebih tinggi dengan memasukkan biaya sebagai manfaat negatif. Oleh lantaran itu BCR sanggup dimanipulasi oleh orang yang mengevaluasi biar nilai BCR lebih tinggi dari yang sebenarnya.

b.      Tahapan Menghitung CBA
1)      Identifikasi unsur benefit dan cost.
2)      Beri nilai setiap unsur benefit dan cost sesuai dengan besarnya nilai nominal.
3)      Hitung nilai kini (present value) dari benefit dan cost.
4)      Hitung ratio benefitcost nya. 
5)      Bandingkan ratio B/C dari masing-masing program.
6)      Pilih ratio yang terbesar ratio B/C nyaà paling menguntungkan.

CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan tiba menurut nilai kini dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh biaya dan manfaat  yang cenderung terakumulasi.  Dalam realitas deskriptif, tingkat preferensi waktu dan taksiran biaya modal sangat bervariasi akhir ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan  publik (sebagai konsumen) lebih menyukai kondisi. Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi di sektor publik mempunyai ciri ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat yang dihasilkan dari jadwal publik. Analisis biaya manfaat secara tradisional  merepresentasikan rasionalitas ekonomi lantaran kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global.

c.       Contoh Penggunaan CBA dalam pengambilan keputusan
Seorang direktur penjualan sedang memutuskan apakah akan menambah komputer atau tidak (perusahaannya hanya mempunyai beberapa komputer dan pekerjanya tidak paham dengan komputer). Direktur tsb sadar bhw  penambahan komputer akan sanggup meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelangan dan meningkatkan jumlah pelanggan serta akan sanggup mengurangi jumlah pekerja. Selama ini keuntungan perusahaan ia yakni Rp 5 juta/bln.
Analisa derektur penjualan tsb adalah:
Biaya (dlm 1 bulan)
Keuntungan (dlm 1 tahun)
Peralatan komputer yg

Pengurangan jumlah pekerja
Rp 10
baru:
Rp 50
(estimasi)
juta
·   10 jaringan computer
Juta


·   3 printer
Rp 5 juta


·   Koneksi dengan
Rp 5 juta


Internet



Biaya Training:
·  Biaya pelatihan utk 8 orang


Rp 5 juta
Peningkatan efisiensi perjuangan (estimasi)
Rp 20
juta
Biaya-Biaya Lain:

Peningkatan pelanggan
Rp 35
·   Waktu yg hilang
Rp 5 juta
(estimasi)
juta
Peningkatan pelayanan (estimasi)
Rp 35
juta
selama masa training

(estimasi)

Total
Rp 70
Juta
Total
Rp 100
juta
Waktu Pelunasan: Rp 70 juta/Rp 100 juta= 0.7 dlm setahun= sekitar 9 bln.

Pada bulan ke 10 dst perusahaan tsb akan mendapat keuntungan Rp 100 juta/12 bulan=8 juta.

3.    KESIMPULAN
Manajemen finansial yakni salah satu kepingan inti dari administrasi suatu institusi, administrasi secara eksklusif menjadi salah satu sumber kehidupan bagi institusi atau organisasi yang berkaitan. Perkembangan suatu organisasi atau institusi akan bergantung pada keberadaan finansialnya. Contohnya, dalam dunia pendidikan, institusi pendidikan dituntut untuk memperlihatkan pelayanan sebaik mungkin, dari mulai pengadaan sarana prasarana dan staff pengajar serta tenaga kependidikan, hal-hal tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk dicapai. Oleh lantaran itulah institusi pendidikan atau organisasi lainnya akan mempunyai kesempatan untuk bertahan dan berkembang lebih baik dengan adanya manjemen finansial yang efektif.
Manajemen finansial pendidikan setidaknya terdiri dari empat aspek atau empat kepingan besar yakni acquiring, allocating, distributing, dan control. Yang berarti bahwa dalam administrasi finansial mencakup kegiatan perencanaan untuk pengadaan dana, perencanaan jadwal dan alokasi dana atau pembuat anggaran, penggunaan dana menurut jumlah yang dialokasikan, serta kontrol dalam bentuk pelaporan dan pengawasan mengenai proses distribusi dana.
Lebih jauh, administrasi finansial yang efektif dalam suatu institusi pendidikan akan secara eksklusif memperlihatkan image dan kesan yang baik, lantaran penelitian telah menyatakan bahwa pengaturan atau administrasi finansial yang baik yakni salah satu indikator dari administrasi institusi atau sekolah yang baik dan efektif. Dengan adanya administrasi finansial yang efektif maka secara tidak eksklusif sekolah telah mengambarkan akuntabilitasnya.

4.    DAFTAR PUSTAKA
Hoy, K. Wayne., & Miskel, G., Cecil, Educational Administration:Theory, Research, and Practice.2008. New York. McGraw Hill.

Noun. 2010. Budgeting And Financial Management In Education. Nigeria. National Open University Of Nigeria.

Saphiro, Fred. R. Coinage of the term information science. 1995. DOI: 10.1002/(SICI)1097-4571(199506)46:5<384::AID-ASI8>3.0.CO;2-3

The Concept of Financial Management in Institution of Higher.2010. [online]. retrieved from: Learningshodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/79522/10/10_chapter3



Sumber http://samplingkuliah.blogspot.com