Untuk lebih spesifik, apa itu transpirasi pada tumbuhan? Penggunaan kata ini untuk tumbuhan harus sempurna dan bukan tanpa dasar. Karena proses ini tidak langsung hanya pada tumbuhan. Ini juga terjadi pada jamur.
Kata transpirasi asalnya kata benda ‘transpire’ dari bahasa Latin trans, yang berarti melintasi atau melaluinya, dan spirare atau bernapas. Ini yaitu proses alami dimana air cair di dalam flora dikonversi menjadi gas dan, dalam keadaan ini, hilang melalui aneka macam organ ke udara tetapi terutama melalui daun. Sederhananya, itu yaitu penguapan air dari tanaman. Stephen Hales (1677-1761) menyebutnya sebagai berkeringat.
Pada tahun 1727, Hales menerbitkan Vegetable Staticks, karyanya yang paling penting yaitu ihwal fisiologi tanaman. Di sana beliau melaporkan bagaimana beliau mengukur air yang masuk melalui akar dan yang dikeluarkan oleh daun. Transpirasi yaitu subjek studi penting dalam fisiologi tumbuhan, studi ihwal proses fisik dan biokimia yang terjadi pada tanaman.
Secara khusus, transpirasi yaitu inklusi yang diharapkan dalam meninjau relasi tumbuhan-air. Pada gilirannya, penting untuk mengenal fungsi tumbuhan yang melibatkan partisipasi air alasannya yaitu air melaksanakan fungsi langsung dan tidak langsung dalam pertumbuhan tmbuhan dan dalam produksi tanaman.
Perubahan dari air cair ke gas (atau uap) juga merupakan perlekatan yang diharapkan untuk definisi transpirasi alasannya yaitu itu bukan satu-satunya cara dimana air hilang dari tanaman. Ini membedakannya dari gutasi, hilangnya air sebagai cairan, air cair yang sama yang memasuki tumbuhan melalui akarnya. Gutasi umumnya terlihat sebagai tetesan di margin (ujung vena) daun di pagi hari.
Gutasi hanya mewakili proporsi minimal dari kehilangan air total dari tanaman, tetapi menjadi signifikan dalam kondisi kelembaban relatif tinggi, udara dingin, dan tanah hangat pada waktu malam hari di mana air tanah tersedia. Kondisi ini mendukung absorpsi air tetapi tidak transpirasi. Tekanan akar “mendorong” air cair dalam jaringan xilem dan keluar dari daun melalui struktur khusus yang disebut hidathoda. Ini untuk membebaskan tumbuhan dari tekanan hidrostatik yang berlebihan dalam xilem alasannya yaitu tingkat absorpsi air yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehilangan air.
Tumbuhan yang luar biasa yaitu talas (Colocasia esculenta), batang bawah yang terkenal yang dimiliki oleh monokotil tetapi mempunyai daun lebar. Menurut Moore et al. (2003), satu daun tumbuhan flora ini bisa kehilangan lebih dari 300 ml air dalam satu malam oleh gutasi.
Meskipun flora hidup mungkin mengandung 70-90% atau lebih kadar air, air ini bukan air yang sama dari hari ke hari. Air di dalam flora terus dihapus dan diganti. Faktanya, jumlah penuh air di beberapa flora sanggup dipindahkan dan diganti dengan air gres dalam satu hari dalam kondisi yang mendukung transpirasi (Devlin 1975). Menurut Moore et al. (2003), laju kenaikan air dari akar ke daun bisa secepat 75 cm atau 0,75 m per menit.
Untuk menghitung durasi waktu untuk menaikkan volume air dari permukaan tanah ke pecahan atas pohon, kita cukup membagi ketinggian pohon dengan tingkat rata-rata naik air atau ketinggian / laju naik. Oleh alasannya yaitu itu, kalau kita menerapkan laju di atas (0,75 m / mnt) ke pohon dengan ketinggian 100 meter (hanya perkiraan bahwa pohon ini mempunyai laju kenaikan air), hanya dibutuhkan 133,3 menit atau sekitar 2 jam dan 13 menit (100 m ÷ 0,75 m / mnt = 133,3 mnt) biar air mencapai puncak.
Sekitar 90% atau lebih dari air yang masuk ke tumbuhan melalui akarnya biasanya dipindahkan dari permukaan daun. Hanya kurang dari 5% yang dipertahankan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan kurang dari 1% dipakai secara biokimia (Mader 1993; Hopkins 1999).
Lebih lanjut, proses transpirasi tidak terbatas pada tumbuhan yang utuh. Ini juga terjadi di pecahan yang terpisah. Ini berkontribusi besar pada pengeringan dan pengerutan buah-buahan dan sayuran tertentu di kios-kios pasar.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com