Saturday, May 6, 2017

√ Hemolisa Darah Dan Krenasi

Hemolisa Darah dan Krenasi

 sehingga hemoglobin besar di dalam medium sanggup bebas dan berada di sekelilingnya √ Hemolisa Darah dan Krenasi
Hemolisa adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin besar di dalam medium sanggup bebas dan berada di sekelilingnya. Kerusakan membran eritrosit sanggup disebabkan oleh penambahan larutan hipotonis, hipertonis ke dalam pedoman darah. Penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan akan mengakibatkan ringkih lantaran ketuaan dalam sirkulasi darah dan lain-lain. Apabila medium disekitar wajah atau permukaan eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl), maka medium tersebut akan masuk kedalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermeabel dan sanggup berakibat sel eritrosit mengembang. Bila membran tidak berpengaruh lagi menahan tekanan yang ada dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel itu akan pecah dan kesudahannya hemoglobin akan bebas melalui sekelilingnya. Sebaliknya jikalau eritrosit akan menuju keluar eritrosit, kesudahannya eritrosit akan keriput atau krenasi. Keriput ini sanggup dikembalikkan dengan cara menambahkan cairan isotonis.

Bila sel dimasukkan kedalam suatu larutan tanpa mengakibatkan sel membengkak atau mengkerut disebut larutan isotonis, oleh lantaran tidak terjadi perubahan osmosis, yang terjadi hanyalah meningkatnya volume cairan ekstrasel. Larutan NaCl 0,9% atau dextrose 5% merupakan pola larutan isotonis. Larutan isotonis mempunyai arti klinik yang penting lantaran sanggup diinfuskan kedalam darah tanpa mengakibatkan gangguan keseimbangan osmosis antara cairan ekstrasel dan intrasel.

Larutan yang jikalau sel dimasukkan kedalamnya akan mengakibatkan sel menjadi jerawat disebut larutan hipotonis, oleh lantaran osmolaritas cairan ekstrasel akan berkurang, dan cairan ekstrasel akan masuk kedalam sel. Larutan NaCl yang konsentrasinya kurang dari 0,9% disebut larutan hipotonis.
 sehingga hemoglobin besar di dalam medium sanggup bebas dan berada di sekelilingnya √ Hemolisa Darah dan Krenasi

Larutan hipertonis merupakan larutan yang jikalau sel dimasukkan kedalamnya akan mengakibatkan sel menjadi mengkerut oleh lantaran osmolalitas cairan ekstrasel akan meningkat dan mengakibatkan osmosis air keluar dari sel menuju ke cairan ekstrasel. Larutan NaCl yang konsentrasinya lebih dari 0,9% merupakan larutan hipertonis.

Berbagai jenis cairan didalam klinik sering diberikan secara intravena untuk memenuhi kebutuhan nutrisi penderita yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi penderita yang tidak sanggup memenuhi kebutuhannya secara oral. Yang sering dipakai dalah larutan glukose dan asam amino. Bila larutan ini diberikan, konsentrasi dari bahan-bahan yang aktif secara osmotic akan diusahakan untuk mendekati isotonis, tau diberikan secara perlahan-lahan sehingga tidak terganggu keseimbangan osmotic cairan tubuh. Namun, sesudah glukose atau asam amino dimetabolisme akan terjadi kelebihan air. Dalam hal ini, ginjal akan mengekskresi kelebihan air tersebut dalam bentuk urine yang encer.

Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel sesudah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik lantaran kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi krenasi berasal dari bahasa yunani yakni “Crenatus”. Krenasi terjadi lantaran lingkungan hipertonik (sel mempunyai larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan disekitar luar sel. Osmosis mengakibatkan pergerakan air keluar dari sel yang sanggup mengakibatkan sitoplasma berkurang volumenya, sebagai akhir sel mengecil atau mengkerut.

Pada insan yang sehat derajat hemolisa darahnya sanggup disebabkan oleh kinain pada konsentrasi 10-9m dengan level darah 5 x 10-5. Hal ini mungkin juga berlaku bagi darah penderita malaria. Pada konsentrasi 10-6 metabolik kinin mengakibatkan derajat hemolisis yang lebih tinggi daripada kinin dengan konsentrasi 10-2.

Krenasi adalah proses pengkerutan sel darah akhir adanya larutan hipotonis dan hipertonis. Faktor penyebab krenasi yaitu adanya insiden osmosis yang mengakibatkan adanya pergerakan air dalam sel sehingga ukuran sel menjadi berkurang atau mengecil. Proses yang sama juga terjadi pada tumbuhan yaitu plasmolisis dimana sel tumbuhan juga mengecil lantaran dimasukkan dalam larutan hipertonik. Krenasi ini sanggup dikembalikkan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit.

Hemolisis adalah pemecahan sel-sel darah sedemikian rupa sehingga terlepas dalam plasma. Hal ini disebabkan oleh toksis bakteri, bias ular, dan benalu darah serta zat-zat lainnya. Hemoglobin yang berada didalam plasma menawarkan warna merah dan keadaan tersebut dinamakan hemoglobinemia. Apabila hemoglobin dieksresikan di dalam urine, keadaan ini disebut hemoglobinuria.

Penghancuran sel-sel darah merah terjadi sesudah mengalami tiga hingga empat bulan. Sel-sel darah merah mengalami disintegrasi, melepaskan Hb ke dalam darah dan debris sel yang rusak itu disisihkan dari sirkulasi oleh system makrofag yang terdiri dari sel-sel khusus di dalam hati, limpa, sum-sum tulang dan nod limfa. Sel-sel makrofag ini melaksanakan fagositosis debris. Fragmennya dicerna dan dilepaskan ke dalam darah. Unsur protein globin dari hemoglobin mengalami degradasi menjadi asam amino.

Sumber http://kutukuliah.blogspot.com