Wednesday, May 10, 2017

10 Proses Pembentukan Mineral Yang Perlu Diketahui

Kita perlu tahu bila mineral ialah hasil selesai dari proses alam yang sangat kompleks. Setiap mineral mempunyai krakteristik, asosiasi dan lingkungan geologi berbeda – beda hingga kita sanggup mengetahui dari mana dan bagaimana terbentuknya mineral tersebut. Secara fase reaksi, proses pembentukan mineral atau kristalisasi dibagi menjadi:



  • Nucleation, yaitu pembentukan inti mineral di mana inti tersebut sanggup berubah ukuran menjadi besar di dalam proses pertumbuhan. Inti ini menjadi besar sebagai akhir dari kumpulan material pokok mineral yang saling terikat.

  • Pertumbuhan dan Pembesaran, proses ini sanggup terjadi bila berada pada kondisi yang menguntungkan. Pertumbuhan sendiri dimulai dari bertambahnya lapisan secara bertahap, secara perlahan pertumbuhan hingga mencapai kondisi yang stabil.


Di alam keberadaan mineral ada banyak sekali macam. Secara umum mineral terbagi menjadi dua yaitu mineral berjenis logam dan mineral non logam. Kedua jenis logam tersebut terbentuk akhir adanya proses mineralisasi yang berasal dari acara magmatis, mineral hemat lain, serta proses alterasi yaitu mineral yang berasal dari suatu mineral dan telah ada lantaran faktor tertentu. Proses pembentukan mineral baik secara alterasi maupun mineralisasi, tidak terlepas dari beberapa faktor. Dampak dari faktor tersebut berbeda untuk setiap mineral. Proses pembentukan mineral berdasarkan M. Bateman dibagi menjadi beberapa proses sehingga menghasilkan mineral tertentu. Proses pembentukan mineral tersebut antara lain:



  1. Proses magmatis


Sesuai namanya, proses pembentukan mineral ini terjadi di dapur magma primer sehingga mineral yang terbentuk akan bersifat ultra basa untuk kemudian mengalami pendinginan dan pembekuan hingga membentuk mineral – mineral bijih dan silikat. Mineral tersebut pada suhu tinggi yaitu sekitar lebih dari 600 derajat celcius sehingga berhasil mengubah stadium liquido magmatis menjadi mineral berbentuk logam maupun non logam. Proses pembentukan magmatis sendiri terbagi menjadi 2 macam, antara lain:



  • Early magmatis, yaitu sebuah endapan yang berasal dari proses magmatik secara pribadi dan lebih dikenal dengan sebutan orthomagmatik di mana pada proses ini terjadi pengkristalan magma hingga mencapai 90%. Khusus mineral bijih, selalu berasosiasi dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. Untuk bentuk endapan terbagi menjadi 3 cara yaitu dengan cara injeksi, disseminated dan segregasi.

  • Late magmatis, mineral ini berasal dari kristal yang telah terbentuk dari batuan silikat dan berasal dari sisa magma yang sangat kompleks serta mempunyai corak dengan banyak variasi. Sifat mineral dari late magmatis ini yaitu mobilitas tinggi. Di dalam late magmatis terdapat istilah jebakan ore yang terbentuk sesudah adanya batuan silikat yang menerobos serta bereaksi dan perubahan tersebut disebut deuteric alteration. Jebakan ore late magmatic yang bergabunga dengan batuan beku dasar menghasilkan banyak sekali macam proses differensiasi dan masuk ke dalam beberapa golongan yaitu residual liquid injection, residual liquid segregation, immiscible liquid injection, dan immiscible liquid segregation.



  1. Proses Pegmatisme


Proses pembentukan mineral selanjutanya yaitu tahap pegmatisme. Pada proses ini larutan sisa magma yang terdiri atas cairan dan gas mempunyai suhu sekitar 450oC – 600oC. Di tahap ini juga terjadi kumpulan batuan berupa batuan granit.



