Tuesday, July 18, 2017

√ 6 Target Keselamatan Pasien Dirumah Sakit Sesuai Dengan Ipsg Dan Permenkes-Ri No 1691/Menkes/Per/Vii/2011

Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko, tidak ada satupun dokter atau petugas kesehatan lainnya yang ingin pasiennya celaka. Oleh sebab itu, keselamatan pasien menjadi hal penting dan terus menerus disosialisasikan dalam lingkungan kemudahan kesehatan.

Keselamatan pasien merupakan perihal penting dalam sebuah kemudahan kesehatan, dan di rumah sakit keselamatan pasien juga merupakan sebuah bulir penting yang menjadi penilaian dalam sebuah proses akreditasinya, yang mana dalam mencapai keselamatan pasien rumah sakit, telah ditetapkan 6 sasaran keselamatan pasien.

Di taraf dunia Sasaran keselamatan pasien dikenal dengan nama International Patient Safety Goals (IPSG), yang mana terdapat 6 goal keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh JCI (Joint Commission International).

SKP dirumah sakit
Joint Commission International (JCI) yakni forum yang mendedikasikan diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan kesehatan. JCI mempunyai misi meningkatkan kualitas kesehatan secara terus-meneurs kepada masyrakat, dengan bekerja sama dengan para stakeholder, mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan, serta menawarkan ilham dalam peningkatan penyediaan pelayanan yang aman, efektif yang paling tinggi dan bernilai mutunya. Dari ribuan rumah sakit yang ada di Indonesia hanya beberapa saja yang telah terakreditasi JCI.

IPSG (International Patient Safety Goals) yang dikeluarkan oleh JCI dan digunakan oleh hampir seluruh rumah sakit dunia, diadopsi oleh pemerintah indonesia, yang tertuang dalam PERMENKES-RI No 1691/MENKES/PER/VII/2011 wacana keselamatan pasien dirumah sakit.

Adapun 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Adalah sebagai berikut :

  1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien dirumah sakit menyebarkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien :
  • Pasien diidentifikasi memakai dua identitas pasien, dihentikan memakai nomor kamar atau lokasi pasien.
  • Pasien diidentifikasi sebelum derma obat, darah atau produk darah.
  • Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk investigasi klinis.
  • Pasien diidentifikasi sebelum derma pengobatan dan tindakan/prosedur.

  1. Peningkatan Komunikasi Efektif
Peningkatan Komunikasi efektif dirumah sakit menyebarkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi pelayanan :
  • Perintah lengkap secara verbal dan yang melalui telepon atau hasil investigasi dituliskan secara lengkap oleh peserta perintah.
  • Perintah lengkap secara verbal dan yang melalui telepon atau hasil investigasi dibacakan secara lengkap oleh peserta perintah.
  • Perintah atau hasil investigasi dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang memberikan hasil pemeriksaan.
  • Kebijakan dan mekanisme mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi verbal atau melalui telepon secara konsisten.

  1. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert)
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) dirumah sakit menyebarkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) :
  • Kebijakan dan atau mekanisme dikembangkan biar memuat proses identifikasi, memutuskan lokasi, derma label dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
  • Implementasi kebijakan dan prosedur.
  • Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali kalau dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah derma yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.

  1. Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat - Pasien Operasi
Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat - Pasien Operasi dirumah sakit menyebarkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien :
  • Menggunakan suatu tanda yang terang dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.
  • Menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi ketika pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, sempurna dan fungsional.
  • Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat mekanisme sebelum "incisi/time out" sempurna sebelum dimulainya suatu mekanisme tindakan pembedahan.
  • Kebijakan dan mekanisme dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang seragam untuk memastikan sempurna lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien, termasuk mekanisme medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

  1. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan dirumah sakit menyebarkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko nanah yang terkait pelayanan kesehatan :

  1. Pengurangan Resiko Jatuh
Pengurangan Resiko Jatuh dirumah sakit menyebarkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien dari cidera sebab jatuh :
  • Menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan melaksanakan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dan lain-lain.
  • Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh.
  • Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan cedera akhir jatuh dan dampak dari insiden yang tidak diharapkan.
  • Kebijakan dan atau mekanisme dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera akhir jatuh di rumah sakit.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com