Saturday, May 13, 2017

Inilah 2 Cara Memilih Hilal Dan Penjelasannya

Bagi sebagian besar umat Muslim yang ada di seluruh dunia, mereka mempunyai penanggalan tersendiri yang berbeda dengan sistem penanggalan Masehi. Sistem penanggalan Masehi ialah memakai perhitungan perputaran bumi terhadap matahari atau lebih dikenal dengan gerakan revolusi bumi. Gerakan ini membutuhkan waktu bagi bumi untuk berputar mengelilingi matahari selama 365,25 hari, kalau dibulatkan menjadi 365 hari. Lamanya revolusi bumi tersebut menjadi patokan dalam sistem penanggalan masehi.


Sedangkan dalam penanggalan umat Muslim atau lebih dikenal dengan sebutan kalender Hijriah, perhitungannya memakai pergerakan bulan mengelilingi bumi atau revolusi bulan. Lamanya waktu revolusi bulan tentu sangat berbeda dengan lamanya revolusi bumi. Bulan membutuhkan waktu untuk mengelilingi bumi selama 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Jumlah bulan dalam kelender Hijriah sama dengan kalender Masehi ialah 12 bulan. Sehingga total hari dalam setahun ialah 354 hari. Untuk mempermudah dalam perhitungan hari, jumlah hari di setiap bulannya ialah 29 atau 30 hari. Oleh lantaran itu jumlah hari di setiap bulan pada kelander Hijriah berselang – seling ialah 30 dan 29 hari.


Jika dibandingkan dengan kalender Masehi, kalender Hijriah lebih cepat 11 hari. Akibatnya hari – hari besar khusus umat Muslim selalu berubah – ubah dan selalu cepat 11 hari daripada kalender Masehi. Tak terkecuali bulan Ramadhan yang terdapat di kalender Hijriah. Setiap tahunnya penentuan tanggal 1 Ramadhan menjadi perdebatan tersendiri khususnya di negara Indonesia. Bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling dinanti ke datangannya oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, maka tidak heran kalau banyak orang berlomba – lomba untuk memilih awal masuknya bulan tersebut.


Sebagai tanda bahwa telah memasuki bulan gres ialah dengan kemunculan hilal. Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar istilah hilal, dan kalau hilal telah tampak atau muncul sanggup dikatakan bahwa esok hari sudah berganti bulan. Lalu, apakah kalian sudah mengetahui apa itu hilal? Lalu bagaimana cara memilih hilal tersebut. Nah, kali ini akan dijelaskan mengenai apa itu hilal dan cara penentuan hilal tersebut. Yuk kita simak!


Pengertian Hilal


Bagi sebagian besar umat Muslim yang ada di seluruh dunia Inilah 2 Cara Menentukan Hilal Dan PenjelasannyaHilal sendiri berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti bulan sabit. Seperti yang diketahui kalau bulan sabit merupakan salah satu fase bulan sesudah fase bulan mati atau bulan baru. Jika dilihat, fase bulan ketika pertama kali muncul sangatlah tipis dan kecil sehingga diperlukan alat bantu berupa teleskop (Baca: Jenis Teleskop dan Fungsinya)ataupun kamera dengan CCD yang sangat sensitif.


Seperti yang kita ketahui kalau bulan merupakan satelit alam yang dimiliki oleh Bumi. Karena bulan melaksanakan gerakan berputar mengelilingi bumi atau berevolusi serta bersama bumi mengelilingi matahari, maka posisi bulan yang kita lihat dari bumi akan selalu berubah – ubah. Perlu diingat kalau sinar yang berasal dari bulan merupakan sinar yang dipantulkan dari sinar matahari. Secara bertahap, bulan menjauhi matahari sampai risikonya memasuki fase bulan sabit ketika matahari terbenam. Pada fase inilah yang menjadi patokan atau membuktikan telah memasuki bulan gres di penanggalan Hijriah atau lebih dikenal dengan sebutan hilal. Biasanya hilal akan terlihat di langit sebelah barat.


Akan tetapi, mencari dan menemukan hilal bukanlah perkara gampang lantaran bentuk dari bulan sabit masih sangatlah tipis dan juga cahaya langit senja yang masih cukup terang. Ditambah dengan durasi waktu yang diperlukan ketika melaksanakan pengamatan sangatlah sempit ialah sesaat sesudah matahari mulai terbenam dan di ketika yang sama hilal juga akan ikut terbenam. Kemunculan hilal tidak lebih dari 25 jam pada ketinggian kurang dari 12,5 derajat. Biasanya hilal sanggup dilihat selama kurang dari 12 jam dengan ketinggian di bawah 6 derajat. Dengan ketinggian ibarat itu, kemungkinan hilal akan terbenam tidak lebih dari 24 menit beberapa ketika sesudah matahari terbenam.


Bagaimana Cara Menentukan Hilal?


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan pengamatan hilal. Pertama – pertama pengamatan dilakukan ketika senja atau ketika matahari mulai terbenam. Saat ini hilal masih sedikit redup dan tipis sehingga diperlukan kondisi langit yang agak gelap, ialah ketika matahari terbenam. Kedua, bulan sabit yang kita lihat pada siang hari bukanlah hilal. Meskipun diamati ketika siang hari atau pagi hari sekalipun, bulan sabit muda tidak sanggup dengan gampang terlihat senja. Sebab posisinya masih terlalu rendah dari sudut cakrawala. Dan yang terakhir, untuk memilih awal bulan Hijriah pengamatan hilal wajib dilakukan ketika senja atau petang hal ini berkaitan dengan pergantian hari pada penanggalan Hijriah ialah ketika Magrib bukan pada pukul 00.00 ibarat kalender Masehi.


Secara astronomis hilal gres sanggup diamati ketika berada di posisi lebih tinggi dari dua derajat cakrawala. Jika masih berada di bawah 2 derajat, hilal masih belum sanggup diamati sama sekali. Khusus di wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, hilal sanggup diamati ketika berada di ketinggian lebih dari 3 derajat dari cakrawala. Di Indonesia, pemantauan hilal terutama ketika memilih awal bulan Ramadhan dan Syawal dilakukan pada lebih dari 90 titik pengamatan di 34 provinsi. Terdapat dua cara untuk memilih hilal.



  1. Metode Rukyat


Metode rukyat ialah melaksanakan pengamatan bulan secara eksklusif di lapangan. Saat melaksanakan metode ini biasanya dilakukan pada hari ke – 29 dan ketika hilal sudah terlihat maka malam itu juga sudah memasuki awal bulan baru. Selain itu, posisi bulan harus berada diketinggian 2 derajat ketika matahari terbenam, 3 derajat jarak sudut bulan dan matahari serta 8 jam usia bulan sesudah ijtimak ialah ketika bulan dan matahari sejajar atau segaris dengan ekliptika.



  1. Metode Hisab


Metode kedua ialah dengan melaksanakan perhitungan pergerakan posisi hilal pada simpulan bulan dalam memilih awal bulan. Jika metode rukyat harus melihat bulan gres pada metode hisab hilal tidak perlu dilihat dengan mata telanjang tetapi dengan memakai ilmu. Hilal sanggup diprediksi meskipun wujudnya tidak terlihat sama sekali. Dapat dikatakan kalau metode hisab hanya perlu melaksanakan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk memilih bulan sabit atau baru. Sehingga keberadaan hilal sanggup diketahui secara presisi tanpa melihat bulan baru.


Demikian klarifikasi mengenai cara memilih hilal beserta penjelasannya. Semoga gosip di atas sanggup bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com