  1. Proses Pneumatolisis


Pada tahap ini, suhu mineral mulai menurun yaitu sekitar 450oC – 550oC dan selanjutnya terjadi akumulasi gas sehingga menghasilkan jebakan pneumatolisis yang hanya menghasilkan sisa magma dalam bentuk cair. Terdapat unsur volatile yang bergerak menerobos batuan beku dan juga batuan yang ada di sekitarnya, hingga alhasil tercipta mineral lantaran adanya proses volatile maupun proses sublimasi dari batuan – batuan yang telah diterobos. Hasil dari kedua proses tersebut berupa endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.



  1. Proses Hidrotermal


Proses hidrotermal yaitu proses pembentukan mineral lantaran adanya efek dari suhu atau temperatur serta tekanan sangat rendah dan adanya larutan magma yang sudah terbentuk sebelumnya. Bentuk – bentuk dari endapan mineral sanggup ditemukan sebagai pecahan dari proses endapan hidrotermal yang disebut Cavity Filling. Cavity Filling sendiri merupakan suatu proses mineralisasi dengan mengisi ruang bukan rongga yang terdapat di dalam batuan dan terdiri atas mineral – mineral yang telah diendapkan dari larutan bukaan – bukaan batuan.



  1. Proses Replacement


Proses ini juga disebut sebagai proses metasomatic replacement yaitu proses pembentukan endapan – endapan (Baca: Ciri – Ciri Tanah Endapan)yang berasal dari mineral epigenetik yang didominasi dengan pembentukan endapan hipotermal dan mesotermal di mana proses ini penting di dalam kelompok epitermal. Pada endapan metasomatik terdapat mineral bijih yang telah terbentuk dan dikontrol oleh unsur – unsur sulfida serta didominasi oleh gugusan unsur – unsur endapan mineral.



  1. Proses Sedimenter


Proses ini menghasilkan endapan yang berasal dari proses pengendapan beberapa mineral dan telah mengalami pelapukan batuan sebelumnya. Hingga alhasil terkumpul dan tersedimentasi di suatu tempat.



  1. Proses Evaporasi


Proses evaporasi merupakan suatu proses dari pembentukan mineral yang terdapat di kawasan kering dan juga panas hingga tidak heran bila di kawasan ini proses penguapan sering terjadi. Akibatnya mineral yang terlarut di dalam air akan tetap tinggal ketika penguapan sedang terjadi.



  1. Konsentrasi Residu Mekanik


Pada tahap ini terdapat endapan residual yang merupakan hasil dari proses pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat yang sama. Sehingga sanggup dikatakan bila endapan tersebut tidak mengalami perpindahan memakai media menyerupai air atau angin. Proses pelapukannya sendiri sanggup terjadi secara kimia dan juga fisika.



  1. Proses Oksidasi dan Supergen Enrichment


Mineral bijih yang berada di bersahabat permukaan bumi, akan mengalami pelapukan dan itu disebabkan oleh udara ataupun rembesan dari air. Akibatnya muncullah pelapukan hingga pelarutan dari batuan di mana batuan tersebut membentuk padatan yang masif bermetamorfosis porus disebut dengan gossam. Terdapat mineral primer yang mengalami oksidasi hingga dengan batas muka air tanah atau zona oksidasi. Di zona oksidasi terjadi akumulasi mineral oksida sekunder limonit yang mempunyai ciri khusus. Selanjutnya terjadi pelarutan garam dan asam sulfat di zona sulfidasi atau kawasan di bawah air tanah, di kawasan ini juga terbentuk mineral sekunder (Baca: Perbedaan Mineral Primer Dengan Mineral Sekunder).



  1. Proses Metamorfisme


Pada proses ini terbentuk batuan metamorf yang berasal dari mineral batuan beku, mineral metamorf dan mineral batuan sedimen. Di proses metamorfisme ini terjadi perubahan dari suatu mineral menjadi mineral gres atau menghasilkan mineral yang sama akan tetapi mempunyai sifat berbeda alasannya menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang baru. Contoh perubahan mineral usang menjadi mineral gres yaitu mineral homblende menjadi mineral serpentine, sedangkan perubahan mineral usang menjadi mineral sama dengan sifat berbeda yaitu mineral calcite menjadi mineral calcite kembali namun dengan sifat yang berbeda.


Itulah tadi tahapan atau proses pembentukan mineral. Semoga sanggup bermanfaat untuk kalian.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com