Friday, September 29, 2017

√ Asuhan Keperawatan (Askep) Sinusitis

Untuk mend0wnl0ad askep sinusitis lengkap dalam Ms.Word Klik disini

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP SINUSITIS


DEFINISI :

Sinusitis merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh basil atau virus.


ETIOLOGI

a.Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
  • Rinitis Akut (influenza) 
  • Polip, septum deviasi 

b.Dentogen Penjalaran infeksidari gigi geraham atas Kuman penyebab :
  • Streptococcus pneumoniae 
  • Hamophilus influenza 
  • Steptococcus viridans 
  • Staphylococcus aureus 
  • Branchamella catarhatis

PATOFISILOLOGI


GEJALA KLINIS :

a.Febris, filek kental, berbau, sanggup bercampur darah

b.Nyeri : -Pipi : biasanya unilateral
  • Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
  • Gigi (geraham atas) homolateral. 
c.Hidung :
  • buntu homolateral 
  • Suara bindeng.

CARA PEMERIKSAAN

a.Rinoskopi anterior :
  • Mukosa merah 
  • Mukosa bengkak 
  • Mukopus di meatus medius. 
b.Rinoskopi postorior
  • mukopus nasofaring. 
c.Nyeri tekan pipi yang sakit.

d.Transiluminasi : kesuraman pada sisi yang sakit.

e.X Foto sinus paranasalis
  • Kesuraman 
  • Gambaran “airfluidlevel” 
  • Penebalan mukosa

PENATALAKSANAAN :

a.Drainage
  • Medical : 
* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg -Surgikal : irigasi sinus maksilaris.

b.antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu : 
  • ampisilin 4 X 500 mg -amoksilin 3 x 500 mg
  • Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet -Diksisiklin 100 mg/hari. 
c.Simtomatik - parasetamol., metampiron 3 x 500 mg. d.Untuk kromis yaitu : 
  • Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
  • Irigasi 1 x setiap ahad ( 10-20) 
  • Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)


ASUHAN KEPERAWATAN SINUSITIS


TINJAUAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN :

Biodata : Nama ,umur, sec, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,

Riwayat Penyakit kini :

Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.

Riwayat penyakit dahulu :

  • Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma 
  • Pernah memiliki riwayat penyakit THT 
  • Pernah menedrita sakit gigi geraham
Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang kemudian yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

Riwayat spikososial

  • Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0 
  • Interpersonal : kekerabatan dengan orang lain. 
Pola fungsi kesehatan

a.Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat

  • Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan imbas samping 
b.Pola nutrisi dan metabolisme :

  • biasanya nafsumakan klien berkurang lantaran terjadi gangguan pada hidung 
c.Pola istirahat dan tidur

  • selama inditasi klien merasa tidak sanggup istirahat lantaran klien sering pilek 
d.Pola Persepsi dan konsep diri

  • klien sering pilek terus menerus dan berbau menjadikan konsepdiri menurun 
e.Pola sensorik

  • daya penciuman klien terganggu lantaran hidung buntu akhir pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
Pemeriksaan fisik
  • status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran. 
  • Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).

Data subyektif :

1.Observasi nares :

  • Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
  • Riwayat pembedahan hidung atau trauma 
  • Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya. 
2.Sekret hidung :
  • warna, jumlah, konsistensi secret 
  • Epistaksis 
  • Ada tidaknya krusta/nyeri hidung. 
3.Riwayat Sinusitis : 
  • Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
  • Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca. 
4.Gangguan umum lainnya : kelemahan


Data Obyektif

1.Demam, drainage ada : Serous, Mukppurulen, Purulen

2.Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang sampai Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus

3.Kemerahan dan Odema membran mukosa

4. Pemeriksaan penunjang
  • Kultur organisme hidung dan tenggorokan.
  • Pemeriksaan rongent sinus. 

 DIAGNOSA KEPERAWATAN
  • Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus bekerjasama dengan peradangan pada hidung 
  • Cemas bekerjasama dengan Kurangnya Pengetahuan klien wacana penyakit dan mekanisme tindakan medis(irigasi sinus/operasi) 
  • Ketidakefektifan jalan nafas bekerjasama dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental.
  • Gangguan istirahat tidur bekerjasama dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung 
  • Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus 6.Gangguan konsep diri bekerjasama dengan anyir pernafasan dan pilek

