Saturday, October 28, 2017

10 Kawasan Tujuan Transmigrasi Di Indonesia

Pada tahun 2017 jumlah penduduk bumi yaitu  7,6 miliar dan diperkirakan akan menanjak naik pada tahun 2050 menjadi 9,8 miliar. Indonesia yaitu negara besar yang mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak. Menurut laporan Departemen Populasi Urusan Sosial dan Ekonomi PBB di bulan Juni tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan persentase 3.44% dari populasi dunia. Selain itu masih menurut laporan PBB di tahun 2015 bahwa dalam rentang waktu dari tahun 2015 hingga 2015, setengah populasi dunia akan terpusat di sembilan negara yang salah satunya yaitu Indonesia. Sembilan negara tersebut yaitu Indonesia, India, Pakistan, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Uganda, dan Republik Kongo.


Jumlah pendudukIndonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menawarkan efek positif dan negatif bagi negara Indonesia ke depannya. Dampak positif yang didapat Indonesia yaitu angkatan kerja yang surplus dan tidak akan defisit layaknya negara-negara maju yang mendekati zero population sebab rendahnya tingkat kelahiran bayi. Namun salah satu efek negatif yang didapat yaitu semakin sesaknya wilayah Indonesia terutama di tempat perkotaan. Banyak masyarakat Indonesia yang menyasar perkotaan untuk menyambung hidup dengan bekerja di sana.


Alasan Penduduk Indonesia Lebih Memilih Tinggal di Kota


Tidak meratanya penyebaran penduduk Indonesia menjadi pekerjaan rumah pemerintah semenjak usang dan masih dicari solusi paling sempurna hingga ketika ini. Faktor urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota, menambah kepadatan  dan menyempitnya lahan kota. Terdapat beberapa alasan mengapa tinggal di kota lebih menarik minat para penduduk. Berikut kami sampaikan beberapa alasannya:



  1. Peluang kerja yang lebih banyak


Mendapatkan pekerjaan yang lebih layak tentu yaitu harapan semua orang di dunia. Di kota anjuran pekerjaan lebih banyak daripada di pedesaan dan perkampungan. Pusat bisnis di kota-kota besar menyediakan lapangan kerja yang banyak dan diincar oleh banyak orang terutama generasi muda Indonesia. Sehingga orang – orang berbondong-bondong ke kota dan meninggalkan kampung halamannya.



  1. Tidak banyak penduduk Indonesia yang bisa bertani


Jika tinggal di desa, pekerjaan yang sanggup dilakukan yaitu bercocok tanam dan bertani. Kebanyakan anak muda dan beberapa orang renta tidak mempunyai skill untuk menanam padi ataupun berkebun. Mereka merasa terbebani dalam mengurus lahan persawahan dan perkebunan sehingga menentukan untuk menyerahkan pada orang lain untuk digarap dan menerapkan bagi hasil. Menjamurnya lulusan pertanian dari banyak sekali kampus di Indonesia tidak menjamin mereka turun ke desa untuk bertani. Akibatnya banyak lahan di kampung yang dibiarkan terbengkalai tanpa ada yang mau mengurusnya.



  1. Semakin menyempitnya lahan di desa


Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tajam banyak lahan persawahan yang diubah menjadi pemukiman penduduk. Perkembangan zaman menciptakan desa semakin modern dengan tersedianya minimarket 24 jam dan pertokoan yang mulai menjamur di pelosok. Akibatnya banyak persawahan dan perkebunan yang dibangun rumah dan ruko. Akibatnya lahan untuk bertani semakin menipis yang menimbulkan hilangnya mata pencaharian para buruh tani. Mereka pun menentukan pergi ke kota untuk mencari penghidupan lainnya.


Cara Pemerintah Mengurai Kepadatan Penduduk


Pemerintah intinya telah melaksanakan beberapa perjuangan untuk mengurai kepadatan penduduk. Yaitu dengan cara transmigrasi. Transmigrasi mempunyai arti perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang masih jarang penduduknya. Cara ini dilakukan untuk meratakan persebaran penduduk di Indonesia.


