Tuesday, September 5, 2017

√ Collaborative Learning Sebagai Salah Metode Pembelajaran Students Centered Learning



Callaborative learning merupakan salah metode pembelajaran student centered learning, yang menitikberatkan pada kerjasama antar mahasiswa yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh angota kelompok. Masalah/tugas/kasus memang berasal dari dosen dan bersifat open ended, tetapi pembentukkan kelompok yang didasarkan pada minat, mekanisme kerja kelompok, penentuan waktu dan kawasan diskusi/kerja kelompok, hingga dengan bagaimana hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh dosen, semuanya ditentukan melalui consensus bersama antar anggota kelompok.

Mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-10 orang. Mahasiswa yang berada dalam satu kelompok berasal dari latar belakang berbeda, mulai dari jenis kelamin, hingga pada kemampuan akdemik yang berbeda. Kelompok mempunyai tujuan yang sama ialah menuntaskan masalah/tugas/kasus atau menghasilkan sebuah karya. Callaborative learning bukan hanya sekedar mahasiswa berkerjasama dalam satu kelompok dalam menuntaskan tujuan, tetapi callaborative learning memperlihatkan adanya ketergantungan yang konkret antar anggota kelompok, interaksi tatap muka, penerapan keterampilan untuk bekerjasama, dan upaya beproses dalam kelompok dengan senantiasa mengidentifikasi efektifitas dan efisiensi kelompok. 

Terdapat beberapa manfaat callaborative learning, diantaranya:
     1.       Dibanding berguru secara individual, callaborative learning sanggup meningkatkan ketertarikan terhadap apa yang dibahas di antara penerima didik serta memperlihatkan kesempatan bagi penerima didik untuk secara aktif terlibat dalam diskusi.
     2.       Mahasiswa bisa memaparkan dan mempertahankan ide, pendapat, saling bertukar pendapat, mempertanyakan kerangka konsep orang lain, memikul tanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka, mendorong tercapainya tingkat pemikiran yang lebih tinggi dan retensi ilmu yang lebih lama, sehingga pada jadinya mereka menjadi pemikir kritis.

Kelompok kecil mahasiswa difasilitasi oleh seorang tutor yang memahami konten, biasanya dilakukan pada semester awal, peralihan dari sekolah menengah ke fakultas. Sebelum mahasiswa sanggup berdiri diatas kaki sendiri memilih target pembelajarannya sendiri.

Sumber http://mynewjornal.blogspot.com