Jika kita berbicara mengenai daerah rawan peristiwa alam, maka ada aneka macam lokasi yang dapat kita sebutkan sebagai contohnya. Dari sekian banyak lokasi yang ada, maka indonesia yakni salah satu negara yang cukup diwaspadai. Ada aneka macam potensi terjadinya musibah di indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dari indonesia yang dapat dikatakan cukup ekstrim. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai aneka macam gunung berapi aktif di dunia. Belum lagi beberapa lempengan tektonik yang ada dan bertemu di Indonesia. Beberapa bencana alam yang diakibatkan oleh dinamika perubahan atmosfer juga merupakan salah satu hal yang cukup sering terjadi.
Dari sekian banyak hal yang cukup sering yakni adanya erupsi dari gunung berapi. Tak sedikit gunung berapi aktif di indonesia yang mempunyai siklus erupsinya masing-masing. Beberapa gunung terkadang dapat aktif sepanjang tahun dengan mengeluarkan materi vulkanik yang berbahaya. Pada dasarnya ada beberapa gunung paling berbahaya di dunia yang ada di Indonesia. salah satunya yakni gunung anak kraktau yang terletak di selat sunda.
Gunung anak krakatau merupakan salah satu gunung paling aktif di indonesia. Aktivitas vulkaniknya juga merupakan salah satu yang paling tinggi di indonesia. Kali ini kita akan membahas mengenai erupsi anak gunung Krakatau. Ada beberapa hal yang harus kalian pahami dan ketahui mengenai erupsi gunung yang satu ini, seperti
ERUPSI ANAK KRAKATAU
Sebelum kita membahas mengenai erupsi gunung krakatau, alangkah baiknya jikalau kita memahami terlebih dahulu mengenai anak krakatau. Pulau atau gunung anak krakatau ini sendiri pertama kali muncul pada tahun 1927. Sejak pertama kali muncul tingkat kegiatan dari gunung yang satu ini dapat dikatakan cukup tinggi. Jika kita mengenali beberapa tipe letusan gunung api, maka anak gunung anak krakatau ini mempunyai tipe letusan stromboli. Tipe letusan ini, merupakan sebuah tipe letusan yang eksplosif dan akan memuntahkan material vulkanik ke udara. Satu hal yang perlu kalian ketahui adalah, pulau gunung anak krakatau ini merupakan pulau termuda di Indonesia.
KRONOLOGI
Dengan kegiatan yang cukup tinggi, maka gunung anak krakatau menjadi tempat yang paling sering di amati. Berdasarkan data yang ada intinya anak krakatau telah mengalami peningkatan kegiatan semenjak bulan juni 2018. Pada ketika itu status dari anak gunung krakatau ini telah dinaikan menjadi level II atau level waspada. Pada level status ini mengambarkan bahwa radius 3 km dari puncak gunung harus netral dari kegiatan manusia. Namun, ternyata kegiatan anak krakatau tidak mengambarkan penuruka yang drastis. Justru malah mengambarkan peningkatan kegiatan yang cukup sering.
Dari bulan juni hingga desember, sering sekali erupsi anak gunung krakatau ini mengeluarkan letusan dengan intensitas yang berbeda-beda. Letusan ini juga disertai dengan munculnya material vulkanik yang cukup banyak dan sering. Setelah terjadi beberapa kali peningkatan aktivitas, alhasil pada tanggal 22 Desember 2018, terjadi letusan dengan intensitas yang cukup tinggi dari Gunung Anak Krakatau. Letusan ini mengakibatkan munculnya asap dengan ketinggian 300-1.500 meter dari puncak gunung anak krakatau.
Instensitas letusan yang tinggi pada tanggal 22 Desember tersebut ternyata mempunyai imbas yang cukup besar. Hal ini alasannya yakni letusan tersebut disertai dengan guguran atau longsoran pada salah satu sisi gunung anak krakatau. Longsoran tersebut lalu menjadikan beberapa fenomena lain, salah satunya yakni munculnya bencana tsunami. Sehingga Tsunami Selat Sunda merupakan kejadian yang gres pertama kali di Indonesia. Hal ini alasannya yakni peristiwa tsunami tersebut di akibatkan oleh kegiatan vulkanik dan bukan kegiatan tektonik.
Kemudian kegiatan gunung masih terus meningkat, terbukti pada tanggal 26 desember 2018, muncul laporan adanya hujan bubuk di Cilegon. Kemudian melihat kondisi tersebut maka status anak gunung krakatau kembali ditingkatkan pada tanggal 27 Desember 2018 menjadi Level III. Level tersebut merupakan level tertinggi dari anak gunung krakatau.
DAMPAK
Jika berbicara mengenai imbas yang ditimbulkan oleh erupsi anak gunung krakatau, maka ada banyak hal yang dapat kita temukan. Dampak yang muncul tak hanya berupa imbas kerusakan yang di akibatkan oleh tsunami yang muncul di selat sunda saja. Namun, anak gunung krakatau sendiri juga mendapat imbas yang cukup besar.
Salah satu imbas yang muncul yakni hilangnya sebagian besar dari badan gunung anak krakatau. Longsoran lereng anak gunung krakatau ini diperkirakan menghilangkan 64 hektar dari pecahan gunung anak krakatau. Selain itu ketinggian anak gunung krakatau dari permukaan bahari hanya tinggal 110 meter saja. Selain itu tempat luasan dari pulau anak krakatau juga menurun dengan drastis. Hal ini alasannya yakni tak kurang dari 150 hingga 180 juta meter kubik material terbawa longsor kedalam laut.
Itulah tadi beberapa klarifikasi mengenai erupsi anak gunung krakatau yang dapat kita amati dan ketahui. Sebagai salah satu gunung teraktif di Indonesia, anak gunung krakatau memang terus di pantau dengan intesitas yang cukup sering. Hal ini mengingat kondisi dari indukannya yang merupakan salah satu gunung berbahaya di dunia. Semoga isu tadi bermanfaat.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com