Saturday, October 28, 2017

√ Apa Itu Teori Awan Abu ? | Ini Pengertian Dan Kelemahannya

Teori Awan Debu - Sejak sekolah dulu, Anda tentunya pernah mendengar ihwal tata Surya bukan? Tata Surya merupakan sekumpulan benda yang terdapat di angkasa. Benda tersebut terdiri dari matahari yang berukuran besar dan dikelilingi oleh objek lain yang mengalami penarikan akhir dari adanya gaya gravitasi. Objek atau benda langit yang berada di angkasa dan mengelilingi matahari dikenal dengan sebutan planet.

Baca juga: Teori Pembentukan Tata Surya

Sekedar informasi, planet yang ada dikala ini berjumlah 8 dan masing-masing planet mempunyai satelit yang berbeda untuk orbitnya. Tak hanya planet, benda angkasa lainnya yaitu komet, asteroid, meteor dan sebagainya.

Ada banyak teori yang dikemukakan oleh para jago terkait dengan tata Surya. Beberapa diantaranya yaitu teori nebula, teori pasang surut, teori planetesimal, teori bintang kembar dan teori big bang. Salah satu teori yang populer dan banyak menarik perhatian masyarakat dan para peneliti yaitu awan debu.

 Anda tentunya pernah mendengar ihwal tata Surya bukan √ Apa itu Teori Awan Debu ? | Ini Pengertian dan Kelemahannya

Pengertian Teori Awan Debu serta Kelemahannya
Teori yang populer ini diciptakan oleh Carl Von Weizsaeker pada tahun 1940. Kemudian di tahun 1959,  Gerard P Kuiper menyempurnakan teori ini. Bagi Anda yang belum tahu, Teori awan abu intinya menjelaskan ihwal tata Surya yang berasal dari gas dan gumpalan abu yang ada di luar angkasa.

Dalam teori tersebut, dijelaskan bahwa gumpalan di angkasa tersebut mengalami pemaparan sehingga partikelnya tertarik ke sentra kemudian membentuk suatu gumpalan yang besar. Selanjutnya, boleh angkasa tersebut membentuk cakram di bab tebal di tengah serta tipis di sisi tepinya.

Dalam Teori  awan abu tersebut, partikel yang ada di bab tengah saling menekan hingga alhasil berpijar dan menjadikan panas. Bagian tengah inilah yang dikenal kini ini dengan sebutan matahari. Sedangkan partikel yang ada diluar terpecah dengan cepat berpilin kemudian membeku dan membentuk olabet yang ada di angkasa.

Gerard menyebut teori ini dengan istilah awan abu akhir pedoman dan pendapatnya yang menyebutkan bahwa tata surya berasal dari awan serta abu yang terpilin. Gerard juga beropini bahwa abu yaitu awal galaksi terbentuk.

Baca juga: Planet Luar

Para peneliti menganggap bahwa alam semesta terbentuk pertama kali akhir dari adanya ledakan besar pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Ledakan ini dikenal dengan sebutan big bang. Dukhan atau awan abu dalam ledakan tersebut mengandung hidrogen yang berasal dari proses kondensasi dukhan. Saat suhu Dukhan sudah mencapai angka 20 derajat, reaksi inti membentuk helium. Helium yaitu reaksi inti dari sebagian atom hidrogen.

Selanjutnya, hidrogen mengalami perubahan menjadi pancaran sinar infra red. Sama halnya dengan teori ihwal tata surya lain, Teori  awan abu juga mempunyai kelemahan atau kekurangan. Di bawah ini yaitu beberapa kelemahan dari teori mengenai awan abu dalam sistem tata surya.
  1. Kelemahan yang pertama dari teori ihwal awan abu yaitu tidak adanya klarifikasi terkait dengan alasan kenapa satelit berukuran lebih kecil pada alhasil tidak tersedot planet lain ketika pilinan terjadi di luar cakram.
  2. Kelemahan selanjutnya yaitu tidak dijelaskannya asal muasal dari abu awan yang dimaksud dalam teori.
  3. Dalam teori ini, tidak dijelaskan pula terkait dengan perbedaan arah putaran orbit dalam tata Surya yang dilalui beberapa planet.
Setiap teori memang akan selalu ada kekurangan. Atas dasar kekurangan tersebutlah kenapa banyak peneliti kemudian melaksanakan penyempurnaan terhadap setiap teori yang dicetuskan oleh peneliti terdahulu. Demikianlah isu terkait dengan Teori  awan abu beserta kekurangannya, biar sanggup menambah pengetahuan Anda mengenai tata surya.
Sumber http://www.geologinesia.com