TINJAUAN PUSTAKA
Selain menentukan rancangan kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran, seorang peneliti juga perlu melaksanakan tinjauan pustaka terkait dengan topik penelitiannya. Tinjauan pustaka ini membantu peneliti untuk menentukan apakah topic (topic) tersebut layak diteliti ataukah. Tinjauan pustaka juga akan memperlihatkan pengetahuan luas bagi peneliti dalam membatasi ruang lingkup penelitinya. Dalam hal ini, penting juga dipertimbangkan apakah topik tersebut sanggup dan perlu di teliti.
1. Topik Penelitian
Sebelum mempertimbangkan pustaka/literatur apa yang akan ditinjau dalam proyek penelitian, pertama-tama identifikasi dahulu satu topik yang akan diteliti, kemudian pertimbangkan apakah topik tersebut bermanfaat secara simpel atau tidak. Topik yaitu subjek atau materi subjek penelitian. Topik inilah yang nantinya akan menjadi gagasan utama yang harus dipelajari dan dieksplorasi oleh peneliti.
Dalam hal ini, ada beberapa cara untuk memperoleh pemahaman mengenai topik penelitian, salah satunya yaitu dengan menulis judul yang terang dalam ajuan penelitian. Judul yang baik dan bersiklus akan menjadi jalan utama untuk masuk kedalam penelitian, inilah gagasan kasatmata yang harus dimiliki peneliti biar tetap fokus pada proyek penelitiannya.
Strategi lain untuk menyebarkan topik yaitu menuliskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan mirip apa yang harus dijawab dalam penelitian. Pertimbangkan alasan-alasan utama mengapa topik penelitian tersebut benar-benar sanggup dan perlu diteliti. Suatu topik sanggup diteliti jikalau peneliti mempunyai sasaran partisipan yang bersedia membantunya dalam melaksanakan penelitian dan mempunyai perangkat-perangkat yang memadai dalam mengumpukan dan menganalisis data dalam jangka waktu yang ditentukan, mirip aktivitas komputer atau perangkat-perangkat lain. Selain kemungkinan suatu topik yang sanggup diteliti, peneliti juga perlu mempertimbangkan apakah topik tersebut memang perlu diteliti. Mengenai apakah topik itu perlu diteliti atau tidak, pada hakikatnya juga bekerjasama dengan apakah ada oranglain di luar forum peneliti yang akan tertarik pada topik tersebut. Oleh alasannya yaitu itu, sebelum menciptakan ajuan atau melaksanakan penelitian, para peneliti sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor diatas dan meminta orang lain memperlihatkan respons kritis pada topik penelitiannya. Mintalah respons-respons dari teman-teman, orang-orang yang kompeten dalam bidang tersebut.
2. Tinjauan Pustaka
Setelah mengidentifikasi satu topik yang sanggup dan perli diteliti barulah peneliti bisa melaksanakan tinjauan pustaka atas topik tersebut. Tinjauan pustaka mempunyai beberapa tujuan utama : menginformasikan kepada para pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan ketika itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 2010; marshall dan Rossman, 2011). Tinjauan ini juga sanggup menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur untuk mempertegas pentingnya penelitian tersebut, seraya membandingkan hasil-hasilnya dengan penemuan-penemuan lain. Penelitian-penelitian perlu mencantumlan topik ditinjauan pustaka, dan pecahan pustaka di ajuan pada umumnya dibuat dari masalah yang lebih besar kemasalah-masalah yang lebih sempit sehingga eksklusif mengarahkan ke metode-metode suatu penelitian.
2.1 Pemanfaatan pustaka / Literatur
Persoalan lain yang juga penting dipertimbangkan dalam menulis tinjauan pustaka yaitu bagaimana memakai pustaka/literatur tersebut dalam ajuan penelitian. Terkait hal ini, ada banyak cara yang bisa diterapkan. Pada umumnya, tinjauan pustaka sanggup berupa beberapa bentuk. Cooper (2010) membahas empat tipe kajian pustaka yang (a) menggabungkan apa yang telah dikatakan dan dilakukan orang lain, (b) mengkritisi penelitian dari para hebat sebelumnya, (c) membangun jembatan antara topik-topik terkait, dan (d) mengidentifikasi isu-isu sentral dalam suatu bidang. Dengan perkecualian mengkritisi penelitian-penelitian dari para peneliti sebelumnya, sebagaian besar disertasi dan tesis berperan menggabungkan literatur, mengatur menjadi serangkaian topik yang saling berkaitan, dan merangkum literatur dengan menandakan isu-isu sentral.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti memakai literatur secara konsisten menurut asumsi-asumsi yang berasal dari para partisipan, tidak membagi ruang bagi pandangan pribadi peneliti. Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian tersebut haruslah eksploratif. Hal ini berarti bahwa peneliti dihentikan terlalu banyak menulis wacana topik atau populasi yang tengah diteliti. Sebaliknya, penulis harus berusaha mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman menurut pada apa yang ia dengar. Penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif sanggup dilakukan dengan bermacam-macam cara.