PERENCANAAN

Diagnosa 1

Gangguan rasa nyaman nyeri bekerjasama dengan peradangan pada hidung

Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang

Kriteria hasil :
  • Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang 
  • Klien tidak menyeringai kesakitan

Intervensi
  • Kaji tingkat nyeri klien 
  • Jelaskan lantaran dan akhir nyeri pada klien serta keluarganya 
  • Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi 
  • Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien 
  • Kolaborasi dngan tim medis : 
  1. Terapi konservatif :obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung -Drainase sinus 
  2. Pembedahan : Irigasi Antral : Untuk sinusitis maksilaris
  3. Operasi Cadwell Luc.

Rasionalisasi
  • Mengetahui tingkat nyeri klien dalam memilih tindakan selanjutnya
  • Dengan lantaran dan akhir nyeri dibutuhkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri 
  • Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga sanggup mempraktekkannya bila mengalami nyeri 
  • Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien. 
  • Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

Diagnosa 2

Cemas bekerjasama dengan kurangnya pengetahuan klien wacana penyakit dan mekanisme tindakan medis (irigasi/operasi)

Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang

Kriteria hasil :
  • Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan contoh kopingnya 
  • Klien mengetahui dan mengerti wacana penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

Intervensi
  • Kaji tingkat kecemasan klien 
  • Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :Temani klien, Perlihatkan rasa empati( tiba dengan menyentuh klien ) 
  • Berikan klarifikasi pada klien wacana penyakit yang dideritanya perlahan, hening seta gunakan kalimat yang jelas, singkat gampang dimengerti.
  • Singkirkan stimulasi yang berlebihan contohnya :Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang, Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan 
  • Observasi gejala vital. 
  • Bila perlu , kerja sama dengan tim medis

Rasional
  • Menentukan tindakan selanjutnya 
  • Memudahkan penerimaan klien terhadap isu yang diberikan 
  • Meingkatkan pemahaman klien wacana penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif 
  • Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.
  • Mengetahui perkembangan klien secara dini. 
  • Obat sanggup menurunkan tingkat kecemasan klien

Diagnosa 3

Jalan nafas tidak efektif bekerjasama dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus

Tujuan : Jalan nafas efektif sesudah secret (seous,purulen) dikeluarkan

Kriteria hasil :Klien tidak bernafas lagi melalui mulut, Jalan nafas kembali normal terutama hidung


Intervensi
  • kaji penumpukan secret yang ada 
  • Observasi gejala vital. 
  • Koaborasi dengan tim medis untuk pencucian sekret

Rasional
  • Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
  • Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi 
  • Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah

Diagnosa 4

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien sanggup terpenuhi

Kriteria hasil :Klien menghabiskan porsi makannya, Berat tubuh tetap (seperti sebelum sakit ) atau bertambah


Intervensi
  • kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
  • Jelaskan pentingnya masakan bagi proses penyembuhan 
  • Catat intake dan output masakan klien. 
  • Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering
  • Sajikan masakan secara menarik

Rasional
  • Mengetahui kekurangan nutrisi kliem 
  • Dengan pengetahuan yang baik wacana nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisi 
  • Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien 
  • Dengan sedikit tapi sering mengurangi pengutamaan yang berlebihan pada lambung e.Mengkatkan selera makan klien

Diagnosa 4

Gangguan istirahat dan tidur bekerjasama dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan 

Tujuan : klien sanggup istirahat dan tidur dengan nyaman

Kriteria hasil : Klien tidur 6-8 jam sehari


Intervensi
  • kaji kebutuhan tidur klien. 
  • ciptakan suasana yang nyaman. 
  • Anjurkan klien bernafas lewat mulut 
  • Kolaborasi dengan tim medis pertolongan obat

Rasional
  • Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur 
  • Agar klien sanggup tidur dengan tenang
  • Pernafasan tidak terganggu. 
  • Pernafasan sanggup efektif kembali lewat hidung

DAFTAR PUSTAKA


  • Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000 
  • Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya 
  • Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com