Tuesday, January 9, 2018

7 Pembagian Iklim Di Dunia Menurut Para Jago Klimatologi

Iklim yang ada di planet bumi sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat lainnya. Penentuan iklim tersebut berdasarkan dari letak geografis dan garis lintang suatu kawasan, perbedaan lingkungan, dan vegetasi ilmiah suatu tempat tertentu. Dalam bidang ilmu geografi, para jago menciptakan suatu metode dalam memilih pembagian iklim ini dengan memakai alat yang disebut dengan klimografi, yaitu sebuah alat yang memakai metode visual untuk mengkaji iklim dengan menganalisa cuaca dan curah hujan rata-rata sepanjang tahunnya.


Untuk melaksanakan pengklasifikasian iklim ini, para jago geografi memerlukan sedikitnya 30 tahun untuk melaksanakan pengumpulan data guna menjelaskan iklim pada suatu tempat tertentu. Namun begitu, pengetahuan insan terhadap iklim tidaklah selalu tepat. Hal ini dikarenakan pembagian iklim yang memakai beberapa metode seringkali tidak konsisten dan garis batas antara iklim yang satu dengan yang lainnya tidak selalu berbeda sehingga pembagian iklim di dunia ini seringkali bersifat subyektif berdasarkan pendapat jago yang menelitinya.


Secara garis besar tipe penjabaran iklim di bumi sanggup dikelompokan menjadi dua, yaitu secara:



  • Genetik, dibedakan berdasarkan:

    • aliran massa udara

    • arah angin

    • letak topografi

    • perbedaan sinar matahari



  • Empirik, berdasarkan pada metode penelitian dan pengamatan ilmiah terhadap unsur-unsur pembentuk iklim.


Maka, pembagian iklim di dunia sanggup dibedakan berdasarkan penjabaran yang dilakukan oleh para klimatologi. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pembagian iklim di dunia berubah dan penentuan klasifikasinya juga menjadi lebih kompleks. Berikut ini pembagian iklim berdasarkan pengamatan para jago klimatologi:


1. Sistem Klasifikasi Iklim Koppen


Sistem penjabaran iklim Koppen ini paling sering digunakan di dunia yang berdasarkan pada rata- rata suhu tahunan dan bulanan, dan vegetasi asli. Menurut Koppen, iklim di dunia terbagi menjadi 5 kelas yang disimbolkan dengan aksara A-E, berikut penjelasannya:



  • Iklim hujan tropis (A) : Suhu berkisar antara 18˚C-30˚C, dan memiliki curah hujan setiap bulannya sebesar > 60mm. Vegetasi yang tumbuh subur adalah ekosistem hutan hujan tropis.

  • Iklim kering (B) : Curah hujan yang terjadi merata sepanjang tahunnya. Suhu berkisar antara 19˚C-32˚C dan vegetasi yang tumbuh subur ialah bioma stepa dan pada pasir atau bioma gurun.

  • Iklim sedang (C) : Suhu terbagi menjadi dua yaitu suhu demam isu cuek yang berkisar antara -3°C hingga kurang dari 18°C dan suhu demam isu panas berkisar lebih dari 10°C. Pada iklim ini, suhu selalu lembab sepanjang tahunnya dan bersifat kering pada demam isu cuek dan panas, curah hujan setiap bulannya sekitar lebih dari 60 mm.

  • Iklim dingin (D) : Suhu rata-rata adalah -3˚C sampai ≥ 10˚C. Iklim ini bersifat dingin dan kering.

  • Iklim kutub (E) : Suhu yang tercatat sekitar 0°C hingga 10°C yang disebabkan oleh ketinggian topografi yang berada lebih dari 5000 kaki dari permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh ialah bioma tundra dan mempunyai salju abadi.


2. Sistem Thornthwaite (1933)


Sistem ini juga paling sering dipakai di seluruh dunia. Sama halnya dengan penjabaran iklim Koppen, sistem ini berdasarkan pada vegetasi, evaporasi, surah hujan, dan suhu. Menurut Thornthwaite, iklim di dunia dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:



  • Tropika

  • Mesotermal

  • Mikrotermal

  • Taiga

  • Tundra

  • Frost (dingin)


3. Sistem Mohr (1933)


Sistem ini berdasarkan pada presipitasi, evaporasi, struktur tanah dan membagi lima golongan iklim menurut rata-rata curah hujan setiap bulannya, yaitu basah, agak basah, agak kering, kering, dan sangat kering.


4. Sistem Klages (1942)


Sistem ini membagi iklim di dunia menjadi lima zona. Pembagian ini berdasarkan pada suhu dan penerimaan sinar matahari sepanjang tahunnya. Berikut pembagiannya:



  • Zona tropis, suhunya melebihi dari 20˚C

  • Zona sub-tropis mempunyai suhu lebih dari 20˚C tapi berlangsung selama 4-11 bulan

  • Zona sedang suhunya berkisar 10˚C-20˚C

  • Zona cuek suhunya terbagi dengan jelas, dimana satu potongan mempunyai suhu 10˚C-20˚C dan yang lain bersuhu kurang dari 10˚C

  • Zona kutub suhu yang tercatat ialah -1˚C


5. Sistem Flohn (1950)


Sistem ini membagi iklim berdasarkan aliran angin dan curah hujan secara global yang meliputi:



  • Zona ekuatorial, tempat ini mempunyai ciri berair dan hujan tropis yang sifat hujannya adalah hujan muson.

  • Zona tropika, tempat ini mengalami hujan pada demam isu panas dan mempunyai vegetasi bioma sabana dan hutan kering.

  • Zona subtropika kering, tempat ini bersifat kering dan didominasi oleh padang pasir atau gurun, dan vegetasinya mencakup stepa dan bioma stepa.

  • Zona hujan bersalju kering, tempat ini bercirikan turunnya hujan di demam isu dingin, dan vegetasinya mencakup pohon berdaun keras.

  • Zona ekstratropika, tempat ini mengalami hujan sepanjang tahunnya dan vegetasinya mencakup hutan heterogen dan pohonnya mempunyai daun yang lebar.

  • Zona subkutub, tempat ini mempunyai hujan yang terbatas di sepanjang tahunnya dan hutan konifer mendominasi vegetasinya.


6. Sistem Schmidt & Ferguson (1951)


Sistem ini mempunyai dasar dengan sistem Mohr, namun Mohr membagi iklim berdasarkan rata-rata curah hujan sepanjang tahunnya. Ada 8 tipe iklim berdasarkan sistem ini, yaitu sangat basah, agak basah, sedang, agak kering, sangat kering, dan luar biasa kering. Pada pembagian iklim di Indonesia, sistem ini sangat populer dan banyak diacu dalam bidang kehutanan dan perkebunan.


7. Sistem Oldeman (1975)


Sistem kategori klasifikasi iklim Oldeman berdasarkan pada panjang pendeknya periode bulan berair dan kering secara berurutan dari rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode pengamatan tertentu. Dan sistem ini sangat berkhasiat sekali di Indonesia dalam mengklasifikasikan lahan pertanian dan tanaman pangan lantaran sistem Oldeman mengklasifikasikan iklim yang dikaitkan dengan pertanian yang memakai unsur curah hujan. Klasifikasi ini dibentuk mencakup bulan kering yang curah hujannya kurang dari 100 mm, bulan lembab yang curah hujannya antara 100-200 mm, dan bulan berair yang curah hujannya lebih dari 200 mm.


Demikian klarifikasi mengenai pembagian iklim di dunia. Semoga bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com