BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vulkanisme yaitu aneka macam fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang naik ke permukaan bumi. Vulkanisme (kegunungapian) mempunyai pengertian yang cukup kompleks Saizwar,Samodra,Tarigan (1988:1) dengan modifikasi yaitu:
a. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material gunung api.
b. Dapat dijadikan sebagai kegiatan magma yang sedang berlangsung.
c. Merupakan tempat munculnya lava dan material lepas (klastis) gunung api yang berasal dari dalam bumi.
Magma yang keluar hingga ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat
bergerak naik alasannya mempunyai suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang mempunyai cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin besar lengan berkuasa letusan yang ditimbulkannya. Lamanya acara gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
bergerak naik alasannya mempunyai suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang mempunyai cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin besar lengan berkuasa letusan yang ditimbulkannya. Lamanya acara gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Vilkanisme
2. Mengetahui Pengertian magma?
3. Mengetahui Dampak vulkanisme dan morfologi permukaan bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme yaitu semua tanda-tanda yang bekerjasama dengan gunung api sebagai akhir dari adanya acara magma di dalam bumi. Gerakan magma itu terjadi alasannya magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Magma yaitu batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari aneka macam mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akhir adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, contohnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma sanggup bergerak ke segala arah, bahkan sanggup hingga ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan gunung api atau disebut juga vulkan.
Intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang sanggup mencapai ke permukaan bumi. Namun intrusi magma sanggup mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk.
- Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akhir penurunan suhu yang sangat lambat.
- Lakolit yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang mengakibatkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga ibarat lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
- Keping intrusi atau sill yaitu lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
- Intrusi korok atau gang yaitu batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
- Apolisa yaitu semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
- Diatrema yaitu batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma hingga ke permukaan bumi.
jika acara magma mencapai ke permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Ekstrusi magma yaitu proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga sanggup terjadi di lautan. Oleh alasannya itu gunung berapi sanggup terjadi di dasar lautan.
v Ekstruksi Magma
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
- Ekstrusi linier, terjadi kalau magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk formasi gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan formasi gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma akrab dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
- Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan materi yang dikeluarkannya, ada 3 maca m gunung berapi sentral, yaitu:
- Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi alasannya magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
- Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akhir adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, alasannya sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan materi padat (efflata). Di bekas kawahnya mirip sebuah cekungan yang kadang kala terisi air dan tidak tidak mungkin menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
- Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akhir erupsi adonan antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain
Material Hasil Vulkanisme
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis materi atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut yaitu material padat,cair,dan gas.
a. Benda padat (efflata) yaitu debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan kerikil apung
.
b. Benda cair (effusive) yaitu materi cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava,lahar panas,dan lahar dingin.Lava yaitu magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar panas yaitu lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang mempunyai danau kawah (kaldera), pola kaldera yang populer di Indonesia yaitu kawah Bromo. Lahar masbodoh yaitu lahar yang berasal dari materi letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung.
c. Benda gas (ekshalasi), yaitu materi gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol yaitu uap air panas. Mofet yaitu gas asam arang (CO2), mirip yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran rendah Dieng.
v Tipe Letusan Gunung Api
a. Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii mirip di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia yaitu pembentukan plato lava di tempat Dieng Jawa Tengah.
b. Tipe Stomboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia yaitu Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c. Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, alasannya gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano besar lengan berkuasa (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia contohnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d. Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia yaitu Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya mengakibatkan pedoman lahar masbodoh setiap tahun. Contoh yang lain yaitu Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e. Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret yaitu mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang mengakibatkan terkumpulnya gas dan uap di dalam badan bumi, jadinya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material mirip abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia yaitu Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan debu vulkanik setinggi 5 km.
f. Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan kemudian lintas gas dan uap. Hal itulah yang mengakibatkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, debu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia yaitu Gunung Kelud di Jawa Timur.
v Gejala Pravulkanik
Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut:
a) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung
e) Adanya bunyi gemuruhdari dalam gunung
v Gejala Pascavulkanik
Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang kala masih terdapat tanda-tanda yang mengatakan sisa acara vulkanisme. Gejala iti dinamakan tanda-tanda pascavulkanik, tanda-tanda tersebut antara lain:
a) munculnya sumber air panas, mirip yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah,
b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat alasannya mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat,
c) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, mirip yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful geiser yang populer di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan
d) munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas sulfur yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.
v Bencana Dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut:
a) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, kerikil apung, pedoman lumpur dan lava.
b) Bahaya tidak langsung, merupakan tragedi yang terjadi alasannya adanya acara gunung api, contohnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah , hilangnya sumber air tanah dan sebagainya.
c) Munculnya gas-gas yang berbahaya mirip asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO)
d) Bahaya lanjutan mirip perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran,guguran batuan dan lainnya)
e) Letusan besar sebuah gunung berapi sanggup mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya.
