Wednesday, June 28, 2017

√ Perbedaan Diferensiasi Sosial Dan Stratifikasi Sosial

Apa perbedaan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial ?


Sebagian teman-teman masih ada yang galau perihal perbedaan diferensiasi dan stratifikasi sosial padahal dua istilah ini sudah kita bahas dalam halaman sebelumnya.


Silahkan baca:

a. Diferensiasi sosial

b. Stratifikasi sosial


Seperti yang kita pahami bersama bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada semacam penggolongan menjadi kelompok-kelompok tertentu.


Nah, kalau pengelompokan ini merupakan penggolongan secara horizontal, contohnya berdasarkan suku, etnis, agama, warna kulit, pekerjaan, jenis rambut, jenis kelamin, umur dsb yang merupakan ketetapan alam, ini dinamakan sebagai diferensiasi sosial.


Akan tetapi kalau kita sudah masuk ke penggolongan vertikal yang bersahabat kaitannya dengan status atau strata sosial, contohnya kaya-miskin, bangsawan-rakyat jelata, pejabat-rakyat, struktur jabatan organisasi, masyarakat golongan bawah-menengah-atas, senior-junior dsb, maka hal ini dinamakan sebagai stratifikasi sosial.


Contoh simpel untuk membedakannya menyerupai ini.


Diferensiasi sosial: Andi berumur 17 tahun sedangkan Bambang berumur 27 tahun, keduanya sama-sama berpengalaman dalam berorganisasi.


Stratifikasi sosial: Akan tetapi dalam organisasi, Bambang dianggap lebih senior daripada Andi sebab dari segi umur, kematangan mental, pengalaman Bambang lebih banyak daripada Andi.


Apa manfaat diferensiasi sosial?


Manfaat diferensiasi sosial diantaranya

1. Dapat dipakai sebagai upaya saling mengenal.

2. Memiliki kesenian dan kebudayaan yang bermacam-macam.

3. Merangsang adanya diskusi atau musyawarah.

4. Memunculkan sifat saling menghargai, menghormati, perilaku toleransi dsb.

5. Bisa dipakai untuk upaya saling melengkapi dan bekerjasama.


Apa perbedaan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial  √ Perbedaan Diferensiasi Sosial Dan Stratifikasi Sosial

Gambar. Contoh diferensiasi sosial yakni adanya istilah turis lokal dan turis abnormal di kawasan wisata contohnya Candi Borobudur (Foto: siswapedia.com)


Apa manfaat stratifikasi sosial?


Dalam buku Sosiologi, Budiyono memaparkan ada tujuh manfaat atau fungsi stratifikasi sosial yaitu


1. Agar sanggup terjadi pendistribusian hak dan kewajiban secara sempurna kepada setiap lapisan masyarakat. Misalnya, besar kewajiban bayar pajak yang dibebankan untuk orang menengah ke atas berbeda dengan besar kewajiban bayar pajak orang golongan menengah. Atau pola lainnya, donasi subsidi hanya untuk kalangan yang tidak bisa saja.


2. Penempatan individu secara sempurna sesuai stratanya. Misalnya, karyawan yang berbakat dibidang marketing ditempatkan di devisi marketing sedangkan karyawan yang andal komputer ditempatkan di pengoperasian komputer.


3. Sebagai pemersatu tugas-tugas orang yang berada dalam sebuah perkumpulan (organisasi, perusahaan dsb) demi mencapai tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah organisasi ada ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan devisi-devisi. Semuanya mempunyai kiprah yang berbeda namun tetap bersatu untuk mencapai tujuan organisasi.


4. Adanya stratifikasi sosial memungkinkan seseorang mengambil kiprah sesuai bidangnya masing-masing sehingga permasalahan dalam masyarakat bisa diselesaikan. Misalnya, dibuat pengurus kampung devisi kematian. Nah, saat ada orang meninggal, maka masyarakat yang bertugas di devisi maut akan menyediakan ember, keranda, menggali kuburan, menciptakan informasi lelayu dll sehingga duduk masalah selesai.


5. Stratifikasi sosial memaksa masyarakat untuk bergerak maju dan melaksanakan sesuatu sesuai fungsi masyarakat tersebut.



Sumber https://www.siswapedia.com