Istilah transmigrasi digagas oleh Presiden Sukarno pada tahun 1927 dalam harian Soeloeh Indonesia. Wapres Indonesia Moh. Hatta menyebutkan pentingnya trasmigrasi untuk pembangunan di luar Jawa pada Konferensi Ekonomi di Kaliurang tahun 1927. Pertama kali dilaksanakannya transmigrasi pada tanggal 12 Desember 1950. Daerah tujuan transmigrasi yang pertama yaitu di Lampung sebanyak 23 kepala keluarga dan Lubuk Linggau sebanyak 2 kepala keluarga.


Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, di abad Presiden Joko Widodo, yaitu Marwan Jafar menyatakan bahwa program transmigrasi ketika ini bukan hanya memindahkan orang dari pulau yang padat ke pulau dengan populasi sedikit, namun transmigran dan penduduk setempat juga dibekali dengan keahlian dengan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. Melalui cara ini diharapkan para penduduk orisinil tidak merasa menjadi minoritas dan bisa berbaur dengan para transmigran. Untuk mensukseskan transmigrasi diharapkan kerjasama antara para transmigran dan penduduk lokal. Program transmigrasi yang sudah dijalankan semenjak zaman Presiden Soeharto terbukti bisa menciptakan desa-desa gres dan bahkan membentuk dua provinsi gres di Indonesia.


Daerah Tujuan Transmigrasi di Indonesia


Pada tahun 2015 pemerintah berhasil menandatangani nota janji dengan 30 pemerintah daerah, 17 tempat yaitu pemerintah provinsi dan 13 tempat kabupaten/kota. Nota ini berisi kesepahaman bersama di bidang transmigrasi dalam kolaborasi antar tempat pengirim dan peserta transmigran. Berikut yaitu 7 provinsi yang menjadi tempat pengirim transmigran antara lain:



  1. Lampung

  2. Jawa Barat

  3. Jawa Tengah

  4. DI Yogyakarta

  5. Jawa Timur

  6. Bali

  7. Nusa Tenggara Barat


Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi yaitu tempat yang bertanah subur dan kaya akan sumber daya alam yang belum tergarap dengan baik. Diharapkan dengan adanya kegiatan transmigrasi, tempat tujuan menjadi lebih maju dan berkembang. Berikut yaitu 10 provinsi yang menjadi tempat tujuan transmigrasi antara lain:



  1. Bangka Belitung


Bangka Belitung termasuk provinsi ke-31 yang gres berdiri di Indonesia pada 9 Oktober 2000 dengan ibukota Pangkal Pinang. Nama Bangka Belitung semakin dikenal orang berkat film Laskar Pelangi yang menjadi maskot tempat ini. Provinsi Bangka Belitung mempunyai wilayah seluas 82.724 km2 namun diakui bahwa pemerataan tempat belum maksimal. Wilayah yang menjadi tujuan transmigrasi di provinsi ini yaitu 6 kabupaten dan 2 kota. Dari tempat tersebut terdapat 5 kabupaten yang diharapkan berubah menjadi tempat gres antara lain Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.


Bangka Belitung kaya akan sumber daya alam dari pertambangan dan timah, kaolin, granit, dan pasir laut. Kekayaan timah di Bangka Belitung belum tergarap dengan baik sebab gres dimanfaatkan hanya dari perairan dangkal. Selain itu terdapat banyak industri besar menyerupai pengolahan karet, kelapa sawit, kayu, galangan kapal, peleburan timah, dan sebagainya.



  1. Sumatera Selatan


Sumatera Selatan yaitu salah satu provinsi di pulau Sumatera yang beribukota Palembang. Luasnya lahan potensial untuk berladang di beberapa tempat dan kekayaan alam disana menjadi alasan provinsi ini dipilih menjadi tujuan transmigrasi. Hampir seluruh kabupaten/kota memproduksi padi di sawah, kecuali Palembang. Berdasarkan data BPS, 70% datatan di provinsi ini yaitu lahan pertanian. Selain itu kesuburan tanahnya sangat cocok digunakan berladang. Salah satu komoditi khas Sumatera Selatan yaitu palawija, jagung, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Potensi alam yang dimiliki juga sangat besar mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara, dan pembangkit tenaga listrik.



  1. Bengkulu


Bengkulu yaitu provinsi di Sumatera yang terletak di pesisir timur berbatasan dengan Samudera Hindia langsung. Tanah Bengkulu dikenal subur dan cocok digunakan untuk bertani dan berkebun. Pada tahun 2015, para transmigran berasal dari Jawa Tengah, Bali, Banten, Jakarta dan Jawa Timur. Mereka menempati tiga kabupaten, Kabupaten Kaur, Kabupaten Rejanglebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak. Para transmigran menadapatkan akomodasi rumah, lahan pekarangan dan lahan perjuangan untuk berladang. Diharapkan dengan disediakannya lahan, para transmigran bisa menggarapnya menjadi perkebunan yang menghasilkan komoditi untuk dijual kembali.