Untuk pendekatan kualitatif yang didasarkan pada opini partisipan ada tiga model penempatan tinjauan pustaka :
Penggunaan Literatur | kriteria | Contoh jenis taktik yang sesuai |
Literatur dipakai untuk membingkai masalah dalam pendahuluan penelitian | Harus ada beberapa literatur yang tersedia | Model ini biasa dipakai dalam semua penelitian kualitatif, tanpa memandang jenis strateginya |
Literatur disajikan dalam pecahan terpisah dengan judul tinjauan pustaka | Pendekatan ini lebih disukai oleh pembaca yang sudah terbiasa dengan pendekatan post-positivis tradisional untuk tinjauan pustaka | Pendekatan ini diterapkan dalam penelitian yang memakai teori yang sudah berpengaruh diawal penelitian, mirip etnografi dan kajian teori kritis. |
Literatur disajikan diakhir penelitian; menjadi dasar untuk membandingkan dan membedakan temuan-temuan penelitian kualitatif. | Pendekatan ini paling cocok untuk proses induktif penelitian kualitatif; literatur tidak memandu dan mengarahkan penelitian tetapi menjadi sarana pembantu ketika pola atau kategori telah ditentukan | Pendekatan ini dipakai dalam semua jenis rancangan kualitiatif, tetapi paling terkenal dengan grounded theory, ketika membandingkan dan membedakan teori dengan teori yang lain yang ditemukan dalam literatur |
Penelitian kualitatif, disisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur utama diawal penelitian untuk memperlihatkan arahan/petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis-hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif juga memakai literatur untuk memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara detail literatur-literatur sebelumnya dalam pecahan khusus berjudul “Bacaan Terkait” atau “Tinjauan Pustaka”, atau judul-judul yang sejenis. Selain itu tinjuan pustaka dalam penelitian kuantitatif sanggup ditulis untuk memperkenalkan suatu teori suatu klarifikasi atas hubungan-hubungan yang diinginkan, menyebarkan teori yang akan digunakan, dan menjelaskan mengapa teori tersebut penting untuk dikaji. Pada simpulan penelitian, peneliti meninjau kembali literatur yang ada dan menciptakan perbandingan antara hasil penelitian dengan penemuan-penemuan yang terdapat dalam literatur. Dalam hal ini penelitian kuantitatif memakai literatur secara deduktif sebagai kerangka kerja untuk merangcang rumusan masalah dan hipotesis-hipotesis penelitian.
Dalam penelitian metode campuran, peneliti menerapkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sebelumnya dalam menulis tinjauan pustaka, bergantung pada jenis taktik yang digunakan. Untuk taktik sekuensial, litelatur disajikan pada setiap tahapan penelitian dengan tetap konsisten pada metode yang digunakan. Keputusan wacana bentuk penelitian apa yang dipilih didasarkan pada pembaca penelitian dan apa yang paling sanggup diterima. Singkatnya penggunaan literatur dalam proyek metode adonan sangat bergantung pada taktik dan bobot yang diberikan antara penelitian kualitatif atau kuantitatif.
2.2 Teknik-teknik Rancangan
Apa pun jenis penelitiannya, ada beberapa proses yang harus dilalui dalam melaksanakan tinjauan pustaka
Langkah-Langkah Melakukan Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berarti menempatkan dan menyimpulkan kajian-kajian wacana suatu topik tertentu. Kajian-kajian tersebut seringkali berupa studi-studi penelitian, tetapi kajian-kajian ini bisa juga meliputi artikel atau pemikiran-pemikiran yang memperlihatkan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik. Ada banyak cara dalam menggarap tinjauan pustaka, tetapi sebagian besar sarjana melakukannya dengan cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi, dan menyimpulkan pustaka/ literatur yang ada. Dibawah ini yaitu beberapa cara yang direkomendasikan:
1. Mengidentifikasi beberapa kata kunci (keywords) penelitian,
2. Kunjungi perpustakaan dan mulailah mencari katalog untuk materi tumpuan mirip buku dan jurnal terkait.
3. Bacalah sepintas sekumpulan artikel atau pecahan dalam buku yang relevan dengan topik penelitian yang cukuip memperlihatkan bantuan yang memadai untuk tinjauan pustaka yang sedang diteliti.
4. Mengidentifikasi beberapa literatur, dan merancang peta literatur, peta literatur merupakan sejenis gambar visual yang menampilkan pengelompokan literatur menurut topik penelitian.
5. Buatlah ringkasan dari beberapa artikel yang relevan, serta tumpuan dengan memakai petunjuk penulisan yang sesuai sehingga mempunyai tumpuan yang lengkap untuk dipakai di simpulan ajuan penelitian.
