Friday, May 5, 2017

√ Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Pada Lansia, Download Pdf Dan Doc

Untuk membantu teman-teman perawat yang sedang menjalani profesi ners dan kini lagi di stage keperawatan komunitas. Kali ini kami bagikan konsep asuhan keperawatan diabetes mellitus pada lansia lengkap. 

Dan juga untuk lebih mempermudah konsep askep dm pada lansia ini telah kami sediakan dalam format doc dan pdf. dan juga pathway dalam format doc yang memudahkan teman-teman sejawat dalam mengeditnya seuai dengan diagnosa keperawatan yang ditarik.

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin.

Klasifikasi diabetes mellitus yang utama ialah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

B. Etiologi

Beberapa andal beropini bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut dibutuhkan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang cukup umur non usia lanjut.

Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, acara fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan, disamping lantaran pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil  Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum sanggup dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.

Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) :
  • Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
  • Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akhir kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler.
  • Obesitas, banyak makan.
  • Aktivitas fisik yang kurang
  • Penggunaan obat yang bermacam-macam.
  • Keturunan
  • Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress

Patofisiologi

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang dipakai sebagai materi bakar. Insulin ialah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak sanggup masuk sel dengan akhir glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.

Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas.

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat

Pathway
Download Pathway DM pada Lansia Doc, DISINI

Gambaran Klinis

Keluhan umum pasien DM ibarat poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien ialah keluhan akhir komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akhir proses menua, sehingga citra klinisnya bervariasi dari masalah tanpa tanda-tanda hingga masalah dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul ialah adanya gangguan penglihatan lantaran katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akhir DM pada usia lanjut yang sering ditemukan ialah :
  • Katarak
  • Glaukoma
  • Retinopati
  • Gatal seluruh badan
  • Pruritus Vulvae
  • Infeksi basil kulit
  • Infeksi jamur di kulit
  • Dermatopati
  • Neuropati perifer
  • Neuropati viseral
  • Amiotropi
  • Ulkus Neurotropik
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit pembuluh darah perifer
  • Penyakit koroner
  • Penyakit pembuluh darah otak
  • Hipertensi
Osmotik diuresis akhir glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan sanggup muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, kesudahannya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau gres terjadi pada stadium lanjut.

Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut sanggup berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami abses akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif kini menjadi adikara dan timbul keadaan ketoasidosis dengan tanda-tanda khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, kekurangan cairan tubuh dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia ibarat rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.

Pada usia lanjut reaksi vegetatif sanggup menghilang. Sedangkan tanda-tanda kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

D. Komplikasi
  • Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati. 
  • Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL)
  • Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)


Penatalaksanaan

Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia sanggup dikendalikan dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% sanggup diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja.

Para andal beropini bahwa sebagian besar DM pada lansia ialah tipe II, dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan masalah perkasus, cara hidup pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta ada/tidaknya komplikasi DM.

Pedoman penatalaksanaan DM lansia ialah :
  • Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan menawarkan pendidikan kepada pasien dan keluarganya.
  • Menghilangkan gejala-gejala akhir hiperglikemia (quality of life) ibarat rasa haus, sering kencing, lemas, gatal-gatal.
  • Lebih bersifat konservatif, usahakan biar glukosa darah tidak terlalu tinggi (200-220 mg/dl) post prandial dan tidak hingga normal betul lantaran ancaman terjadinya hipoglikemia.
  • Mengendalikan glukosa darah dan berat tubuh sambil menghindari resiko hipoglikemia.

ASUHAN KEPERAWATAN DM PADA LANSIA

A. Pengkajian
  • Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit ibarat klien ?
  • Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa usang klien menderita DM, bagaimana penanganannya, menerima terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
  • Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
  • Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
  • Integritas Ego
Stress, ansietas
  • Eliminasi
Perubahan rujukan berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
  • Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
  • Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
  • Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
  • Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya abses / tidak)
  • Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

B. Masalah Keperawatan
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
  2. Gangguan integritas kulit
  3. Resiko terjadi injury

C. Intervensi

Diagnosa Keperawatan. 1. 

Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berafiliasi dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen.

Intervensi :
  • Timbang berat tubuh setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
  • Tentukan acara diet dan rujukan makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang sanggup dihabiskan pasien.
  • Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
  • Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jikalau pasien sudah sanggup mentoleransinya melalui oral.
  • Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
  • Observasi tanda-tanda hipoglikemia ibarat perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
  • Kolaborasi melaksanakan investigasi gula darah.
  • Kolaborasi pinjaman pengobatan insulin.
  • Kolaborasi dengan andal diet.
Diagnosa Keperawatan. 2. 

Gangguan integritas kulit berafiliasi dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).\

Intervensi
  • Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
  • Kaji tanda vital
  • Kaji adanya nyeri
  • Lakukan perawatan luka
  • Kolaborasi pinjaman insulin dan medikasi.
  • Kolaborasi pinjaman antibiotik sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan. 3. 

Resiko terjadi injury berafiliasi dengan  penurunan fungsi penglihatan
  • Hindarkan lantai yang licin.
  • Gunakan bed yang rendah.
  • Orientasikan klien dengan ruangan.
  • Bantu klien dalam melaksanakan acara sehari-hari

KESIMPULAN

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama ialah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

\Faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia ialah Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akhir kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, Obesitas, banyak makan, Aktivitas fisik yang kurang, Penggunaan obat yang bermacam-macam, Keturunan, Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress.

Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering muncul ialah keluhan akhir komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia ialah Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan menawarkan pendidikan kepada pasien dan keluarganya, Menghilangkan gejala-gejala akhir hiperglikemia,Lebih bersifat konservatif, Mengendalikan glukosa darah dan berat badan.


DAFTAR PUSTAKA
  • Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
  • Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
  • Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
  • Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri : Mosby,Inc, 2000.
  • Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
  • Ikram, Ainal,  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
  • Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta : EGC, 1998.
Untuk mend0wnl0ad asuhan keperawatan diabetes mellitus pada lansia pdf dan doc silahkan dibawah.
  • Asuhan keperawatan diabetes mellitus pada lansia pdf, (Ambil File)
  • Asuhan keperawatan diabetes mellitus pada lansia doc, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian asuhan keperawatan diabetes mellitus pada lansia yang bisa kami bagikan. Semoga bisa menjadi refferensi teman-teman perawat diamanapun berada. Terima Kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com