Memahami Unsur dalam ilmu Kimia – Unsur merupakan zat yang tidak sanggup diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Bila Anda sudah membaca artikel berjudul materi dan wujudnya niscaya Anda sudah sedikit mengerti ihwal istilah unsur ini.
Nah, pada halaman ini kita akan memfokuskan pembahasan mengenai unsur lebih dalam lagi antara lain terkait nama unsur, lambang unsur, nomor atom, nomor massa, isotop, isobar dan isoton.
A. Nama Unsur
Nama unsur dalam bahasa Indonesia ada yang berbeda dengan nama unsur sesuai janji internasional (IUPAC), contohnya saja besi dinamakan Ferum, emas dinamakan Aurum, tembaga dinamakan Cuprum dsb. Untuk lebih jelasnya, sanggup dikungjungi situs https://www.ptable.com/?lang=id atau sanggup di lihat pada gambar di bawah ini.
Nama unsur dalam tabel periodik unsur disusun berdasarkan nama daerah/planet, tokoh ilmuwan atau berdasarkan urutan nomor. Untuk penamaan berdasarkan nama tempat contohnya Europium (Eu), Indium (In), Samarium (Sm), Amerisium (Am), Kalifornium (Cf), Moscovium (Mc), Plutonium (Pt) dll.
Adapun nama unsur yang dinamai memakai nama ilmuwan antara lain Rutherfordium (Rf), Curium (Cr), Einsteinium (Es), Mendelevium (Md), Lawrensium (Lr) dsb. Sedangkan yang memakai urutan nomor didasarkan pada akar kata pada bilangan yaitu nil = 0, un = 1, bi = 2, tri = 3 quad =4, pent = 5, hex = 6, sept = 7, okt = 8 dan enn = 9 biasanya dipakai untuk menamai sementara sebuah unsur yang gres ditemukan.
B. Lambang Unsur
Dalam prakteknya, kita cukup sulit untuk memakai nama unsur dalam perhitungan kimia. Oleh karenanya, diharapkan penyederhanaan berupa kependekan yang dinamakan sebagai lambang unsur. Jons Jacob Berzelius pada tahun 1813 sudah mencetuskan cara ini dan tetap dipakai hingga sekarang.
Penamaan lambang unsur diambil dari aksara pertama sesuai nama dari IUPAC yang ditulis memakai aksara besar. Jika terjadi kesamaan dengan unsur lainnya, maka sebagian ditulis memakai dua aksara dimana pada aksara keduanya diambil dari aksara yang ada di nama unsur lalu ditulis memakai aksara kecil. Misalnya, Hidrogen (H), Holmium (Ho), Hasium (Hs), Hafrinium (Hf) mempunyai aksara awalan yang sama yakni aksara H, maka aksara kedua ditulis memakai aksara kecil.
Yang perlu diingat yaitu penulisan lambang unsur dihentikan ada yang salah. Hal ini sanggup menjadikan salaf tafsir, contohnya kita hendak menulis Cobalt yang lambang unsurnya Co. Nah, jikalau kita menulisnya CO, maka akan menjadi senyawa karbonmonoksida, bukan Cobalt lagi.
C. Nomor Atom
Nomor atom merupakan jumlah atom kasatmata (proton) dalam sebuah unsur. Setiap unsur berdasarkan Henry Moseley mempunyai jumlah yang berbeda. Maka secara otomatis, nomor atom sebuah unsur yang satu dengan yang lainnya berbeda. Nomor atom diberi lambang Z.
Jika sebuah atom mempunyai muatan netral, maka jumlah proton = jumlah elektro. Dengan begitu nilai Z = jumlah proton = jumlah elekton (e).
D. Nomor Massa
Nomor massa merupakan massa dari sebuah atom yang diberi lambang A. Massa atom merupakan massa proton + massa neutron + massa elektron. Dikarenakan massa elektron relatif sangat kecil, maka sanggup diabaikan.
Massa proton = 1,673 x 10 -24 gram dan massa neutron = 1,675 x 10 -24 gram. Sedangkan massa elektron sebesar 9,109 x 10-28 gram.
Nomor atom Z dan nomor massa A ini diikutsertakan dalam penulisan lambang unsur. Jika lambang sebuah unsur yaitu X, maka penulisannya menjadi:
Untuk pembahasan isotop, isobar dan isoton kita akan bahas pada halaman selanjutnya.
Daftar Pustaka
Situs www.ptable.com/?lang=id diakses pada tanggal 15 November 2017.
Ratna dkk. 2008. Kimia Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Zulfikar. 2008. Kimia Kesehatan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Sumber https://www.siswapedia.com