Monday, October 16, 2017

√ Banyak Sekali Gangguan Sistem Pencernaan Yang Sering Terjadi

Berbagai Gangguan Sistem Pencernaan yang Sering Terjadi – Sistem pencernaan merupakan salah satu proses perombakan masakan yang penting bagi badan manusia. Dengan adanya sistem pencernaan ini badan akan selalu terisi oleh vitamin dan zat-zat lainnya yang sanggup membantu proses tumbuh dan berkembang. Akan tetapi dalam menjalankan fungsinya terkadang sistem pencernaan sanggup terganggu. Adapun banyak sekali gangguan sistem pencernaan yang sering terjadi ialah sebagai berikut :


1. Parotitis


Parotitis merupakan penyakit gondongan yang terjadi pada kelenjar parotis atau kelenjar ludah yang terletak di penggalan bawah telinga. Penyakit ini sanggup tejadi dikarenakan oleh adanya infeksi virus sehingga menimbulkan kelenjar tersebut membengkak.


2. Kanker


Kanker ialah gangguan yang sanggup terjadi akhir pertumbuhan sel badan yang tidak terkontrol. Salah satu jenis penyakit kanker yakni kanker usus yang sanggup terjadi diakibatkan oleh adanya radioaktif.


3. Diare


Diare ialah gangguan sistem pencernaan yang terjadi di dalam usus besar dan sanggup menimbulkan tersumbatnya proses reabsorpsi (penyerapan) air pada usus besar tersebut. Gangguan ini sanggup tejadi lantaran adanya fase infeksi oleh basil E.sdfdf dengan jumlah yang berlebihan. Oleh alasannya itu sanitasi yang tidak memadai yaitu salah satu faktor penyebab sering terjadinya penyakit ini.


4. Disentri


Disentri sanggup terjadi lantaran terdapat proses infeksi mikroba pantogen atau Entamoeba disentriae. Bakteri tersebut dalam penginfeksiannya akan menyerang dinding usus halus dengan demikian sanggup menimbulkan luka (iritasi). Seseorang yang mengalami penyakit ini akan mengalami diare yang disertai dengan darah berlendir.


5. Tipus


Penyakit tifoid atau yang lebih dikenal dengan istilah penyakit tipus merupakan jenis gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh infeksi basil Salmonella typhii. Bakteri tersebut akan menginfeksi pada penggalan usus halus. Adapun tanda-tanda penyakit tipus ditandai dengan terjadinya demam, sakit kepala, perut terasa nyeri, dan nafsu makan akan kurang. Jenis penyakit ini akan sangat gampang sekali menular pada kondisi lingkungan yang tidak bersih. Pada basil penyebab penyakit tipus ini akan dibawa oleh feses dan ditularkan melalui lalat.


6. Hepatitis


Hepatitis ialah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa virus. Penyakit Hepatitis akan menyerang hati insan yang merupakan organ pencernaan dan berperan sebagai penghasil cairan empedu. Adapun cairan empedu tersebut dipakai untuk mencerna lemak.


7. Kolitis


Kolitis ialah gangguan sistem pencernaan yang berlangsung di dalam usus besar manusia. Penyakit ini terjadi lantaran adanya infeksi basil yang akan melukai dinding-dinding usus besar (kolon). Dengan demikian sanggup menghambat tahap penyerapan air yang menjadikan terjadinya diare disertai oleh darah.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


8. Askorbut


Askorbut atau yang biasanya dikenal dengan istilah sariawan merupakan gangguan sistem pencernaan yang terjadi pada ekspresi dan lidah. Gangguan ini sanggup terjadi dikarenakan dalam badan insan mengalami kekurangan vitamin C sebagai pemanis penjaga kekebalan tubuh. Gejala sariawan ditandai dengan panas dalam yang kemudian akan menimbulkan luka disekitar pengecap dan bibir. Dengan demikian sanggup mengganggu pencernaan dalam mengonsumsi makanan.


9. Karies Gigi


Karies gigi atau pengeroposan yang terjadi pada gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Hal ini sanggup terjadi lantaran pada sela-sela gigi terjadi penumpukan sisa-sisa dari makanan. Kemudian, basil akan mencerna sisa masakan tersebut dan pada akibatnya menghasilkan senyawa yang menimbulkan gigi berlubang.


10. Wasir (Haemoroid)


Haemoroid atau wasir merupakan jenis gangguan yang menyerang sistem sirkulasi. Wasir sanggup terjadi lantaran terdapat pembengkakan pada penggalan pembuluh vena yang ada di sekitar anus. Oleh alasannya itu pada ketika tahap defekasi bisa menimbulkan keluarnya cairan darah. Wasir sering terjadi pada seseorang yang sering duduk dan pada seseorang yang sedang hamil.


11. Xerostomia


Penyakit xerostomia ialah kelainan yang menimbulkan produksi saliva menjadi lebih sedikit. Di dalam rongga ekspresi terdiri dari tiga pasang kelenjar ludah yang breperan dalam menghasilkan ludah atau saliva. Adapun fungsi utama ludah tersebut dalam sistem pencernaan yakni sebagai cairan yang berperan dalam proses kimiawi. Pada saliva terdapat enzim ptialin dan amilase yang berfungsi untuk merombak amilum atau karbohidrat yang kompleks menjadi lebih sederhana berupa maltosa (glukosa). Apabila seseorang mengalami gangguan ini maka proses pencernaan karbohidrat yang terjadi dalam badan akan terganggu.


12. Infeksi Cacing


Di dalam badan insan sanggup tejadi proses infeksi cacing diantaranya, cacing perut, cacing kremi, dan cacing pita. Dimana pada tahap infeksi tersebut sanggup menghambat proses penyerapan senyawa nutrisi yang telah mengalami fase pencernaan. Hal ini sanggup menjadikan badan menjadi kekurangan gizi. Untuk mencegah penyakit ini semoga tidak terjadi disarankan mengonsumsi obat cacing untuk membasmi telur-telur cacing tersebut.


13. Ulkus


Ulkus yang pada umumnya disebut dengan penyakit tukak lambung merupakan gangguan yang terjadi pada lambung. Penyakit ini sanggup terjadi lantaran kandungan asam lambung meningkat lebih tinggi sedangkan masakan yang di konsumsi oleh badan sangat sedikit. Terjadinya hipersekresi HCL di dalam badan ini akan menimbulkan dinding lambung luka. Membran mukosa yang tersedia di dinding-dinding lambung tidak kuasa dalam melindungi lambung.


14. Kolik


Kolik ialah rasa terbakar pada sistem pencernaan yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya mengonsumsi masakan pedas atau minuman beralkohol. Cabai mengandung Senyasa capsisin yang bisa mengikis dinding lambung sampai menimbulkan terjadinya iritasi.


Sumber :

http://kakakpintar.com/25-macam-kelainan-dan-gangguan-pada-sistem-pencernaan/



Sumber https://ruangseni.com