Tuesday, June 13, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Perdarahan Terusan Cerna Lengkap Atas Dan Bawah, Download Doc Dan Pdf

Masih ihwal laporan pendahuluan, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP perdarahan jalan masuk cerna lengkap atas dan bawah. yaitu sebuah laporan pendahuluan yang sering dibentuk mahasiswa perawat yang sedang menjalani profesi ners pada stage kegawat daruratan.

Laporan pendahuluan / LP perdarahan jalan masuk cerna ini telah kami susun selengkap mungkin berdasarkan beberapa tumpuan yang terpercaya mulai dari pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala, investigasi penunjang, penatalaksanaan hingga konsep asuhan keperawatan.

Untuk sanggup mempermudah sahabat perawat sekalian, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel untuk mend0wnl0ad lp perdarahan jalan masuk cerna dalam format doc dan pdf. 


Laporan Pendahuluan Perdarahan Saluran Cerna

Pengertian 

Perdarahan pada jalan masuk cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis.  Perdarahan jalan masuk cerna dibagi menjadi perdarahan jalan masuk cerna kepingan atas dan kepingan bawah.  Perdarahan yang terjadi di jalan masuk cerna bila disebabkan oleh adanya pengikisan arteri akan mengeluarkan darah lebih banyak dan tidak sanggup tidak boleh dengan penatalaksanaan medis saja.

Perdarahan jalan masuk cerna yakni suatu perdarahan yang bisa terjadi dimana saja di sepanjang jalan masuk pencernaan, mulai dari lisan hingga anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah, tetapi tanda-tanda bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui investigasi tertentu. Perdarahan yang terjadi di jalan masuk cerna bila disebabkan oleh adanya pengikisan arteri akan mengeluarkan darah lebih banyak dan tidak sanggup tidak boleh dengan penatalaksanaan medis saja. (Mansjoer, 2000)


Klasifikasi

Perdarahan jalan masuk cerna sanggup dibagi menjadi 2 yaitu
  1. Perdarahan jalan masuk cerna kepingan atas
  2. Perdarahan jalan masuk cerna kepingan bawah /Lower gastrointestinal bleeding (LGIB). (Mansjoer, 2000)

Etiologi 

Penyebab perdarahan jalan masuk cerna kepingan atas terbanyak di Indonesia yakni lantaran pecahnya varises esophagus, dengan rata-rata 45-50% seluruh perdarahan jalan masuk cerna kepingan atas.

1. Perdarahan jalan masuk cerna kepingan atas
  • Esophageal : varises, inflamasi, ulkus, tumor, Perlukaan Mallory-Weiss.
  • Gaster : Ulkus, gastritis, tumor, angiodiplasia
  • Usus Halus : ulkus peptikum, angiodiplasia, Penyakit Chron, Divertikulum Meckel.

2. Perdarahan jalan masuk cerna kepingan bawah
  • Tumor ganas
  • Polip
  • Kolitis ulseratif
  • Penyakit Chron
  • Angiodiplasia
  • Divertikula
  • Hemorhoid
  • Fistula rectal
  • Hemoragik massif jalan masuk cerna kepingan atas

Patofisiologi 

Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar menimbulkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai risikonya terbentuk jalan masuk kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. 

Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises sanggup pecah, menimbulkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya sanggup menimbulkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan menimbulkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melaksanakan prosedur kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. 

Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada ketika pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan menimbulkan disfungsi seluler. Sel-sel akan bermetamorfosis metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan pedoman darah akan menawarkan imbas pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan

Pathway


Tanda Dan Gejala

Gejalanya bisa berupa : 
  1. Muntah darah (hematemesis). Hematemesis yakni muntah darah dan biasanya disebabkan oleh penyakit jalan masuk cerna kepingan atas. Melena yakni keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung gabungan darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace & Borley, 2007)
  2. Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena). Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akhir dari perdarahan di jalan masuk pencernaan kepingan atas, contohnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam terjadi lantaran darah terkontaminasi oleh asam lambung dan oleh pencernaan bakteri selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Sekitar 200 gram darah sanggup menghasilkan tinja yang berwarna kehitaman. 
  3. Mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia) 
  4. Waterbrash merupakan regurgitasi isi lambung kedalam rongga mulut. Gangguan ini dirasakan terdapat pada tenggorokan sebagai rasa asam atau cairan panas yang pahit
  5. Pirosis ( nyeri uluhati ). Pirosis sering ditandai sensasi panas. Nyeri uluhati sanggup disebabkan oleh refluks asam lambung atau sekrat empedu kedalam esofahus kepingan bawah, keduanya sangat mengiritasi mukosa. 
  6. Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa memperlihatkan gejala-gejala anemia, ibarat gampang lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika terdapat gejala-gejala tersebut, dokter bisa mengetahui adanya penurunan absurd tekanan darah, pada ketika penderita bangkit sesudah sebelumnya berbaring. 
  7. Gejala yang membuktikan adanya kehilangan darah yang serius yakni denyut nadi yang cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan dan kaki penderita juga akan teraba hirau taacuh dan basah. Berkurangnya pedoman darah ke otak lantaran kehilangan darah, bisa menimbulkan bingung, disorientasi, rasa mengantuk dan bahkan syok
  8. Pada penderita perdarahan jalan masuk pencernaan yang serius, tanda-tanda dari penyakit lainnya, ibarat gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk. Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa menimbulkan pembentukan racun yang akan menimbulkan tanda-tanda ibarat perubahan kepribadian, perubahan kesiagaan dan perubahan kemampuan mental (ensefalopati hepatik). (Sylfia A. Price, 1994 : 359)

