√ Makalah Prinsip Ekonomi Dalam Perjuangan Tani

Contoh Makalah Kuliah Ekonomi Peternakan-Kembali saya posting buat Anda teladan makalah kuliah yang berkenaan dengan Ekonomi Peternakan. Pada makalah kuliah ini akan di bahas mengenai "Prinsip Ekonomi dalam Usaha Tani", yach walaupun judulnya menyerempet duduk kasus Usaha Tani tetapi intinya sama dengan Usaha Ternak/Peternakan. Ingat, bahwa Ilmu Peternakan lahir dari Ilmu Pertanian. Dalam membuatkan perjuangan dalam dunia agrokompleks (agribsinis), rasa-rasanya Anda juga perlu untuk membaca literatur berikut. Yach walaupun sedikit tidak terlalu baik tetapi berdasarkan saya cukuplah untuk bagi Anda menambah sedikit pengetahuan buat Anda.

Nah, apa saja prinsip atau konsep dalam Usaha Tani/Ternak ? Berikut akan di ulas dalam makalah saya ;

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah sesudah berpisahnya aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh dikatakan sama halnya dengan keberadaan insan di muka bumi ini, sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu cita-cita seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Prinsip ekonomi ialah langkah yang dilakukan insan dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Usahatani ternak ialah himpunan dari sumber-sumber alam, modal, tenaga kerja dan administrasi yang diharapkan untuk produksi pertanian/peternakan. Dalam menyelenggarakan perjuangan tani setiap petani selalu berusaha semoga hasil produksinya banyak sehingga kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Usaha Tani

Usaha tani (farm) ialah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanaian. Di Indonesia, selain usahatani dikenal pula istilah perkebunan, yang sebetulnya juga merupakan perjuangan tani yang dilaksanakan secara komersial. Usaha tani dan perkebunan dibedakan berdasarkan beberapa hal:

Luas lahan

Usahatani mempunyai lahan yang sempit, sedangkan perkebunan mempunyai lahan yang luas.

Status lahan

Usahatani status lahannya milik sendiri, sewa, dan sakap(garapan) sedangkan, perkebunan status lahannya menggunakan Hak Guna Usaha (HGU), dan biasanya dimiliki oleh swasta.

Pengelolaan

Usahatani dikelola secara sederhana, sedangkan perkebunan secara kompleks.

Jenis tanaman

Usahatani jenis tanamannya gabungan atau monokultur pangan, sedangkan perkebunan flora perdagangan monokultur.

Teknik budidaya

Usahatani secara sederhana, sedangkan perkebunan mengikuti perkembagan teknologi.

Permodalan

Usahatani permodalannya padat karya, sedangkan perkebunan padat modal dan padat karya.

Tenaga kerja

Usahatani mencakup petani dan keluarga, sedangkan perkebunan semuanya tenaga upah.

Orientasi

Usahatani berorientasi kepada subsistem, semi komersial, dan komersial, sedangkan perkebunan hanya secara komersial (Anonim^a,2011).

2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi ialah suatu potongan fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diharapkan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur acara itu maka diharapkan proses produksi akan berjalanlancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga sanggup diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bahu-membahu dengan bagian-bagian lain menyerupai potongan pemasaran, potongan keuangan serta potongan akuntansi. Oleh alasannya itu haruslah diadakan koordinasi kerja semoga semua potongan sanggup berjalan seiring dan seirama dan sanggup dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar potongan dalam perusahaan. Tugas utama dari potongan produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum ialah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, balasan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk menciptakan bermacam-macam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Anonim^b, 2011).

Produksi ialah korelasi fisik atau korelasi teknis antara jumlah faktor produksi yang digunakan dengan jumlah yang dihasilkan. Secara matematis: Y = f ( X), atau Y ialah fungsi dari... , tergantung pada…, atau ditentukan oleh X. Faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi itu dalam kenyataannya lebih dari satu macam sehingga fungsi produksi tersebut bisa berbentuk fungsi linier, kuadratik, Cobb-Douglas atau bentuk lainnya. Fungsi produksi yang umum (fungsi produksi klasik) sanggup dinyatakan sebagai berikut: Y = f ( X1 / X2, X3,…, Xn)

Faktor produksi ialah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus. Faktor produksi utama à lahan, modal tenaga kerja dan kewiraswastaan (entrepreneurship).

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dibagi menjadi dua jenis:

Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitu faktor produksi yang sifatnya tidak habis digunakan dalam satu periode produksi serta relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: kandang, peralatan tahan lama, kendaraan, mesin pelet dan lain-lain.
Faktor Produksi Variabel (Variable factor of production),yaitu faktor produksi yang sifatnya habis digunakan dalam satu periode produksi, serta besar penggunaannya sangat berkaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh: pakan, doc, materi bakar dan lain-lain. Dalam suatu fungsi, maka fungsi produksi sanggup dituliskan:

Y = f ( X1 / X2, X3, …, Xn )

Produk Y merupakan fungsi dari faktor produksi variabel X1, kalau faktor produksi tetap X2, X3, …, Xn ditetapkan pemakaiannya pada tingkat tertentu.