f) Letusan gunung berapi sanggup mengakibatkan banjir lahar, baik lahar panas
maupun lahar dingin. Lahar ini sanggup merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
maupun lahar dingin. Lahar ini sanggup merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
v Manfaat dari gunung api antara lain :
a) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang sanggup dimanfaatkan dari adanya acara gunung api.
b) Daerah tangkapan hujan
c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan aneka macam hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
d) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara
e) Sumber energi, tenaga geothermal yang dihasilkan dari acara gunung api sanggup diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.
v Gejala Vulkanisme Dan Morfologi Permukaan Bumi
Orogenesa danEpirogenesa merupaka suatu kegiatan yang membentuk permukaan bumi. Daerah rangkaian pegunungan yang dibuat oleh proses orogenesa. Stille (1940) dalam Aizwar dkk. (1988:65) menyatakan bahwa hubungan antara tektonik dengan tanda-tanda peerobosan diikiuti oleh kegiatan magmatis yang dihasilkan batuan yang tidak harus sama untuk setiap jenis dan jenjang orogenesa.
Didaerah rantai pegunungan yang diakibatkan oleh proses orogenesa,disamping batuan sedimen dan malihan akan ditemukan pula batuan hasil letusan gunung api yang bermacam-macam komposisinya.
Faseorogenesa dan kegiatan magmatis
Fase Oronegesa | Kegiatan Magmatis |
Pembentukan geosiklin | Initiale vulkanismus (effusuif basaltic picritic) |
Tektonesa (pelipatan) | Synorogane plutonismus (intrusive acid pacific) |
Orogenesa peraliahan (pengangkatan) | Susequente vulkanismus ( explosive pacific) |
Orogenesa akhir(denudasi) | Finale vulkanismus ( effusive basaltic or ignimbrite) |
Masing-masing fase orogenesa mempunyai huruf yang berbeda-beda pada setiap kegiatannya. Ada kegiatan magmatis yang menghasilkan batuen beku, baik batuan beku dalam maupun batuan beku luar yang bersifat basa maupun sangat basa, menghasilkan batuan (garbo,basalt, peridotit). Sehingga pada fase ini terjadi kegiatan yang bersifat initiale vulkanismus.
Pada fase pengangkatan yang dibarengi dengan pelipatan pada jenjang tektogenesa terjadi tanda-tanda vulkanisme dalam menghasilkan batuan beku berkomposisi asam hingga menengah mirip (granit, granodiorit, tanolit)
Gejala yang terakhir sanggup dilihat di daerahpugunungan lipatan yang telah terbentuk. Dimana deratan gunung api kuarter mencul didaerah rangkaian pegunungan yang melingkari sirkum fasifik dam mediteranian.
Konsep lempeng tektonik, pada pada dasarnya menjelaskan bahwa kulit bumi terdiri dari beberapa pecahan ;empeng yang kokoh, yang bergerak satu dengan yang lainnya,di atas massa astenosier denagn kecepatan rata-rata 10cm/tahun atau 100km/10tahun (Morgan,1968) dan (Hamilton,1970) dalam Aizwar dkk (1988:71) lermpeng-lempemg yang kokoh saling bergerak yang masing-masing disebut lempeng samudra dan lempeng benua yang berbeda sifatnya. Apabila kedua lempeng tersebut bergerak saling mendekat,maka umumnya lempeng samudra akan tertekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh kedalam lapisan astenosfer.
Bammelen (1949) dalam Aizwar dkk (1988:66) mengajukan teori undasi yang pada pada dasarnya bahwa gerakan vertical massa kerak bumi akan menghasilkan tenaga gravitasi potensial yang membentuk medan tegasan dalam. Sebagai konpensasi dari tenaga potensial tersebut, kadang kala terjadi pergeseran massa secara mendatar yang disebut dengan tektonik gravitasi. Namun gerakan utamanya yaitu gerakan ke atas yang di namakan denunasi. Yang berasal dari bahasa latin unda yang berarti gelombang. Dalam proses geodinamik dan struktur sering dipakai istilah undalisation yang berarti gelombang kecil. Merupakan pelipatan yang dihasilkan oleh gaya-gaya mendatar yang akhirnya membentuk antiklinal dan siklinal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Vulkanisme yaitu semua tanda-tanda yang bekerjasama dengan gunung api sebagai akhir dari adanya acara magma di dalam bumi. Gerakan magma itu terjadi alasannya magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Magma yaitu batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari aneka macam mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akhir adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, contohnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
B. SARAN
Magma sanggup bergerak ke segala arah, bahkan sanggup hingga ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang mengakibatkan gunung api atau disebut juga vulkan.
v Gejala Pravulkanik
Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut:
f) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
g) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
h) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
i) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung
j) Adanya bunyi gemuruhdari dalam gunung
v Gejala Pascavulkanik
Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang kala masih terdapat tanda-tanda yang mengatakan sisa acara vulkanisme. Gejala iti dinamakan tanda-tanda pascavulkanik, tanda-tanda tersebut antara lain:
e) munculnya sumber air panas, mirip yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah,
f) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat alasannya mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat,
g) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, mirip yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful geiser yang populer di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan
h) munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas sulfur yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.