Friday, April 7, 2017

√ Banyak Dicibir Netijen, Apakah Vivo V9 Layak Beli?

Banyak Dicibir Netijen, Apakah Vivo V9 Layak Beli? – Netijen jaman now memang agak unik, khususnya para fanboy hape brand tertentu yang dikenal sangat getol nyinyirin brand-brand hape lainnya.


Tak terkecuali Vivo V9, sebuah produk terbaru dari Vivo yang kehadirannya cukup menciptakan heboh jagad socmed. Bukan hanya alasannya program launching nya disiarkan pribadi di hampir semua stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi juga alasannya spesifikasi dasar yang diusungnya menciptakan hape ini panen cibiran.


Pake prosesor begini harganya segitu? Ah mending ini, ah mending itu . . .


Seperti yang diketahui, Vivo V9 yang masuk ke pasar Indonesia mengusung prosesor Qualcomm Snapdragon 450 untuk mendukung performanya, dimana prosesor ini dipandang sebelah mata oleh netijen alasannya dianggap tidak sesuai dengan banderol harga yang dipatoknya yaitu di kisaran 4 juta rupiah.


Karena berdasarkan mereka, dengan harga segitu harusnya hape ini dipasangi prosesor yang lebih powerful. Hemm, ada benernya sih, tapi . . .



Apakah tolok ukur “hape bagus” itu selalu perihal prosesor yang dipakainya? Kurasa tidak.



Kalau kita pertahatikan, sebagian produk smartphone dari Vivo, termasuk Vivo V9 ini merupakan perangkat yang ditargetkan untuk para penggemar selfie, yang mana perangkat menyerupai itu memang bahwasanya tak membutuhkan kinerja prosesor yang WAH. Kecuali jika memang mereka mengandalkan performa untuk gaming untuk perangkatnya, tentu lain lagi ceritanya.


Kadang duka aja gitu dengan cibiran-cibiran menyerupai itu. Bukankah kita membeli sesuatu itu mesti sesuai dengan kebutuhan kita? Ya masa orang pengen beli hape buat selfie, disuruh beli hape yang speknya lebih ditujukan untuk main game? Yakan nggak nyambung kaka.


BTW, saya pernah mengalami sendiri bencana lucu soal fanboy merek anu yang seringkali meneriakkan “mending ini mending itu”.


Jadi kan ceritanya saya ambil hape “A” yang oleh vendor pembuatnya diposisikan untuk mempunyai keunggulan di sisi kamera. Dan kebetulan, hape “A” ini punya spesifikasi prosesor /chipset yang sama dengan hape “B”, yang mana hape “B” ini dibanderol dengan harga yang lebih murah sekitar 400 ribuan. Dan terperinci dong, fanboy nya teriak-teriak, “mending ini lebi mura”.


OKE, AKU BUKTIKAN YA KAKA


Kebetulan adikku sendiri saya sarankan untuk beli hape “B” alasannya kurasa cocok dengan kebutuhan dan budgetnya, sekaligus juga untuk mencoba membandingkan pribadi keduanya khususnya untuk performa kamera.


Ternyata yaa kesannya emang jauh banget bedanya, bagusan hape A, dan kemudian saya aplot lah hasil perbandingan fotonya di socmed. Tau apa komentar mereka?



“Yaiyalah, hape A kan harganya lebih mahal. Jelas kalah dong kameranya . . .”



Kemudian saya pengen ngakak :)) Selain itu, saya juga mencicipi perbedaan di sisi performa. Walaupun secara spesifikasi “kasar” keduanya nampak sama, dengan RAM dan kapasitas penyimpanan yang juga sama-sama besar, toh ternyata hape A terasa sedikit lebih lancar untuk performa keseluruhan, dan jauh lebih baik dikala digunakan untuk multitasking.


BACA JUGA : Apa Itu Multitasking?


Yep, ini realita! Dan saya pernah hampir menuliskan ulasan lengkapnya di blog ini. Namun saya mengurungkannya alasannya nanti takut para fanboy nya nggak besar lengan berkuasa menghadapi kenyataan. Tapi hasil fotonya juga pernah saya publish di blog ini kok.



Balik lagi ke soal Vivo V9



Jadi, apakah Vivo V9 itu layak untuk dibeli? Yaa itu tergantung gimana kebutuhanmu. Kalau memang kau butuh sesuatu atau fitur yang ditawarkan oleh perangkat tersebut, yaa silakan dibeli. Tapi jika memang kau ialah tipe pengguna yang memuja chipset dan skor AnTuTu, terperinci hape ini mungkin bukan untuk kamu.


Lagipula, bahwasanya chipset yang dipakainya itu nggak jelek-jelek amat kok. Untuk pemakaian normal, rasanya ia masih sangat bisa untuk berjalan dengan baik. Dan iya, kurasa untuk pemakaian normal, perbedaannya pun bakal tak terasa terlalu jauh.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com