 Pemeriksaan Penunjang
  • Hitung darah lengakap : Pe ↓ Hb, pe ↓ Ht, pe ↑ SDP
  • Elektrolit : Pe ↓ Kalium, pe ↑ Natrium, pe ↑ glukosa, ↑ asam laktat
  • Hematologi : Perpanjangan masa protrombin, perpanjangan masa tromboplastin
  • Analisa gas darah : Alkalosis respiratorik, hipoksemia

Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan kolaboratif, intervensinya meliputi 4 langkah :
  • Kaji keparahan perdarahan
  • Gantikan cairan dan produk darah, untuk mencegah syok
  • Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan
  • Rencanakan dan laksanakan perawatan definitive dengan ;Terapi endoskopi, bilas lambung, donasi Pitresin, menguarngi asam lambung, Memperbaiki status hipokoagulai, balon tamponade.
  • Terapi pembedahan ( antrektomi, gastrektomi, gastroenterostomi, dan vagotomi.

Komplikasi
  • Koma hepatikum ( encephalopathy hepatikum )

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian yakni langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melaksanakan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga sanggup diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu memilih status kesehatan dan teladan pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. (Doenges,2000).

Cara pengumpulan data sanggup dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, wawancara dan investigasi fisik. Selain itu sanggup juga dengan catatan klien ibarat catatan klinik, dokumentasi dan kasus klien, dan literatur yang meliputi semua material, buku-buku, majalah dan surat kabar.
Pengkajian pada klien Hematemesis Melena yang merujuk pada kasus Perdarahan Gastrointestinal atas berdasarkan Doenges (2000):

a. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Anamnesis: perlu ditanyakan tentang:
  • Riwayat penyakit dahulu: hepatitis, penyakit hati menahun, alkohlisme, penyakit lambung, pemakaian obat-obat ulserogenik dan penyakit darah ibarat leuikemia, dll.
  • Pada perdarahan lantaran pecahnya varises esophgaus, tidak ditemukan keluhan nyeri atau pedih di kawasan epigastrium
  • Tanda-gejala hemel timbul mendadak
  • Tanyakan prakiraan jumlah darah: contohnya satu gelas, dua gelas atau lainnya
Pemeriksaan Fisik:
  • Keadaan umum
  • Kesadaran
  • Nadi, tekanan darah
  • Tanda-tanda anemia
  • Gejala hipovolemia
  • Tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hati: spider nevi, ginekomasti, eritema palmaris, capit medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai.
a. Laboratorium:
  • Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit
  • Elektrolit: penurunan kalium serum; peningkatan natrium, glukosa serum dan laktat.
  • Profil hematologi: perpanjangan masa protrombin, tromboplastin
  • Gas darah arteri: alkalosis respiratori, hipoksemia.
b. Pemeriksaan Radiologis
  • Dilakukan dengan investigasi esopagogram untuk kawasan esopagus dan double contrast untuk lambung dan duodenum.
  • Pemeriksaan tersebut dilakukan pada banyak sekali posisi terutama pada 1/3 distal esopagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari ada tidaknya varises, sedini mungkin sesudah hematemisis berhenti.
c. Pemeriksaan Endoskopi
  • Untuk memilih asal dan sumber perdarahan
  • Keuntungan lain: sanggup diambil foto, aspirasi cairan dan biopsi untuk investigasi sitopatologik
  • Dilakukan sedini mungkin sesudah hematemisis berhenti.

Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko tinggi terhadap abses bekerjasama dengan pedoman intravena.
  2. Kekurangan volume cairan bekerjasama dengan perdarahan (kehilangan secara aktif)
  3. Resiko gangguan perfusi jaringan bekerjasama dengan hipovolemik lantaran perdarahan.
  4. Kurangnya pengetahuan bekerjasama dengan kurangnya isu ihwal penyakitnya.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan. 1. 

