Wednesday, May 3, 2017

√ Tata Nama Senyawa Organik

Tata Nama Senyawa Organik – Tata Nama Senyawa mempunyai kegunaan untuk mendeskripsikan suatu senyawa menurut gugus fungsi dan rantainya.


Penentuan tata nama bertujuan untuk menghindari adanya ambiguitas dalam senyawa, khususnya senyawa organik, dimana kita tahu bahwa senyawa organik mempunyai banyak turunan dari setiap macam gugus fungsinya.


Pada umumnya, penamaan senyawa organik ditentukan pertama kali dengan melihat gugus fungi yang menjadi prioritas utama. Selanjutnya melihat rantai dan cabang dari senyawa tersebut.


Artikel terkait: Tata nama senyawa anorganik


Penamaan senyawa organik memakai awalan, sisipan, maupun akhiran, contohnya 1,2-dimetilpentana. Berikut ini akan dijelaskan tata nama senyawa organik menurut gugus fungsi masing-masing.


Tatanama Senyawa Alkana, Alkena, dan Alkuna


Senyawa alkana, alkena, dan alkuna dibedakan menurut jenis ikatan rangkap pada unsur karbon yang satu dengan unsur karbon yang lainnya. Senyawa alkana tidak mempunyai ikatan rangkap, senyawa alkena mempunyai ikatan rangkap 2 dan bukan ikatan rangkap, sedangkan alkuna mempunyai ikatan rangkap tiga dan bukan ikatan rangkap.


Artikel terkait: Hukum-hukum dasar ilmu kimia


Penamaan senyawa alkana dilakukan dengan cara melihat rantai utama senyawa dan memberi nomor pada setiap atom C. Pemberian nomor menurut gugus fungsi, letak ikatan rangkap, dan letak rantai cabang terdekat.


 Tata Nama Senyawa mempunyai kegunaan untuk mendeskripsikan suatu senyawa menurut gugus fungsi da √ Tata Nama Senyawa Organik


Untuk rantai cabang, akhiran –ana diganti dengan –il, contohnya untuk rantai –CH3 maka ditulis metil. Penambahan awalan di- dan tri- diberikan jikalau rantai cabang berjumlah dua dan tiga secara berturut-turut dan sama susunan atomnya. Untuk senyawa alkena, akhiran –ana hanya perlu diganti dengan –ena. Begitu juga dengan senyawa alkuna.


Untuk senyawa alkana siklik, penamaan memakai awalan “siklo-“, contohnya untuk senyawa C6H12 maka namanya menjadi sikloheksana.


 Tata Nama Senyawa mempunyai kegunaan untuk mendeskripsikan suatu senyawa menurut gugus fungsi da √ Tata Nama Senyawa Organik


Tatanama Senyawa Alkohol


Senyawa alkohol atau R-OH, dimana –OH yakni gugus fungsinya, mempunyai akhiran berupa “-ol”. Penamaan IUPAC alkohol memakai angka untuk mendeskripsikan letak atau posisi gugus –OH di dalam senyawa, contohnya CH3CH2CH2CH2OH menjadi 1-butanol.


Adapun penggunaan –diol, –triol, dst mendeskripsikan jumlah gugus –OH. Namun perlu diperhatikan letak –OH dalam satu atom C alasannya yakni hal ini mengindikasikan gugus fungsi asam karboksilat yaitu –COOH.


 Tata Nama Senyawa mempunyai kegunaan untuk mendeskripsikan suatu senyawa menurut gugus fungsi da √ Tata Nama Senyawa Organik


Tatanama Senyawa Aldehida


Untuk senyawa Aldehida atau R-CHO, penamaan senyawa memakai akhiran “–al”.Contoh senyawa HCHO ditulis menjadi metanal atau formaldehida.


Tatanama Senyawa Ester


Ester atau dikenal dengan rumus R-COO-R’, dimana R dan C dari gugus fungsi yakni rantai utama sedangkan R’ yakni rantai cabang yang ditulis pertama kali dalam tata nama senyawanya. Rantai utama ditulis dengan akhiran –oat. Sebagai rujukan CH3CH(CH3)OOCH2CH2CH3 maka ditulis 2-propil propanoat.


 Tata Nama Senyawa mempunyai kegunaan untuk mendeskripsikan suatu senyawa menurut gugus fungsi da √ Tata Nama Senyawa Organik


Tatanama Senyawa Keton


Tatanama senyawa keton atau R-CO-R didasarkan pada letak gugus –CO- pada rantai senyawa alkohol. Misalnya CH3CH2COCH2CH3, maka penamaannya ditulis sebagai 3-Pentanon.


Tatanama Senyawa Asam Karboksilat


Senyawa organik asam karboksilat mempunyai gugus fungsi yang paling panjang yaitu –COOH. Tata nama senyawa asam karboksilat memakai awalan “asam” dengan akhiran –oat. Misalnya asam butanoat, asam pentanoat, dan sebagainya.


Tatanama Senyawa Eter


Senyawa eter mempunyai rumus R-O-R dimana –O—mengikat dua atom C. penentuan tatanama dimulai dari melihat rantai R yang lebih panjang. Rantai R yang lebih panjang disebut dengan rantai utama, maka penamaannya berada di final dengan memakai akhiran –ana. Sedangkan rantai R yang lebih pendek memakai akhiran –oksi. Contoh untuk senyawa CH3CH2OCH3 maka ditulis metoksietana.


Daftar Pustaka:

Bibliography of IUPAC Recommendations on Organic Nomenclature.



Sumber https://www.siswapedia.com