Setiap orang renta ingin anaknya berhasil meraih impian dan cita-cita. Tapi sudahkah Anda melaksanakan kiprah Anda untuk mendukungnya? Ada kiprah penting dari orang renta sebagai support system bagi anak. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang renta menyerupai yang lansir dari Parenting Indonesia (12/09):
Memberi contoh
Orang renta merupakan sosok yang ditemui anak setiap hari di rumah. Sikap dan sifat anak kebanyakan merupakan cerminan dari orang tuanya. Itu sebabnya, orang renta harus menunjukkan perilaku optimis di depan anak-anaknya, biar anak bisa menggandakan dan mempunyai rasa percaya diri. Jadilah orang renta yang patut dicontoh oleh anak. Dan yang paling penting, bentuklah lingkungan yang memungkinkan anak Anda sanggup tumbuh menjadi individu yang percaya diri.
Beri kesempatan menuntaskan masalah
Orang renta tak perlu terlalu sering membantu anak dalam memecahkan suatu duduk kasus yang sedang ia hadapi. Ketika anak kesulitan menemukan tanggapan PR atau menempatkan satu keping pecahan puzzle, sangatlah gampang bagi Anda untuk mengintervensi dan membantu anak menuntaskan masalahnya.
Yang perlu Anda lakukan yaitu menyampaikan pada anak bahwa Anda percaya ia bisa menuntaskan sendiri masalahnya. Membiarkan anak menuntaskan masalahnya sendiri tanpa pertolongan Anda akan meningkatkan rasa gembira atas pencapaiannya, serta membuatnya lebih optimis mengenai apa yang bisa dilakukannya di masa mendatang.
Temani anak berjuang
Anak mungkin pernah merasa ingin mengalah pada hal-hal yang sedang dilakukannya. Misalnya, “Aku nggak bisa soal matematika ini!”. Untuk mencegah anak berkesimpulan menyerupai itu, cobalah ubah perspektifnya. Cobalah bingkai ulang pemikirannya menjadi lebih kasatmata dengan menyampaikan hal berikut, “Sekarang kau belum bisa mengerjakannya, tapi nanti niscaya bisa.”
Baca: Aktivitas Orangtua untuk Mendukung Anak Belajar Bahasa Inggris
Biarkan anak tahu bahwa bukan ia satu-satunya yang frustasi, lantaran teman-temannya yang lain niscaya mengalami hal ini juga. Supaya ia tetap optimis, Anda boleh membantunya mengingat kembali wacana keberhasilannya yang lalu, misalnya, “Ingat, kan, dulu kau sama sekali tidak bisa berenang, Tapi lihat sekarang, kau berenang menyerupai ikan.”
Tetaplah realistis
Saat anak sedang sedih, Anda mungkin begitu ingin menghibur anak dengan kata-kata yang cantik dan bisa menciptakan anak kembali ceria. Misal saat anak gres saja merusakkan mainannya secara tidak sengaja, Anda mungkin ingin berkata “Tenang, nanti dibelikan lagi sama papa mainan yang baru.” Padahal, bisa jadi kata-kata yang Anda ucapkan itu mengandung harapan palsu.
Lebih baik katakan pada anak, “Ya, Mama tahu kau tidak sengaja menjatuhkannya. Sekarang mainan kau rusak, ya memang itulah jadinya bila kita tidak hati-hati.” Ironisnya, meyakinkan anak bahwa segalanya akan baik-baik saja justru akan membawa imbas yang sebaliknya. Rasa optimis yang gotong royong membutuhkan pedoman yang realistis, tak sekadar pedoman yang positif. Sumber http://www.sekolahdasar.net