Selain penyebab dari menunggu, kebosanaan bisa pula diakibatkan oleh hal-hal lain termasuk di dalam proses pembelajaran. Kebosanaan bisa memunculkan masalah-masalah lain menyerupai malas, tidak fokus, tidak ada ketertarikan dan masalah-masalah yang tidak guru harapkan. Untuk mengetahui beberapa penyebab kebosanan di ruangan kelas tentunya, saya mendapat beberapa gosip dari banyak sekali sumber mengenai problem kebosanan siswa dan mencoba menyebarkan kepada kita semua mengenai hal tersebut. Berikut ada 8 penyebab kebosanan di dalam kelas :
 |
| Kebosanan dalam Belajar Sumber Foto : http://ruangpsikologi.com/pendidikan/teori-flow-belajar-tidak-lagi-membosankan/ |
1. Duduk Terlalu Lama
Memang penting semoga kita bisa menciptakan siswa kita tetap berkonsentrasi dan hening dengan duduk selama proses mencar ilmu – entah itu di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Akan tetapi apabila mereka dibentuk hanya duduk saja selama pembelajaran dan terlalu usang akan membawa kita ke dalam masalah. |
| Duduk Terlalu Lama Sumber Foto : http://tinypic.com/view.php?pic=98sx2w&s=5#.VXpT5VL-nJB |
2. Berbicara Terlalu Banyak
Selama pembelajaran, siswa perlu "ruang untuk bernapas" (pengungkapkan dengan kata) semoga proses menjadi berjalan terarah. Sebagai guru perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan pemikiran dengan kata-kata dan gerakan, alasannya yaitu mereka memerlukan ini. Apabila hal ini diindahkan, maka mungkin sekali akan terjadi pemberontakan terpendam di dalam kelas kita yang bisa menimbulkan kelas kita akan terbalik keadaannya dari yang guru harapkan.Ketika guru lebih (terlalu) banyak berbicara sama halnya dengan guru tidak mempercayai apa yang akan dikatakan siswanya. Sebaiknya kita menjadi guru yang lebih banyak mendengarkan dan mengkomunikasikan segala hal dengan ringkas serta terperinci kepada para siswa kita semoga guru bisa menawarkan pola kepada mereka bagaimana cara memperhatikan sebaiknya.
3. Membuat Mudah, Akhirnya Menjadi Sulit
Banyak guru salah paham akan ketaatan. Para guru mengartikan bahwa mereka perlu menciptakan instruksi lebih rumit dan lebih meliputi yang hal tersebut menjadi alasan mengapa siswa tidak terlalu berkembang. Tugas kita sebagai guru yaitu melaksanakan sebaliknya yaitu membuatnya lebih efektif dengan menyederhanakan, memecahkan dan menghilangkan hal yang tidak penting semoga isi dan konteksnya lebih gampang bagi siswa untuk mereka pahami.4. Membuat Sesuatu Menarik, Malah Menjadi Tidak Menarik
Kebanyakan bahan pembelajaran kelas pada tingkat standar yang menarik, tetapi siswa kita belum atau tidak tahu itu. Bahkan, banyak yang berasumsi bahwa hal-hal tersebut membosankan. Ini mejadi kiprah kita untuk memperlihatkan kepada mereka sebaliknya dengan memberi mereka alasan untuk peduli ihwal apa yang kita ajarkan. Begitu banyak guru hanya berbicara pada siswa mereka, melupakan unsur yang paling penting yaitu "menjual"nya. |
| Mengantuk Saat Belajar Sumber Foto : http://ruangpsikologi.com/pendidikan/teori-flow-belajar-tidak-lagi-membosankan/ |
5. Berbicara Tingkah Laku Malah Membuatnya Terjadi
Para guru yang berjuang dengan penataan kelas cendrung berbicara banyak ihwal prilaku (tata karma, moral, aturan, dll). Mereka mengadakan pembelajaran kelas. Mereka membahasnya dan kembali ke topic pembahasan yang sama berulang-ulang kali sehingga banyak dari siswa merasa sedih. Menurut banyak sumber belajar, penataan kelas (classroom management) adalam mengenai tindakan. Yaitu ihwal melaksanakan sesuatu, tidak hanya berbicara saja (do more talk less) dan mengarahkan tindakan siswa itu. |
| Banyak Bicara, Sedikit Kerja Sumber Foto : aciknadzirah.blogspot.com/search?q=10-hal-yang-tidak-boleh-dilakukan-guru |
6. Mengarahkan Terlalu Banyak, Mengamati Terlalu Sedikit
Banyak dari kita sebagai guru secara terus menerus melaksanakan arahan, pembimbingan, pengajakan kepada siswa kita dari waktu ke waktu. Hal ini bisa menjadi pembelajaran efisien, namun bisa mengakibatkan peredam antusias (ketertarikan) siswa kita di sekolah. Kadang kala kita cukup dengan mengamati tanpa perlu mengarahkan mereka semoga kita bisa melihat ke arah mana ketertarikan mereka akan hal-hal konkret yang bisa kita gunakan sebagai pertimbangan untuk melaksanakan bimbingan dan pengarahan yang sempurna bagi mereka. Selain itu kita sebagai guru juga bisa mengamati sejauh mana rasa tanggung jawab mereka dalam sikap-sikp keseharian selama di sekolah tanpa ada bimbingan eksklusif kepada mereka.7. Memimpin Lambat, Ceroboh dan Tergelincir
Mengajar yang baik yaitu berusaha untuk tetap terarah dan efektif dalam setiap tindakan, gerak, waktu dan energy. Setiap pertemuan yang diadakan bertahap dan bersih dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya. Begitu satu tujuan terpenuhi, dilanjutkan ke tujuan berikutnya tanpa penundaan. Hal tersebut bergerak tajam dan dan sengaja (selalu disadari) semoga mendorong para siswa untuk tetap bertahan dan pikiran mereka ikut terlibat. Sehingga kebosanan tak sempat masuk ke dalamnya.8. Gagal Untuk Menyesuaikan
Terlepas dari apa yang kita coba untuk capai sampai pada hari ini atau betapa pentingnya hal tersebut. Ketika kita melihat wajah-wajah para siswa kita menjadi layu, kita perlu melaksanakan penyesuaian. Kadang-kadang para siswa kita memerlukan peregangan sejenak untuk fisik mereka dan bermain bersama teman-temannya. Di lain waktu kita bisa berpindah ke hal-hal yang berikutnya dengan lebih mudah. |
| Guru Killer Sumber Foto : aciknadzirah.blogspot.com/search?q=10-hal-yang-tidak-boleh-dilakukan-guru |
Semoga bermanfaat! Sumber http://menofschool.blogspot.com