Saturday, September 23, 2017

√ Laporan Pendahuluan Acute Nonlymphoid (Myelogenous) Leukimia (Anll Atau Aml)

Salam teman sejawat sekalian. bagi seorang perawat pastinya tidak abnormal lagi dengan yang nama nya laporan pendahuluan, sebab sebagai seorang perawat khususnya yang sedang mengenyam pendidikan di akademik pastilah sering bergelut dengan yang namanya laporan pendahuluan, terutama pada ketika mulai praktikum dirumah sakit dan juga bagi yang sedang menjalani agenda profesi ners. 

bermaksud membantu teman sejawat yang sedang membutuhkan laporan pendahuluan sebagai kiprah pada ketika praktik di rumah sakit. kali ini admin coba membagikan laporan pendahuluan Acute Nonlymphoid (Myelogenous) Leukimia (ANLL atau AML).

Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan Acute Nonlymphoid (Myelogenous) Leukimia (ANLL atau AML) dalam bentuk Ms.Word silahkan Klik disini



Definisi

Acute Nonlymphoid (myelogenous) Leukemia (ANLL atau AML) adalah salah satu jenis leukemia; dimana terjadi proliferasi neoplastik dari sel mieloid (ditemukannnya sel mieloid : granulosit, monosit imatur yang berlebihan). AML mencakup leukemia mieloblastik akut, leukemia monoblastik akut, leukemia mielositik akut, leukemia monomieloblastik, dan leukemia granulositik akut


Penyebab

Seperti halnya leukemia jenis ALL (Acute Lymphoid Leukemia), etiologi AML hingga ketika ini masih belum diketahui secara pasti, diduga sebab virus (virus onkogenik). Faktor lain yang turut berperan yakni :

  • Faktor endogen 
Faktor konstitusi menyerupai kelainan kromosom (resiko terkena AML meningkat pada anak yang terkena Down Sindrom), herediter (kadang-kadang dijumpai perkara leukemia pada abang beradik atau kembar satu telur).


  • Faktor eksogen 
Seperti sinar X, sinar radioaktif, hormon, materi kimia (Benzol, Arsen, preparat Sulfat), abses (virus, bakteri).


Tanda dan Gejala
  • Hipertrofi ginggiva 
  • Kloroma spinal (lesi massa) 
  • Lesi nekrotik atau ulserosa perirekal 
  • Hepatomegali dan splenomegali (pada kurang lebih 50% anak) 
  • Manifestasi klinik menyerupai ALL , yaitu 
  1. Bukti anemia, perdarahan, dan abses : demam, letih, pucat, anoreksia, petekia dan perdarahan, nyeri sendi dan tulang, nyeri abdomen yang tidak jelas, berat tubuh menurun, pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial (hati , limpa, dan limfonodus) 
  2. Peningkatan tekanan intrakranial sebab infiltrasi meninges : nyeri dan kaku kuduk, sakit kepala, iritabilitas, letargi, muntah, edema papil, koma. 
  3. Gejala-gejala sistem saraf sentra yang berafiliasi dengan cuilan sistem yang terkena; kelemahan ekstremitas bawah, kesulitan berkemih, kesulitan belajar, khususnya matematika dan hafalan (efek samping lanjut dari terapi).

Patofisiologi dan Pathways

Pathway ANLL


Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat. Normalnya, produksi sel darah tertentu dari prekusor sel stem diatur sesuai kebutuhan tubuh. Apabila prosedur yang mengatur produksi sel tersebut terganggu, sel akan membelah diri hingga ke tingkat sel yang membahayakan (proliferasi neoplastik). Proliferasi neoplastik sanggup terjadi sebab kerusakan sumsum tulang tanggapan radiasi, virus onkogenik, maupun herediter.


Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibuat hanya dalam sumsum tulang. Sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan dalam banyak sekali organ limfogen (kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil). Beberapa sel darah putih yang dibuat dalam sumsum tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam sumsum tulang hingga mereka diperlukan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan sumsum tulang, contohnya tanggapan radiasi atau materi kimia, maka akan terjadi proliferasi sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada perkara AML, dimulai dengan pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini neutrofil, monosit, atau lainnya) dalam sumsum tulang dan lalu menyebar ke seluruh tubuh sehingga sel-sel darah putih dibuat pada banyak organ ekstra medula.

Sedangkan secara imunologik, patogenesis leukemia sanggup diterangkan sebagai berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai struktur antigen tertentu), maka virus tersebut dengan gampang akan masuk ke dalam tubuh insan dan merusak prosedur proliferasi. Seandainya struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen insan tersebut, maka virus gampang masuk. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut akan ditolaknya. Struktur antigen ini terbentuk dari struktur antigen dari banyak sekali alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh atau HL-A (Human Leucocyte Locus A). Sistem HL-A diturunkan berdasarkan aturan genetik, sehingga etiologi leukemia sangat bersahabat kaitannya dengan faktor herediter.

Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah yang lain tertekan sebab terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi tulang di sekelilingnya yang mengakibatkan nyeri tulang dan cenderung gampang patah tulang. Proliferasi sel leukemia dalam organ menimbulkan tanda-tanda pelengkap : nyeri tanggapan pembesaran limpa atau hati, dilema kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah tanggapan leukemia meningeal


Komplikasi
  1. Gagal sumsum tulang 
  2. Infeksi 
  3. Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID/DIC) 
  4. Splenomegali 
  5. Hepatomegali

Pemeriksaan Diagnostik
  1. Hitung darah lengkap (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 ketika didiagnosis, mempunyai prognosis paling baik. Jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 yakni tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur. 
  2. Pungsi lumbal, untuk mengkaji keterlibatan SSP. 
  3. Foto thoraks, untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum 
  4. Aspirasi sumsum tulang, ditemuakannya 25% sel blast memperkuat diagnosis. 
  5. Pemindaian tulang atau survei kerangka, mengkaji keterlibatan tulang. 
  6. Pemindaian ginjal, hati, dan limpa, mengkaji infiltrat leukemik 
  7. Jumlah trombosit, mengatakan kapasitas pembekuan

Penatalaksanaan

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses remisi induksi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 hingga 6 minggu) anak mendapatkan banyak sekali agens kemoterapi untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2-3 ahad selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem syaraf sentra dan oragan vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun sesudah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang digunakan untuk leukemia bawah umur yakni prednison, vinkristin, asparaginase, metrotreksat, merkaptopurin, sitarabin, alopurinol, siklofosfamid, dan daunorubisin.


Pengkajian Keperawatan

  1. Kaji adanya manifestasi klinik AML (kelelahan, nyeri, pucat, anoreksi, perdarahan, penurunan berat badan, letargi, hipertropi ginggiva, ulserosa perirektal, dll) 
  2. Kaji reaksi anak terhadap kemoterapi : diare, anoreksia, mual, muntah, retensi cairan, hiperuremia, demam, stomatitis, ulkus mulut, alopesia, nyeri, dll
  3. Kaji adanya tanda dan tanda-tanda abses : peningkatan leukosit, demam, peningkatan LED 
  4. Kaji adanya tanda dan tanda-tanda hemoragi 
  5. Kaji adanya tanda dan tanda-tanda komplikasi : somnolens radiasi, tanda-tanda SSP, lisis sel. 
  6. Kaji koping anak dan keluarga.

