Salam teman - teman sejawat semua, terima kasih sudah berkunjung ke blog kami, pada kesempatan kali ini admin akan mencoba membahas ihwal askep diare pada anak usia 1-3 tahun, asuhan keperawatan diare pada anak usia 1-3 tahun atau askep diare pada anak usia 1-3 tahun yaitu rangkaian tindakan atau asuhan yang akan diberikan oleh perawat kepada klien anak - anak yang sedang menderita penyakit diare, diare pada anak itu sendiri adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, sanggup berwarna hijau atau sanggup bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
bertujuan untuk membantu teman sejawat yang lagi membutuhkan asuhan keperawatan diare pada anak usia 1-3 tahun. disini kami mencoba menuliskan askep diare pada anak usia 1-3 tahun yang mungkin bisa dijadikan tumpuan bagi teman sejawat sekalian dalam pembuatan kiprah perkuliahan maupun kiprah pekerjaan.
oke bagi teman - teman yang membutuhkan silahkan dibaca dan boleh copy askep diare pada anak usia 1-3 tahun sediakan dibawah ini :
Beberapa pengertian diare:
Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare yaitu buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, sanggup berwarna hijau atau sanggup bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER yaitu anak usia antara 1 hingga 3 tahun (Donna L. Wong)
2. Penyebab
Faktor infeksi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu sanggup pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 6.
Faktor Makanan:
Diare sanggup terjadi lantaran mengkonsumsi masakan basi, beracun dan alergi terhadap jenis masakan tertentu.
Faktor Psikologis
Diare sanggup terjadi lantaran faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi sanggup ditemukan pada anak yang lebih besar.
3. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang mengakibatkan timbulnya diare ialah:
Pathway
4. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin usang berubah kehijauan lantaran bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet lantaran sering defekasi dan tinja yang asam akhir laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah sanggup timbul sebelum atau selama diare dan sanggup disebabkan lantaran lambung turut meradang atau akhir gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, tanda-tanda kekurangan cairan tubuh mulai tampak yaitu: berat tubuh menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan lisan serta kulit kering.
Bila kekurangan cairan tubuh terus berlanjut sanggup terjadi renjatan hipovolemik dengan tanda-tanda denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria hingga anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
5. Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
Ada 4 hal yang penting diperhatikan semoga sanggup menunjukkan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
kebutuhan cairan diukur dengan rumus :
Keterangan:
2. Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang meliputi:
3. Obat-obatan Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa.1
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
Intervensi dan Rasional:
Diagnosa. 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Intervensi dan Rasional:
Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Intervensi dan Rasional:
Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.
Intervensi dan Rasional:
Diagnosa.5
Kurang pengetahuan keluarga ihwal kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Intervensi dan Rasional:
DAFTAR PUSTAKA
Sumber http://bangsalsehat.blogspot.comLaporan Pendahuluan Askep Diare pada anak usia toddler (1-3 tahun)
1. PengertianBeberapa pengertian diare:
Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare yaitu buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, sanggup berwarna hijau atau sanggup bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER yaitu anak usia antara 1 hingga 3 tahun (Donna L. Wong)
2. Penyebab
Faktor infeksi
- Infeksi enteral; nanah susukan pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, mencakup nanah basil (Vibrio, E. c0l1, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), nanah virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), nanah benalu (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
- Infeksi parenteral; merupakan nanah di luar sistem pencernaan yang sanggup menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu sanggup pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 6.
Faktor Makanan:
Diare sanggup terjadi lantaran mengkonsumsi masakan basi, beracun dan alergi terhadap jenis masakan tertentu.
Faktor Psikologis
Diare sanggup terjadi lantaran faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi sanggup ditemukan pada anak yang lebih besar.
3. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang mengakibatkan timbulnya diare ialah:
- Gangguan osmotik
- Gangguan sekresi
- Gangguan motilitas usus
Pathway
![]() |
Pathway diare pada anak |
4. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin usang berubah kehijauan lantaran bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet lantaran sering defekasi dan tinja yang asam akhir laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah sanggup timbul sebelum atau selama diare dan sanggup disebabkan lantaran lambung turut meradang atau akhir gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, tanda-tanda kekurangan cairan tubuh mulai tampak yaitu: berat tubuh menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan lisan serta kulit kering.