6. Setelah menciptakan ringkasan dari beberapa literatur, sekarang saatnya menciptakan tinjauan pustaka, dengan menyusunnya secara tematis atau menurut konsep penting. Diakhir tinjauan pustaka, utarakan pandangan umum anda wacana tema keseluruhan yang diperoleh dari literatur yang ada, kemudian jelaskan mengapa penelitian benar-benar mempunyai kebaruan tersendiri dibandingkan literatur yang sudah ada. Anda juga sanggup mengemukakan kritik wacana pustaka yang sudah ada dan menandakan kekurangan serta masalah-masalah dalam metode yang digunakannya.
Database Terkomputerisasi
Dalam proses pengumpulan materi yang relevan, database terkomputerisasi memperlihatkan saluran yang cepat dan mudah. Saat ini, database literatur terkomputerisasi (computer databaseof the literalute) sudah banyak tersedia di banyak sekali perpustakaan dan menyediakan saluran pada ribuan jurnal, makalah, seminar, dan materi-materi lain wacana banyak sekali topik yang berbeda.
ERIC (Educational Resources Information Center) merupakan perpustakaan digital online gratis yang berisi banyak sekali penelitian dan informasi yang bekerjasama dengan pendidikan. database yang disponsori oleh IES (Institute of Educational Sciences) Departemen Pendidikan Amerika Serikat ini sanggup anda kunjungi di http://www.eric.ed.gov. ERIC memungkinkan user mengakses 1,2 juta item yang telah terindeks semenjak 1966. Koleksinya meliputi artikel ilmiah, buku, sintesis penelitian, makalah seminar, laporan teknis, undang-undang, dan materi-materi yang bekerjasama dengan pendidikan.
Jika memakai ERIC, identifikasilah deskriptor-deskriptor yang bekerjasama dengan topik. Deskriptor merupakan istilah yang dipakai oleh indexer dalam mengkategorisasikan artikel atau dokumen-dokumen lain. Mencari deskriptor bisa melalui Thesaurus of ERIC Description (Educational Resources Information, center, 1975). Atau melalui thesaurus online lain.
Database gratis lainnya yaitu Google Schoolar. Database ini memungkinkan anda mencari- materi-materi dari banyak sekali sumber disiplin pengetahuan mirip makalah peer-reviewed, tesis, buku, abstraksi, dan artikel dari penerbit akademis, kelompok profesional, universitas, dan organisasi intelektual lainnya.
Selain database gratis, ada juga database komersial yang berlisensi. Salah satu situs yang biasanya dimiliki perpustakaan akademis ketika ini yaitu ProQuest (http://proquest.com) yang memungkinkan peneliti mencari banyak sekali database yang berbeda. Situs lainnya yaitu EBSCO, suatu layanan penelitian online gratis, yang meliputi database tumpuan medis, arsip digital sejarah dan e-book. Perusahaan ini menyediakan lebih dari 350 database dan hampir sebanyak 300.000 e-book. Diperpustakaan akademis, anda bisa mencari ERIC, PsycINFO, Dissertation Abstracts, Periodical Index, Health and Medical Complete, dan banyak sekali database spesifik lain (seperti International Index to Black Periodical) hanya dengan mengakses situs ini.
Database komersial lain yang berlisensi yang sudah banyak dimiliki oleh banyak sekali perpustakaan akademis yaitu Sociological Abstracts (Cambridge Scientific Abstrac, http://www.csa.com). Database ini mengindeks lebih dari 2000 jurnal, makalah, disertasi, buku-buku, resensi buku yang berkaitan dengan kajian sosial dan disiplin ilmu yang relevan. Database komersial psikologi sanggup diakses melalui PsycINFO (http://www.apa.org). Database ini meliputi bidang psikologi, serta aspek-aspek psikologi dari disiplin-disiplin ilmu yang relevan, mirip kedokteran, psikiatri, keperawatan, sosiologi, pendidikan, farmakologi, fisiologi, linguistik, antropologi, bisnis dan hukum.
Database komersial lainnya yang banyak tersedia di perpustakaan yaitu Social Sciences Citation Index (SSCI, Web of Knowledge, Thomson Scientific [http://isiwebofknowledge.com]). Database ini mengindeks sekitar 1.700 jurnal yang meliputi 50 disiplin dan juga mengindeks item relevan daro 3.300 jurnal sains dan teknik. Database ini sanggup dipakai untuk mencari artikel dan pengarang yang telah melaksanakan penelitian mengenai topik tertentu.
Tip yang direkomendasikan jikalau ingin memakai database terkomputerisasi ini :
· Gunakanlah database literatur online gratis serta database-database lain yang tersedia diperpustakaan akademis anda.
· Carilah database yang berbeda, contohnya anda harus tetap memakai database ERIC meskipun topik penelitian anda tidak terlalu bekerjasama dengan pendidikan, atau anda memakai PsycINFO meskipun anda merasa topik anda tidak terlalu berkaitan dengan psikologi. Baik ERIC maupun PsycINFO sama-sama memandang pendidikan dan psikologi sebagai istilah umum yang bisa diteliti dengan banyak sekali topik yang berbeda.
