Efek Rumah Kaca - Hai apa kabar kalian teman geologinesia, agar kalian dalam keadaan baik-baik saja. Apakah kalian tahu indonesia ketika ini sedang memasuki demam isu pancaroba?. Musim pancaroba ditandai dengan frekuensi topan yang tinggi, hujan yang sangat deras, serta angin yang bertiup kencang. Pernahkah kalian juga mencicipi gerah dan panas walaupun dalam kondisi demam isu hujan, apakah kalian tahu apa penyebabnya?. Ya, itu semua lantaran dampak negarif imbas rumah kaca. Dan kebetulan kali ini kita akan membahas perihal imbas rumah kaca.
Efek rumah beling ditemukan pertama kali oleh Josep Fourier pada tahun 1824. Efek rumah beling yakni proses pemanasan permukaan suatu benda langit, planet atupun satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Planet yang mempunyai imbas rumah beling alami antara lain yakni planet mars, planet venus dan planet bumi. Kaprikornus perlu dicatat bahwa imbas rumah beling intinya terjadi secara alami.
Perubahan suhu yang stabil pada proses terjadinya siang dan malam merupakan dampak positif dari imbas rumah beling alami yang terjadi di bumi. Namun, di bumi lantaran acara insan yang menjadikan konsentrasi gas karbondioksida dan gas lainnya meningkat maka dampak imbas rumah beling yang tadinya positif akan bermetamorfosis dampak yang mengerikan.
Energi matahari yang masuk ke bumi intinya telah terbagi-bagi, diantaranya 25% dipantulkan oleh alam dan atmosfer, 25% diserap oleh alam, 45% diserap ke permukaan bumi, dan yang terakhir 5% nya energi dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Namun kenyataannya energi matahari yang dipantulkan ke angkasa oleh permukaan bumi dan awan, tertahan oleh gas CO2 dan gas lainnya. Nah, kita sanggup umpamakan ketika kalian tertidur di malam hari kalian akan memakai selimut bukan?, selimut itu sanggup diumpakan sebagai dengan gas-gas yang ada di udara, badan kalian sanggup diumpamakan sebagai bumi.
Saat kalian tertidur badan kalian tentu saja akan mengeluarkan panas. Suhu panas tadi akan tertahan dan tidak sanggup keluar. Nah begitu juga dengan bumi, terdapat lapisan gas yang menutupi atmosfer sehingga udara panas akan tertahan.
Mungkin ketika kalian memakai satu selimut kalian akan mencicipi kenyamanan, tapi apabila selimut yang kalian gunakan berlebihan maka kalian tentu saja tidak akan merasa nyaman lantaran kepanasan. Itulah kenyataan yang terjadi pada bumi kita ketika ini.
Dampak negatif dari imbas rumah beling antara lain yaitu terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang ekstrim menjadikan terjadinya kemarau yang berkepanjangan, sehingga hewan-hewan akan sulit mencari air minum dan tumbuh-tumbuhan akan kering. Keringnya flora sanggup menjadikan kebakaran hutan.
Disamping itu, suhu bumi yang terus meningkat akan menjadikan pencairan es di kutub. Es-es yang mencair ini nantinya akan menjadikan semakin tingginya permukaan air laut, sehingga pulau-pulau kecil akan tenggelam.
Upaya untuk menanggulangi imbas rumah beling ini antara lain sanggup dilakukan dengan cara:
- Pengurangan penggunaan transportasi yang menghasilkan gas-gas buangan
- Pengurangan penggunaan alat rumah tangga yang mengandung aerosol dan CFC
- Melakukan reboisasi atau penananaman hutan kembali.
Bagaimana teman geologinesia, sudah paham mengenai pengertian imbas rumaha beling ?!. Nah, mulai kini ayo gotong royong kita selamatkan bumi dari dampak negatif imbas rumah kaca. Sumber http://www.geologinesia.com