Diagnosa Keperawatan

  1. Intoleransi aktivitas 
  2. Resiko tinggi infeksi 
  3. Kelebihan volume cairan 
  4. Kerusakan integritas jaringan 
  5. Resiko tinggi perubahan nutrisi 
  6. Resiko tinggi cedera 
  7. Gangguan gambaran diri 
  8. Ansietas 
  9. Resiko tinggi penurunan curah jantung 
  10. Resiko tinggi keletihan 
  11. Resiko tinggi perubahan pertumbuhan dan perkembangan 
  12. Resiko tinggi perubahan proses keluarga 
  13. Resiko tinggi penatalaksanaan aturan pengobatan yang tidak efektif

Intervensi Keperawatan
  • Pantau anak untuk mengetahui reaksi terhadap pengobatan 
  • Pantau adanya tanda dan tanda-tanda abses : 
  1. Waspadai bahwa demam yakni tanda yang terpenting dari infeksi 
  2. Obati semua anak seolah-olah mereka semua menderita neutropeni hingga diperoleh hasil test. Isolasi mereka dari pasien klinik lainnya, terutama bawah umur dengan penyakit infeksi, khususnya varisela. 
  3. Minta anak tersebut menggunakan masker bila bersama dengan orang lain dan bila menderita neutropeni berat ( leukosit kurang dari 1000/mm3). 
  4. Waspadai bahwa jikalau seorang anak menderita neutropeni, ia dihentikan menjalani kemoterapi. Anak tsb sanggup mendapatkan antibiotik Ivjika demam juga terjadi (lebih banyak pasien yang meninggal sebab abses daripada sebab penyakitnya). 
  • Pantau adanya tanda dan tanda-tanda hemoragi 
  1. Periksa adanya memar dan petekia pada kulit 
  2. Periksa danya mimisan dan gusi berdarah 
  3. Jika diberi suntikan, tekan bekas bacokan lebih usang dari biasanya (kira-kira 3-5 menit) untuk memastikan perdarahan telah berhenti. Perikas lagi untuk memastikan bahwa tidak ada perdarahan lagi. 
  • Pantau adanya tanda tanda-tanda komplikasi 
  1. Somnolens radiasi : dimulai 6 ahad sesudah mendapatkan radiasi kraniospinal, anak mengatakan keletihan berat dan anoreksia selama kira-kira 1-3 minggu. Orang bau tanah sering kali mersa khawatir perihal terjadinya kambuhan pada ketika ini dan perlu untuk diyakinkan. 
  2. Gejala SSP : sakit kepala, penglihatan kabur atau ganda, muntah. Gejala-gejala tersebut sanggup mengindikasikan keterlibatan SSP. 
  3. Gejala pernafasan : batuk, kongesti paru, dispnea. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan adanya pneumositis atau abses pernafasan lainnya. 
  4. Lisis sel : lisis sel yang cepat sesudah kemoterapi sanggup mempengaruhi kimia darah, menimbulkan peningkatan Kalsium dan Kalium. 
  • pantau adanya kekhawatiran dan ansietas perihal diagnosis kanker dan hubungannya dengan pengobatan; pantau respon emosional menyerupai marah, menyangkal, kesedihan 
  • Pantau adanya gangguan dalam fungsi keluarga 
  1. Dasar semua intervensi pada latar belakang budaya, agama pendidikan, dan sosial ekonomi keluarga 
  2. Libatkan saudara kandung sebanyak mungkin dalam perawatan sebab mereka sangat prihatin terhadap perubahan yang terjadi pada anak yang sakit dan fungsi keluarga 
  3. Pertimbangkan kemungkinan bahwa saudara kandung merasa bersalah dan disalahkan
  4. Tingkatkan keutuhan keluarga dengan memberi kebebasan jam kunjung selama 24 jam bagi semua anggota keluarga.

Hasil yang Diharapkan
  1. Anak mencapai remisi 
  2. Anak bebas dari komplikasi penyakit 
  3. Anak dan keluarga mempelajari perihal koping yang efektif untuk menghadapi hidup dan penatalaksanaan penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA 

  1. Whaley’s and Wong. Essential of Pediatric Nursing. Sixth Edition. USA : Mosby. 2000. 
  2. Betz, CL & Sowden, LA. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi. Jakarta : EGC. 2002. 
  3. Whaley’s and Wong. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Edisi 4. USA : Mosby. 2001. 
  4. Joyce Engel. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC. 1999 
  5. Brunner& Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Jakarta : EGC. 2002. 
  6. Guyton. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi III. Jakarta : EGC. 1995


Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com