Monday, May 22, 2017

6 Jenis Awan Yang Mengakibatkan Hujan Beserta Ciri-Cirinya

Hujan merupakan salah satu tahapan yang terdapat dalam siklus hidrologi atau air. Hujan sanggup diibaratkan sebagai kembalinya air yang berada di atmosfer menuju ke permukaan bumi. Dan proses tersebut terus terjadi secara terus menerus untuk menyeimbangkan ekosistem di bumi. Seperti yang kita ketahui adanya hujan yang turun ke bumi tidak terlepas dari adanya tugas awan. Awan merupakan salah satu komponen yang juga berada di siklus hidrologi yang terbentuk dari kumpulan titik – titik uap air atau proses kondensasi yang terjadi di atmosfer.


Secara singkat proses pembentukan awan bermula dari menguapnya air yang berada di permukaan bumi. Air tersebut berasal dari sungai, laut, danau, dan lain sebagainya. Uap air yang menguap akhir pemanasan sinar matahari jadinya berkumpul menjadi satu di atmosfer. Karena di atmosfer suhu udaranya lebih rendah dan bertekanan tinggi, maka titik – titik uap air tersebut mengalami pengembunan hingga secara perlahan bermetamorfosis padat. Padatan inilah yang lebih dikenal dengan sebutan awan.


Ada kalanya awan – awan tersebut berkumpul menjadi satu hingga jadinya menjadi besar, luas dan semakin berat massanya. Akibat adanya gaya gravitasi awan tersebut turun bersahabat dengan permukaan bumi yang suhu udaranya lebih tinggi. Jika sudah begitu, awan akan berubah wujud untuk kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan.  Dan begitulah seterusnya biar alam memperoleh keseimbangan dengan cara alami. Lalu timbul pertanyaaan apakah semua awan sanggup bermetamorfosis hujan? Tidak semua awan sanggup menimbulkan hujan, hanya awan – awan tertentu saja. Awan apa sajakah itu? Berikut jenis awan yang menimbulkan hujan:


1. Awan KumuloNimbus (Cu-Ni)


Awan ini termasuk ke dalam awan yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 m. Awan KumuloNimbus populer sebagai awan yang menimbulkan hujan deras diikuti dengan petir dan guntur. Jika sudah muncul awan kumulonimbus terdapat pula awan sirostratus yang terletak di atasnya. Terkadang kemunculan kedua awan ini sanggup juga menimbulkan angin ribut atau puting beliung.


Adapun ciri – ciri dari awan kumulonimbus yaitu:



  • Awan kumulonimbus berada di ketinggian antara 2.000 – 16.000 m.

  • Mempunyai warna putih hingga gelap, sebagai tanda timbulnya hujan dan kilat serta guntur.

  • Awan kumulonimbus mempunyai erat kaitannya dengan badai, tornado, hujan deras dan petir.

  • Sangat tebal sehingga sanggup menutupi sinar matahari.

  • Di tempat subtropis hingga hambar sanggup menimbulkan salju.

  • Bagi sebagian besar pilot, akan selalu menghindari awan ini lantaran di dalamnya mengandung muatan listrik yang sangat besar.


2. Awan NimboStratus (Ni-St)


Awan nimbostratus termasuk ke dalam awan rendah yang ketinggiannya kurang dari 3 km. Awan ini mempunyai bentuk yang tidak menentu, biasanya berbentuk abnormal dan compang – camping tidak beraturan dengan warna putih keabu – abuan. Biasanya penyebaran awan nimbostratus cukup luas dan awan ini menjadikan timbulnya hujan gerimis.


Ciri – ciri dari awan nimbostratus antara lain:



  • Awan nimbostratus berwarna putih gelap cendrung keabu – abuan dan persebarannya cukup luas di langit.

  • Berada di ketinggian antara 600 – 3.000 meter dari permukaan bumi.

  • Khusus di Indonesia, awan nimbostratus hanya menimbulkan hujan gerimis.