  1. Kalimantan Barat


Terdapat tiga kabupaten yang menjadi tujuan tempat transmigrasi di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang di Ketungau, Kabupaten Sanggau di Sekayam, dan Kabupaten Bengkayang di bersahabat Jagoi Babang. Pada tahun 2018 beberapa peserta transmigrasi yang ditempatkan di Kalimantan Barat berasal dari Kabupaten Cimahi, Jawa Barat. Terdapat 27 Kepala Keluarga dengan tempat penempatan Sungai Radak, Bulanse dan Katapang. Sejak Pra Pelita di zaman Presiden Soeharto hingga abad Presiden Joko Widodo, Kalimantan Barat selalu menjadi salah satu provinsi tujuan transmigrasi. Banyaknya lahan yang masih sepi penduduk dan lahan kosong yang masih luas menjadi alasan mengapa Kalimantan Barat menjadi tujuan transmigrasi.



  1. Kalimantan Utara


Kalimantan Utara yaitu salah satu tujuan favorit para transmigran asal Pulau Jawa. Bahkan seperlima penduduk Kalimantan Utara yaitu para transmigran yang telah bermukim semenjak tahun 1973 hingga ketika ini. Salah satu tujuan transmigrasi yaitu Kabupaten Bulungan. Selain itu tempat lainnya yaitu Kabupaten Tanjung Buka SP 6B untuk 300 KK, Tanjung Buka SP 10 untuk 345 KK, dan Tanjung Buka SP 11 untuk 300 KK. Para transmigran yang menyasar tempat Kalimantan Utara dibekali keterampilan berupa pembinaan budidaya ternak unggas, budidaya ikan air tawar, hortikulturan dan pertanian, kerajinan tangan, menjahit, membatik, dan sarana air higienis dan kesehatan lingkungan.



  1. Sulawesi Selatan


Daerah tujuan transmigrasi di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur. Selain itu disediakan lahan 2.000 hektar di Kabupaten Soppeng. Sulawesi Selatan mendapatkan 222 kepala keluarga. Tanah Sulawesi Selatan cocok untuk digunakan berkebun dan ditanami kopi, markisa, cengkeh, dan kakao.



  1. Sulawesi Tengah


Sulawesi Tengah yaitu provinsi di Pulau Sulawesi dengan luas wilayah terbesar. Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi yaitu Kabupaten Morowali tepatnya di UPT Umpanga dan UPT Tokala Atas, Kabupaten Buol, dan Kabupaten Banggai. Para transmigran yang tiba berasal dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Hingga tahun 2015 terdapat 249 UPT, dengan rincian 220 UPT berada di bawah pemda dan sisanya di bawah pengawasan Disnakertrans Sulawesi Tenggara.



  1. Sulawesi Tenggara


Sulawesi Tenggara yaitu provinsi di Sulawesi yang beribukota Kendari. Penempatan transmigran tersebar di tujuh kabupaten yaitu Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Muna, dan Buton. Para transmigran berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Lampung, dan Banten.



  1. Sulawesi Utara


Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi di Sulawesi Utara yaitu Minahasa Selatan. Tanah Sulawesi Utara sangat cocok ditanami sayur-sayuran dan buah-buahan. Sekitar 70% mata pencaharian masyarakat Sulawesi yaitu berkebun dengan jenis flora kelapa, cengkeh, pala, vanili, coklat, buah nanas, kacang kawangkoan, dll. Selain itu kekayaan maritim Sulawesi Utara tak kalah hebatnya. Biota maritim yang kaya dengan jenis ikan bermacam-macam sanggup diolah dan diekspor ke beberapa negara.



  1. Maluku


Salah satu tempat tujuan transmigrasi di Maluku yaitu Kabupaten Seram. Sebagai provinsi yang terdiri atas formasi pulau, Maluku dikenal akan kekayaan lautnya salah satunya potensi ikan tuna yang melimpah. Selain itu tempat tujuan transmigrasi di Maluku yaitu Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, dan Kepulauan Sula.


 



Sumber aciknadzirah.blogspot.com