Bila kekurangan cairan tubuh terus berlanjut sanggup terjadi renjatan hipovolemik dengan tanda-tanda denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria hingga anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
5. Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
- Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
- Dietetik
- Obat-obatan
Ada 4 hal yang penting diperhatikan semoga sanggup menunjukkan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
- Jenis cairan yang hendak digunakan.
- Jumlah cairan yang hendak diberikan.
- Mengukur BJ plasma
kebutuhan cairan diukur dengan rumus :
- Metode Pierce
- diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB
- diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
- diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB
- Metode Perbandingan BB dan Umur
Keterangan:
- PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntah
- NWL : Normal Water Lose (ml/kgBB) = cairan diuresis, penguapan, pernapasan
- CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus menerus
2. Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang meliputi:
- Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)
- Makanan setengah padat atau masakan padat (nasi tim)
3. Obat-obatan Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
- Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
- Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
- Antibiotik (diberikan jikalau penyebab nanah telah diidentifikasi)
Konsep Asuhan Keperawatan Diare pada Anak usia toddler (1-3 tahun)
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
- Riwayat Keperawatan Sekarang Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja sanggup bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan yaitu napsu makan menurun, suhu tubuh meningkat, volume diuresis menurun dan tanda-tanda penurunan kesadaran.
- Riwayat Keperawatan Sebelumnya Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, teladan kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikosecual, interaksi dan lain-lain.
- Riwayat Kesehatan Keluarga Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan relasi angota keluarga, kultur dan kepercayaan, sikap yang sanggup mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga ihwal penyakit klien dan lain-lain.
- Pengkajian Fisik Pengakajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Diagnosa Keperawatan
- Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
- Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
- Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya
- Kurang pengetahuan keluarga ihwal kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Rencana Keperawatan
Diagnosa.1
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
Intervensi dan Rasional:
- Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan jadwal rehidrasi. rasional :Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
- Pantau intake dan output. Rasional : Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk memutuskan kebutuhan cairan pengganti.
- Kaji tanda vital, tanda/gejala kekurangan cairan tubuh dan hasil investigasi laboratorium Rasional : Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa.
- Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif. Rasional : Pemberian obat-obatan secara kausal penting sesudah penyebab diare diketahui.
Diagnosa. 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Intervensi dan Rasional:
- Pertahankan tirah baring dan pembatasan kegiatan selama fase akut. Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik.
- Pertahankan status NPO (puasa) selama fase akut (sesuai jadwal terapi) dan segera mulai proteksi masakan per oral sesudah kondisi klien mengizinkan Rasional : Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian masakan sesegera mungkin penting sesudah keadaan klinis klien memungkinkan.
- Bantu pelaksanaan proteksi masakan sesuai dengan jadwal diet Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
- Kolaborasi proteksi nutrisi parenteral sesuai indikasi. Rasional : Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut.
Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Intervensi dan Rasional:
- Atur posisi yang nyaman bagi klien, contohnya dengan lutut fleksi. Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.
- Lakukan kegiatan pengalihan untuk menunjukkan rasa nyaman menyerupai masase punggung dan kompres hangat abdomen Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping.
- Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.
- Kolaborasi proteksi obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi Rasional : Analgetik sebagai distributor anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI sanggup diberikan sesuai indikasi klinis.
- Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk memutuskan intervensi selanjutnya.
Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.
Intervensi dan Rasional:
- Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik ihwal prosedur koping yang tepat. Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah.
- Tekankan bahwa kecemasan yaitu duduk kasus yang umum terjadi pada orang renta klien yang anaknya mengalami duduk kasus yang sama. Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami duduk kasus yang demikian.
- Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan nrimo dalam membantu klien. Rasional : Mengurangi rangsang eksternal yang sanggup memicu peningkatan kecamasan.
Diagnosa.5
Kurang pengetahuan keluarga ihwal kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Intervensi dan Rasional:
- Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan ihwal penyakit dan perawatan anaknya. Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
- Jelaskan ihwal proses penyakit anaknya, penyebab dan karenanya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari kegiatan sehari-hari. Rasional : Pemahaman ihwal duduk kasus ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.
- Jelaskan ihwal tujuan proteksi obat, dosis, frekuensi dan cara proteksi serta imbas samping yang mungkin timbul. Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.
- Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal sesudah defekasi. Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
- Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
- Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta
- Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.