  • Bentuknya tidak tetap dengan pinggiran compang – camping.


3. Awan Stratokumulus


Awan ini tergolong ke dalam awan rendah dan berada kurang dari 2 km dari permukaan tanah. Karena letaknya bersahabat dengan bumi, maka tidak heran kalau kita sanggup melihat awan ini dengan sangat jelas. Awan stratokumulus sanggup menghasilkan hujan yang tidak terlalu deras dibandingkan dengan hujan yang dihasilkan oleh awan kumulonimbus. Bentuk dari awan ini lingkaran dan saling berkumpul atau terpisah secara teratur berwarna keabu – abuan.


Ciri – ciri awan stratokulumus:



  • Berada di ketinggian di bawah 2.000 meter.

  • Dapat menghasilkan hujan namun dalam jumlah yang sedikit.

  • Awan stratokumulus sanggup bergerak dengan cepat daripada awan kumulus lain dan berkembang ke arah horizontal.

  • Terdiri atas butiran air yang sangat hambar hingga kristal es ketika ekspresi dominan hambar tiba.

  • Dapat menimbulkan turbulensi dan konveksi lapisan udara yang tidak stabil.


4. Awan Stratus


Awan ini berbentuk lapisan tipis namun lebar di langit dengan warna putih hingga keabu – abuan. Awan stratus menjadi tanda adanya kestabilan tekanan udara yang terdapat di atmosfer. Awan ini akan selalu muncul ketika cuaca sangat panas namun datang – datang turun hujan ringan atau gerimis. Awan stratus kalau dilihat di langit akan terlihat sangat teratur namun terkadang awan ini juga sanggup berbentuk tidak beraturan dan sanggup juga berbentuk tebal sehingga sanggup menutupi sinar matahari.


Ciri – ciri awan stratus:



  • Terletak pada ketinggian yang rendah.

  • Perkembangan awan stratus tidak vertikal namun mengikuti anutan angin.

  • Dapat berkembang menjadi nimbostratus.


5. Awan Altokumulus


Awan altokumulus berbentuk bulatan kecil mirip dengan kapas yang tersebar luas di langit. Awan ini tersebar dengan sangat teratur dan sanggup menutupi sebagian besar permukaan langit. Warna dari awan altokumulus ialah putih hingga debu – abu. Awan ini juga sanggup menimbulkan hujan deras dengan diikuti oleh petis dan kilat.


Awan altokumulus mempunyai ciri – ciri:



  • Awan ini berada di ketinggian 2.000 hingga dengan 7.000 meter di atas permukaan laut.

  • Dapat dilihat dengan gampang kalau kita berada di ketinggian mirip gunung.

  • Bentuknya kecil – kecil mirip bola kapas yang saling bergandengan dalam jumlah yang banyak.


6. Awan Altostratus


Awan ini mengandung banyak titik – titik uap air, sehingga tidak heran kalau awan altostratus sanggup menghasilkan hujan dalam intensitas ringan hingga virga atau hujan yang tidak hingga ke tanah. Jika dilihat, bentuk dari awan altostratus ialah mirip lembaran tipis yang membentuk jalur berwarna debu – abu. Awan ini tersebar hampir menutupi permukaan langit akan tetapi sinar matahari masih sanggup menembus di antara awan ini. Awan altostratus sanggup dijumpai ketika senja ataupun pada malam hari. Dan akan menghilang ketika siang hari ketika matahari bersinar dengan sangat terik.


Ciri – ciri dari awan altostratus yaitu:



  • Awan altostratus terbentuk di ketinggian 2.000 hingga 7.000 meter.

  • Jika berkumpul dalam jumlah yang banyak, awan ini sanggup menghasilkan hujan ringan.

  • Mempunyai warna debu – debu kebiruan dan menutupi hampir seluruh langit.

  • Terbentuk pada sore hari dan malam hari.


Itulah beberapa jenis awan yang menimbulkan hujan. Semoga gosip di atas sanggup bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com