· Gunakan panduan istilah untuk mencari artikel yang anda inginkan, mirip thesaurus-jika tersedia.
· Carilah satu artikel yang sangat berkaitan dengan topik anda, kemudian lihatlah istilah penting yang dipakai dalam artikel tersebut, kemudian gunakanlah istilah itu untuk men-search literatur lain yang relevan.
· Gunakan beberapa database yang menyediakan akses, link, atau informasi wacana gandaan full-text dari artikel-artikel yang anda inginkan (baik dari perpustakaan atau toko buku) biar anda bisa menghemat untuk mencari gandaan artikel-artikel ini.
Prioritas dalam Memilih Literatur
Buatlah satu prioritas ketika mencari literatur, pertimbangkan hal berikut ini :
1. Jika anda ingin meneliti topik tertentu, namun belum tahu bagaimana harus melakukannya, cobalah memulainya dengan mempelajari sintesis-sintesis umum dari literatur yang ada.
2. Selanjutnya, beralihlah pada artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal nasional/internasional kenamaan, khususnya jurnal yang menampilkan laporan penelitian.
3. Setelah artikel, anda bisa mencari buku-buku yang berkaitan dengan topik anda. Mulailah dengan naskah penelitian yang merujuk pada banyak sekali literatur penting.
4. Lanjutkan perjuangan anda di atas dengan melacak makalah seminar terkini.
5. Jika memungkinkan , periksalah entri-entri dalam dissertation abstracts (University Microfils, 1983)
6. Website juga menyediakan bahan-bahan yang berkhasiat untuk tinjauan pustaka. Kemudahan mengakses dan kemampuannya untuk mem-post-ing bermacam-macam artikel membuatnya lebih atraktif.
Peta Literatur Penelitian
Pendekatan penting dalam menyusun literatur ini yaitu dengan menciptakan literature map (peta literatur). Peta literatur merupakan ringkasan visual dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan orang lain. Peta ini biasanya disajikan dalam bentuk gambar dan bisa disusun dengan banyak sekali cara, yaitu :
1. Disusun secara hierarkis, yakni menyajikan literatur dengan teknik top-down, yang pada pecahan paling bawah diisi oleh penelitian yang diajukan.
2. Dibuat mirip flowchart, dimana pembaca melihat tinjauan pustaka disusun layaknya suatu hamparan (unfolding) yang membentang dari kiri-ke-kanan, dengan sisi-kanan paling simpulan diisi oleh penelitian yang diajukan.
3. Berbentuk bundar dimana setiap bundar mencerminkan satu literatur dan titik potong bundar yang mengindikasikan penelitian selanjutnya.
Mengabstraksikan Literatur
Abstraksi ini harus mewakili isi dari setiap literatur, utamanya yang terkait dengan topik penelitian. Abstraksi (abstracts) merupakan tinjauan singkat atas literatur (biasanya dalam bentuk paragraf pendek) yang meringkas elemen-elemen utama biar pembaca sanggup memahami keunggulan-keunggulan dasar dari setiap literatur. Dalam jurnal-jurnal ilmiah, kita sanggup melihat ada banyak pola abstraksi ini. Biasanya, abstraksi yang baik meliputi beberapa poin berikut :
· Menyatakan masalah yang telah dibahas
· Menyatakan tujuan atau fokus utama penelitian
· Menyatakan secara singkat informasi wacana sampel, populasi, atau data
· Membahas hasil-hasil inti yang bekerjasama dengan peenlitian yang diajukan
· Jika tinjauan pustakanya bersifat metodologis (cooper,2010) tunjukan kekurangan teknis da metodologis dalam literatur/penelitian tersebut.
Untuk mengabstraksi penelitian-penelitian relevan lain yang sudah dilakukan sebelumnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Jika penelitian tersebut berbentuk karya tulis ilmiah, carilah masalah dan tujuan penelitiannya (biasanya terdapat dalam pendahuluan). Informasi wacana sampel, populasi atau data penelitian, carilah di pertengahan (biasanya dalam pecahan metode/prosedur penelitian), sedangkan hasil penelitian sering kali disampaikan di simpulan karya tulis (biasanya dalam penutup/kesimpulan). khusus di pecahan simpulan ini, carilah pernyataan-pernyataan penulis yang memperlihatkan balasan singkat atas rumusan masalah hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.
Contoh 1.1 Tinjauan Pustaka dalam Penelitian Kuantitatif
Berikut ini ringkasan sau paragraf atas komponen-komponen utama dalam penelitian kuantitatif (Creswell, Seagren, dan Henry, 1979), sangat mirip dengan paragraf yang muncul dalam tinjauan pustaka yang biasanya terdapat dalam disertasi atau artikel jurnal. Dalam kutipan ini, saya telah menentukan komponen-komponen kunci untuk diabstraksikan.