Resiko tinggi terhadap abses bekerjasama dengan pedoman intravena. 

Tujuan : Pasien tidak akan mengalami abses nosokomial Pantau adanya distensi abdomen

Intervensi
  • Baringkan pasien pada kepingan kepala tempat tidur yang ditinggikan kalau segalanya memungkinkan
  • Pertahankan fungsi dan patensi NGT dengan tepat
  • Atasi segera mual
  • Pertahankan kestabilan selang intravena.
  • Ukur suhu tubuh setiap jam
  • Pantau sistem intravena terhadap patensi, infiltrasi, dan tanda-tanda infeksi
  • Ganti letak intravena setiap 48-72 jam dan kalau perlu
  • Ganti larutan intravena sedikitnya tiap 24 jam
  • Letak insersi setiap shift
  • Gunakan tehnik aseptik ketika mengganti balutan dan selang. Pertahankan balutan higienis dan steril

Diagnosa keperawatan. 2

Kekurangan voleme cairan bekerjasama dengan perdarahan (kehilangan secara aktif).

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi.

Intervensi : 
  • Catat karakteristik muntah dan/ atau drainase.
  • Awasi tanda vital; bandingkan dengan hasil normal klien/sebelumnya. Ukur TD dengan posisi duduk, berbaring, bangkit bila mungkin .
  • Catat respons fisiologis individual pasien terhadap perdarahan, contohnya perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan suhu.
  • Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah/ cairan melalui muntah dan defekasi.
  • Pertahankan tirah baring; mencegah muntah dan tegangan pada ketika defekasi. Jadwalkan kegiatan untuk menawarkan periode istirahat tanpa gangguan. Hilangkan rangsangan berbahaya.
  • Tinggikan kepala tempat tidur selama donasi antasida.
Kolaborasi:
  • Berikan cairan/darah sesuai indikasi.
  • Berikan obat antibiotik sesuai indikasi.
  • Awasi investigasi laboratorium; contohnya Hb/ Ht

Diagnosa Keperawatan. 3

Resiko gangguan perfusi jaringan bekerjasama dengan hipovolemik lantaran perdarahan.

Tujuan : Resiko gangguan perfusi jaringan tidak terjadi.

Intervensi
  • Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing/ sakit kepala.
  • Auskultasi nadi apikal. Awasi kecepatan jantung/irama bila EKG kontinu ada.
  • Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pengisian kapiler lambat, dan nadi perifer lemah.
  • Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-tiba nyeri andal atau nyeri menyebar ke bahu.
  • Observasi kulit untuk pucat, kemerahan. Pijat dengan minyak. Ubah posisi dengan sering.
Kolaborasi
  • Berikan oksigen komplemen sesuai indikasi
  • Berikan cairan IV sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan. 4. 

Kurangnya pengetahua bekerjasama dengan kurangnya isu ihwal penyakitnya

Tujuan : Pengetahuan klien ihwal perawatan di rumah bertambah sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Intervensi
  • Kaji sejauh mana ketidakmengertian klien dan keluarga ihwal penyakit yang diderita.
  • Diskusikan dengan klien untuk melaksanakan pendidikan kesehatan.
  • Berikan klarifikasi ihwal penyakit yang klien derita, cara pengobatan dan perawatan di rumah serta pencegahan kekambuhan penyakit.
  • Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan kesehatan.
  • Berikan penilaian terhadap keefektifan pendidikan kesehatan.

Daftar Pustaka
  • Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.
  • Hudak dan Galo. (1996). Keperawatan kritis: Pendekatan holistik. (Vol. II, edisi 6). Jakarta: EGC.
  • Suparman. (1987). Ilmu penyakit dalam. (Jilid I, edisi kedua). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
  • Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.
  • Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. (7th edition). Lippincott : Philadelphia..
  • Thelan, et.al. (1994).  Critical care nursing ; Diagnosis and management. (2nd edition). St. louis ; Mosby Company.

Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan / LP perdarahan jalan masuk cerna lengkap atas dan bawah, d0wnl0ad doc dan pdf, dibawah :
  • Laporan pendahuluan perdarahan jalan masuk cerna doc, (Ambil File)
  • Laporan pendahuluan perdarahan jalan masuk cerna pdf, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP perdarahan jalan masuk cerna lengkap atas dan bawah, d0wnl0ad doc dan pdf kami bagikan, agar bisa membantu teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan tugas. silahkan did0wnl0ad dan diedit sesuai dengan kebutuhan.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com