3. Hukum Kenaikan Hasil Yang Makin Berkurang (The Law Of Diminishing Return)

Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yang makin bsar, tetapi hingga pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin berkurang dan jadinya mencapai nilai negatif, dan ini menimbulkan pertambahan produksi total semakin kecil hingga mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.

Sifat dari The Law of Diminishing Return:

Penambahan terus menerus faktor produksi menyebabkan produk total meningkat hingga tingkat tertentu.
Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin besar (naik).
Pada dikala fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point), produk marjinal mencapai titik maksimum.
Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang (produk marjinal menurun).
Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan nol.
Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai negatif

4. Hubungan Antar Faktor Produksi

Dalam proses produksi ternak tidak hanya satu jenis faktor produksi yang digunakan, contohnya rumput dan konsentrat pada penggemukan ternak potong. Pemberian konsentrat yang lebih banyak sanggup mengurangi penggunaan rumput atau sebaliknya. Contoh lain contohnya penggunaan teknologi yang lebih maju berkaitan dengan berkurangnya penggunaan jumlah tenga kerja insan dan lain-lain. Dalam proses produksi kombinasi apapun yang digunakan tujuannya ialah berupaya untuk menekan biaya produksi sekecil mungkin (least cost combination) atau kombinasi faktor poduksi yang menghasilkan biaya yang paling murah. Sementara itu kemampuan satu faktor produksi X2 (misalnya konsentrat) untuk menggantikan faktor produksi X1 (misalkan rumput) disebut Daya Substitusi Marjinal (DSM).

Dalam kaitannya dengan kemampuan satu faktor produksi menggantikan faktor produksi yang lain dalam suatu proses produksi ada tiga macam pola korelasi antar input:

Hubungan dengan Daya Substitusi Tetap (DSM Tetap), yaitu bila penambahan satu satuan faktor produksi yang satu (X1) mengakibatkan pengurangan faktor produksi yang lain (X2), dalam jumlah yang tetap, sementara jumlah produk yang dihasilkan tidak berubah (iso produk).
Hubungan Komplementer, yaitu bila kedua jenis faktor produksi harus dikombinasikan dalam satu perbandingan yang tetap. Misalnya X1 = 1 satuan dan X2 = 4 satuan. Apabila X1 = 5 satuan maka X2 = 20 satuan.
Hubungan dengan Daya Substitusi yang Semakin Berkurang, yaitu apabila dalam kondisi iso produk, penggunaan jumlah faktor produksi yang satu (X1) sanggup digantikan oleh faktor produksi kedua (X2) dengan penggunaan yang semakin kecil (Anonim^c, 2011).

5. Hubungan Antar Hasil Produksi

Dalam praktek perjuangan produksi sering menghasilkan tidak hanya satu macam produk, tetapi beberapa produk dihasilkan dalam satu kali proses produksi. Usahaternak sapi perah menghasilkan susu dan daging, usahaternak ayam petelur menghasilkan telur dan daging atau usahaternak domba menghasilkan wool dan daging. Kombinasi banyak sekali produk yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi membentuk empat macam pola korelasi antar hasil produksi:

Joint Products (Produk-produk dihasilkan secara bersama), yaitu dua macam produk dihasilkan secara bersamaan dalam sekali proses produksi.
Complementary Products (Produk-produk Komplemen), yaitu dua produk dihasilkan dengan pola kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk yang lainnya, pada penggunaan faktor produksi tertentu.
Supplementary Products (Produk-produk Suplemen), yaitu bila kenaikan produk yang satu tidak menghipnotis produk yang lain dalam satu proses produksi.
Competitive Products (Produk-produk Bersaing), yaitu bila kenaikan produk yang satu menimbulkan turunnya produk yang lain (Anonim^a, 2011).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Usaha tani (farm) ialah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanaian. Di Indonesia, selain usahatani dikenal pula istilah perkebunan, yang sebetulnya juga merupakan perjuangan tani yang dilaksanakan secara komersial.
Fungsi produksi ialah suatu potongan fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diharapkan bagi terselenggaranya proses produksi. Faktor produksi ialah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus.
Hukum kenaikan hasil yang makin berkurang (the law of diminishing return) menyatakan bahwa dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yang makin bsar, tetapi hingga pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin berkurang dan jadinya mencapai nilai negatif, dan ini menimbulkan pertambahan produksi total semakin kecil hingga mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.
Dalam praktek perjuangan produksi sering menghasilkan tidak hanya satu macam produk, tetapi beberapa produk dihasilkan dalam satu kali proses produksi. Usahaternak sapi perah menghasilkan susu dan daging, usahaternak ayam petelur menghasilkan telur dan daging atau usahaternak domba menghasilkan wool dan daging.