Creswell, Seagren, dan Henry (1979) menguji model Biglan, model tiga dimensi yang mengelompokkan 36 bidang akademis ke dalam bidang-bidang yang “sulit atau mudah,” “murni atau aplikasi,” dan “kehidupan atau non-kehidupan,” sebagai prediktor atas kebutuhan pengembangan profesional seorang pemimpin. Delapan ketua jurusan yang bertugas di empat perguruan tinggi dan satu universitas negeri Midwestern menjadi partisipan dalam penelitian ini. Hasilnya memperlihatkan bahwa para ketua jurusan dalam bidang akademis yang berbeda mempunyai kebutuhan pengembangan profesional yang berbeda-beda pula. Berdasarkan inovasi ini, Creswell dan rekan-rekannya merekomendasikan biar para pemimpin yang menyebarkan program-program inservice perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan antar bidang yang dipimpinnya ketika merencanakan program-program.
Pada pola di atas, kami menuliskan abstraksi penelitian menurut tumpuan in-text dengan format di APA Publication Manual (APA,2010). Dalam abstraksi ini, kami meringkas tujuan inti penelitian, yang diikuti dengan informasi wacana pengumpulan data dan diakhiri dengan pernyataan wacana hasil-hasil utama dan implikasi-implikasi simpel dari hasil-hasil tersebut.
Untuk tulisan-tulisan yang berbasis penelitian non empiris mirip di atas, abstraksinya sanggup dibuat dengan cara berikut :
· Sebutkan masalah yang dibahas oleh goresan pena tersebut
· Identifikasi tema utama goresan pena tersebut
· Nyatakan kesimpulan utama yang bekerjasama dengan tema itu
· Jika jenis tinjauan pustakanya bersifat metodologis, jelaskan kekurangan-kekurangan goresan pena tersebut dalam hal penalaran, logika, kekuatan, argumentasi, dan seterusnya.
Berikut salah satu pola abstraksi yang mengilustrasikan karakteristik-karakteristik di atas.
Contoh 1.2 Tinjauan Pustaka dalam Studi Tipologi
Sudduth (1992) menuntaskan disertasi kuantitatifnya dalam bidang politik wacana pembiasaan taktik dibeberapa rumah sakit pedesaan. Dia melaksanakan tinjauan pustaka di awal penelitiannya. Dalam hal ini, Sudduth meringkas tiga hal, yakni masalah, tema, dan tipologi.
Ginter, Duncan, Richardson, dan Swayne (1991) menganggap bahwa lingkungan eksternal berdampak pada kemampuan rumah sakit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Mereka kemudian menyarankan suatu proses yang dikenal dengan analisis lingkungan (enviromental analysis) yang memungkinkan suatu organisasai sanggup merespon secara strategis perubahan-perubahan yang muncul dilingkungan sekitar. Namun demikian, sehabis menguji beberapa teknik analisis lingkungan, ternyata tidak ada satu pun bagan konseptual atau model komputer komprehensif yang berhasil dikembangkan untuk menganalisis masalah-masalah lingkungan (Ginter et al., 1991). Mereka kemudian menyimpulkan bahwa perubahan yang paling strategis yaitu perubahan yang bertumpu pada proses evalusi yang non-quantifiable dan non-judgmental. Untuk membantu pengelola rumah sakit mengevaluasi lingkungan eksternal, Ginter at al. (1991) kemudian menyebarkan suatu tipologi, mirip yang terdapat dalam gambar 1.1
Pada pola di atas, Sudduth mereviu penelitian/literatur relevan lain dengan memakai gaya tumpuan in-text untuk menjelaskan masalah (“kemampuan rumah sakit untuk menyesuaikan perubahan”), mengidentifikasi tema utama (“suatu proses yang mereka sebut sebagai enviromental analysis”), dan menyatakan kesimpulan yang bekerjasama dengan tema tersebut (seperti, “tidak ada satu pun model konseptual yang komprehensif”, menyebarkan suatu tipologi”).
Petunjuk Gaya
Pada dua pola sebelumnya, telah diperkenakan gagasan wacana bagaimana memakai gaya APA untuk mereview artikel di pecahan awal abstraksi. Petunjuk gaya (style manual) menyediakan arahan-arahan bagi para peneliti untuk menulis penelitian bergava akademis, mirip format yang konsisten dalam mengutip tumpuan menciptakan judul, menyajikan tabel dan gambar, dan memakai bahasa yang tidak diskriminatif. Landasan utama dalam melaksanakan tinjauan pustaka yaitu memakai gaya tumpuan yang sempurna dan konsisten di sepanjang tulisan.
Publication Manual of the American Psychological Association, Fifth Edition (APA, 2001) merupakan petunjuk gaya yang paling sering dipakai dalam bidang pendidikan dan psikologi. Gaya penulis Universitas Chicago (A Manual of Style, 1982), Turabian (1973), dan Campbell dan Ballou (1977) juga sering dipakai dalam bidang ilmu sosial meskipun tetap kurang terkenal jikalau dibandingkan dengan gaya APA.
Style manual pada umumnya mempertimbangkan beberapa format penting, mirip in-text, end-of- text, judul, dan penggunaan gambar dan tabel. Berikut ini yaitu beberapa rekomendasi saya terkait dengan bagaimana memakai petunjuk gaya untuk keperluan goresan pena akademik:
· Ketika menulis tumpuan in-text, perhatikan format yang sempurna untuk jenis-jenis tumpuan dan kutipan ganda.
· Ketika menulis tumpuan end-of-text, perhatikan juga apakah petunjuk gaya yang Anda gunakan mengharuskan tumpuan ini ditulis secara alfabetis atau numerik. Selain itu, pastikan pula bahwa setiap tumpuan in-text sudah masuk dalam daftar end-text.
· Dalarn makalah/karya tulis akademik, judul (heading) biasanya disusun dalam bentuk tingkatan-tingkatan. Pertama-tama, perhatikan seberapa banyak tingkatan judul yang akan Anda tulis dalam penelitian Anda. Kemudian, bukalah petunjuk gaya untuk mendapat format yang sesuai untuk setiap tingkatan tersebut. Biasanya, laporan penelitian berisi sekitar dua hingga empat tingkatan judul.
· Jika memakai catatan kaki (footnote), perhatikan petunjuk gaya untuk mengetahui bagaimana menulis footnote yang sesuai. Footnote ketika ini jarang sekali dipakai dalam makalah/karya tulis akademik dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika Anda menyertakan footnote, perhatikan apakah footnote tersebut berada di pecahan bawah setiap halaman, di simpulan setiap bab, atau di simpulan makalah.
· Tabel (table) dan gambar (figure) mempunyai format-formatnya tersendiri dalam setiap petunjuk gaya. Perhatikan aspek-aspek penting, mirip garis yang harus dicetak tebal (bold), judul, dan spasi, pada contoh-contoh yang disajikan.
Ringkasnya, aspek terpenting dalam penggunaan petunjuk gaya yaitu konsistensi di sepanjang tulisan.
2.3 Definisi Istilah
Topik lain yang bekerjasama dengan tinjauan pustaka yaitu identifikasi dan definisi istilah-istilah yang diharapkan pembaca untuk memahami proyek penelitian yang diajukan. Bagian defnisi istilah bisa saja ditulis secara terpisah dari tinjauan pustaka, bisa pula masuk dalam tinjauan pustaka, atau justru diletakkan di pecahan lain dalam ajuan penelitian.
Saran saya, definisikan istilah-istilah vang kemungkinan tidak dimengerti oleh orang-orang di luar bidang penelitian Anda, atau istilah-istilah yang terdengar abnormal (Locke, Spirduso, & Silverman, 2007). Pentingnya sejumlah istilah untuk didefinisikan memang hanya dilema judgment saja, namun saya tetap merekomendasikan Anda untuk mendefinisikan istilah-istilah tertentu yang kemungkinan tidak dipahami oleh sebagian besar pembaca. Selain itu, definisikan istilah-istilah ketika muncul pertama kali. Mendefinisikan istilah juga sanggup menambah keakuratan suatu penelitian, mirip diungkapkan oleh Firestone (1987) berikut ini:
Bahasa sehari-hari mempunyai makna yang sangat kaya dan beragam. Sepert halnya simbol, kekuatan bahasa berasal dari kombinasi antara makna dengan konteks tertentu. Bahasa ilmu ketika ini sepertinya terlalu sering mengabaikan keanekaragaman makna ini, utamanya dalam hal keakuratan. Inilah alasan mengapa istilah-istilah umum atau bahasa-bahasa sehari-hari pun bisa saja mempunyai "makna-makna teknis" jikalau dipakai untuk tujuan keilmuan (hlm. 17).
Demi keakuratan inilah, peneliti perlu mendefinisikan istilah-istilah penting di awal penelitian. Dalam ajuan disertasi dan tesis, definisi istilah biasanya ditulis di pecahan khusus. Alasannya yaitu bahwa dalam penelitian-penelitian formal mirip ini, mahasiswa harus sempurna dalam memakai bahasa dan istilah. Hanya dengan menjelaskan pemikiran-pemikiran dalam definisi-definisi yang otoritatiflah, keilmuan kita akan terbentuk dengan baik. Karena itu, definisikan istilah-istilah yang muncul di semua pecahan ajuan penelitian Anda:
· Judul penelitian
· Masalah penelitian
· Tujuan penelitian
· Pertanyaan atau hipotesis penelitiar
· Tinjauan pustaka
· Landasan teori
· Metode penelitian.
Definisi istilah bisa saja ditulis untuk semua jerus penelitian, baik kualitatif, kuantitatif, ataupun metode campuran.
· Dalam penelitian kualitatif, alasannya yaitu bersifat induktif dan melibatkan rancangan metodologis, peneliti bisa saja mendefinisikan beberapa istilah di awal penelitian meskipun definisi ini hanya tentatif semata. Sebagai gantinya, tema-tema (atau perspektif-perspektif atau dimensi-dimensi) sanggup ditulis sehabis analisis data. Dalam pecahan mekanisme penelitian, peneliti sanggup mendefinisikan istilah-istilah penting pada ketika istilah-istilah ini muncul pertama kali.
· Di sisi lain,dalam penelitian kuantitatif—yang sering ditulis secara deduktif dengan sasaran penelitian yang sudah fixed—peneliti sanggup menyertakan definisi-definisi ekstensif dalam ajuan penelitiannya. Peneliti meletakkan definisi ini pada pecahan terpisah.
· Dalam penelitian metode campuran, definisi istilah bisa diletakan di pecahan terpisah jikalau penelitiannya dimulai dengan tahap awal pengumpulan data kuantitatif. Jika penelitiannya diawali dengan pengumpulan data kualitatif, berarti istilah-istilah bisa didefinisikan sepanjang penelitian, atau bahkan di pecahan simpulan penelitian. Jika pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif ditulis secara bersamaan, berarti penulisan definisi istilah bergantung pada prioritas yang diberikan atas salah satu dari dua jenis penelitian tersebut.
Tidak ada satu pun pendekatan yang dianggap paling baik untuk mendefinisikan istilah-istilah dalam penelitian. Meski demikian, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan (lihat juga Locke et al., 2007):
· Definisikan suatu istilah ketika ia muncul pertama kali dalam ajuan Anda. Dalam pendahuluan, misalnya, suatu istilah bisa saja menuntut adanya definisi untuk membantu pembaca memahami masalah penelitian, rumusan masalah, atau hipotesis penelitian tersebut.
· Tulislah definisi dalam tingkatan operasional tertentu. Definisi operasional ditulis dalam bahasa tertentu, tidak dalam bahasa konseptual yang abstrak. Karena peneliti mempunyai ruang untuk menspesifikasikan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitiannya maka lebih baik dipakai definisi operasional saja.
· Jangan mendefinisikan istilah-istilah dan bahasa sehari-hari. Alhasil, gunakanlah bahasa-bahasa "teknis" yang sudah ada dalam literatur. Dalam hal ini, istilah-istilah harus didasarkan pada literatur dan dihentikan Anda buat sendiri (Locke et al., 2007). Meski demikian, sangat mungkin definisi yang sempurna atas suatu istilah tidak tersedia dalam literatur, dan bahasa sehari-hari pun bisa jadi digunakan. Jika demikian ihwalnya, sajikanlah definisi yang sempurna dan gunakanlah istilah-istilahnya secara konsisten di sepanjang ajuan penelitian (Wilkinson, 1991).
· Definisi istilah bisa ditulis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Definisi sanggup mendeskripsikan istilah sehari-hari (seperti, organisasi). Definisi juga bisa disandingkan dengan batasan tertentu.
· Meskipun tidak ada satu format yang dianggap paling tepat, sebagian besar definisi istilah diletakkan di pecahan khusus penelitian, yang sering kali bertajuk "Definisi Istilah," dan memasangkan istilah-istilah dengan definisi-definisinya dengan cara meng-highlight istilah tersebut, yang memperlihatkan bahwa istilah itu mempunyai makna tertentu (Locke et al., 2007). Biasanya, pecahan yang terpisah ini tidak lebih dari dua atau tiga paragraf saja.
Dua pola berikut menggambarkan susunan definisi istilah yang berbeda-beda dalam penelitian:
2.4 Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran
Saat menyusun tinjauan pustaka, biasanya peneliti akan sulit menentukan seberapa banyak literatur yang harus direview. Agar masalah ini terselesaikan, saya telah menyebarkan satu model yang menyajikan parameter-parameter tertentu dalam menulis tinjauan pustaka, khususnya untuk rancangan penelitian kuantitatif atau metode adonan yang hampir selalu menyediakan bagian/subbab khusus untuk tinjauan pustaka.
Untuk penelitian kuantitatif atau metode carnpuran yang memprioritasknn penelitian kuantitatif, tulislah.tinjauan pustaka yang berisi materi-materi penting daiam literatur yang bekerjasama dengan variabel-variabel bebas, variabel-variabel terikat, dan kekerabatan antara variabel bebas dan variabel terikat (lebih terang wacana variabel ini baca Bab 3). Untuk lebih jelasnya, perhatikan rincian berikut ini:
1. Tulislah paragraf awal tinjauan pustaka dengan memerinci bagian-bagian yang akan dibahas di dalamnya.Paragraf ini lebih berupa klarifikasi wacana susunan setiap pecahan dalam tinjauan pustaka yang Anda tulis.
2. Tinjaulah Topik 1, yakni dengan meninjau literature-literatur akademik wacana satu atau beberapa variabel bebas. Jika ada beberapa variabel bebas ),ang dibahas dalan'r literatur tersebut,perhatikan subbagian-subbagiannya atau fokuslah pada satu variabel yang paling penting saja. Jangan lupa membahas klarifikasi dalam literature yang hanya terkait dengan variabel bebas, bukan variabel terikat.
3. Tinjaulah Topik 2, yakni dengan meninjau literatur-literatur akademik wacana satu atau beberapa variabel terikat. Jika dalam literature tersebut dibahas bebepa variabel terikat,perhatikan subbagian-subbagiannya atau fokuslah pada satu variabel terikat yang paling panjang saja.
4. Tinjaulah Topik 3, yakni iengan meninjau literatur-literatur akademik yang membahas korelasi antara variabel-variabel bebas dan variabel(-variabel) terikat. Di sinilah inti dasar penelitian Anda. untuk itu, pecahan ini harus padat dan berisi literatur-literatur lain yang memang sangat berkaitan dengan topik penelitian Anda. Ambillah satu pecahan dalam literature tersebut yang sangat berkaitan erat dengan topik atau tinjaulah bagian-bagian lain yang membahas topik tersebut secara umum.
5. Di pecahan simpulan tinjauan pustak, buatlah kesimpulan atau ringkasan yang menonjolkan literature-literatur yang dianggap paling relevan; tunjukkan tema-tema utama yang diangkat oleh literature-literatur tersebut,jelaskan mengapa tema-tema ini membutuhkan penelitian lebih lanjut dan tentu saja yakinkan pembaca mengapa penelitian lebih lanjut dan tentu saja yakinkan pembaca mengapa penelitian Anda sanggup memenuhi kebutuhan ini.
Langkah-langkah di atas sanggup diterapkan untuk menulis tinjauan pustaka untuk jenis penelitian yang membahas variabel-variabel (biasanya kuantitatif atau penelitian metode adonan dengan bobot kuantitatif). Tidak hanva itu, langkah-langkah ini iuga sanggup mempersempit ruang lingkup penelitian yang diaiukan sehingga rumusan masalah dan metode penelitian yang nantinva disajikan benar-benar sanggup terjangkau dengan baik
KESIMPULAN
Sebelum mencari literatur, identifikasilah topik anda, contohnya dengan merancang judul yang terang atau menyatakan rumusan masalah utama. Selain itu, pertimbangkan apakah topik anda sanggup dan perlu diteliti dengan cara mencari tahu adakah saluran kepada para partisipan dan sumber-sumber lain, dan apakah topik tersebut akan memperlihatkan bantuan pada literatur yang ada, akan diminati oleh orang lain, dan konsisten dengan tujuan-tu;uan utamanya.
Dalam tinjauan pustaka, peneliti seyogianya memakai literatur-literatur akadernik untuk menyajikan hasil-hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, menghubungkan penelitiannya dengan literatur-literatur tersebu! dan menyediakan kerangka kerja dalam membandingkan hasil penelitiannya dengan hasil penelitian-penelitian lain. untuk penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran, literatur mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Dalam penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka biasanya diletakkan terpisah dalam satu pecahan khusus. Namun demikian, dalam penelitian metode campuran, penggunaan tinjauan pustaka bergantung pada jenis rancangan dan bobot yang diberikan pada aspek-aspek kuaiitatif dan kuantitatif.
Ketika akan melaksanakan tinjauan pustaka, identifikasilah kata kunci-kata kunci (keywords) untuk mencari literatur. Kemudian, carilah database-database online, mirip ERIC, ProQuest, Google Scholar; PubMed, dan database-database lain yang lebih spesifik, mirip PsycINFO, Sociofile, dan SSCI. Lalu, carilah literatur-literatur yang sesuai dengan prioritas, pertama-pertama carilah artikel jurnal, kemudian buku-buku, dan seterusnya. Mulailah menulis absiaksi penelitian, seraya memerhatikan gaya penulisan tumpuan menurut petunjuk gaya (seperti, APA, 2001). Deskripsikan secara singkat informasi penting wacana penelitian tersebut yang meliputi masalah penelitian pertanyaan penelitian, pengumpulan dan analisis data penelitian' dan hasil simpulan penelitian.
Definisikan istilah-istilah kunci dan jikalau diharapkan sediakan sub-bab khusus untuk definisi istilah ini dalam ajuan Anda; atau jikalau tidak, masukkan definisi tersebut dalam tinjauan pustaka. pada tahap akhir, pertimbangkan keseluruhan struktur Penyusunan tinjauan pustaka Anda, Untuk penelitian kuantitatif, Anda sanggup menyediakan pecahan khusus untuk tinjaua n pustaka menurut variabel-variabel utama, atas menurut subtema-subtema penting suatu fenomena untuk penelitian kualitatif'