Dalam bidang ilmu bumi, atau yang lebih dikenal dengan geografi, ilmu ini mempelajari dan mengkaji perihal bumi beserta interaksi didalamnya. Jika dilihat pada fungsi peta, atlas dan globe, bumi dilintasi oleh beberapa garis khayal yang melintang dari barat ke timur dan membujur dari utara ke selatan. Garis-garis ini disebut garis khatulistiwa atau ekuator, garis lintang, dan garis bujur.
Pada pembahasan berikut ini disajikan salah satu garis khayal yang melintasi planet bumi, yaitu garis khatulistiwa. Secara khusus, pembahasan selanjutnya menyoroti perihal fungsi garis khatulistiwa itu sendiri dari beberapa perspektif.
Pengertian dan Karakteristik Garis Khatulistiwa
Garis khatulistiwa atau ekuator sesungguhnya bukanlah garis yang melintang berada sempurna di atas bumi, melainkan garis yang dibentuk oleh jago geografi untuk menganalisa dan mengklasifikasikan keberadaan kondisi geografis beserta kondisi lainnya di permukaan bumi. Menurut beberapa ahli, garis khatulistiwa yaitu garis imajiner yang melintang di tengah-tengah bumi yang terletak pada garis lintang nol derajat. Garis ini mempunyai panjang sekitar 40.075 km yang melintasi di atas daratan dan samudera di bumi.
Dari garis khatulistiwa ini sanggup ditentukan diameter bumi, yaitu sekitar 12, 756 km dan pada ketika matahari sempurna di atas garis khatulistiwa maka durasi waktu siang hari di tempat yang dilintasi garis khatulistiwa yaitu sama, yaitu sekitar 12 jam. Berdasarkan letak garis khatulistiwa ini, maka benua yang dilalui garis tersebut diantaranya adalah:
- Asia, yaitu Indonesia
- Amerika Selatan, yaitu Brasil cuilan utara dan Ekuador
- Afrika yaitu Kenya, Uganda, Republik Demokrasi Kongo, Kongo, dan Gabon
Selain itu, pada garis khatulistiwa ini, gaya tarik gravitasi bumi sedikit lebih lemah dan sebaliknya tempat yang jauh dari garis khatulistiwa mempunyai gaya tarik gravitasi bumi yang sangat kuat, ibarat di kutub utara dan selatan. Sehingga tempat di sekitar garis khatulistiwa sangat ideal untuk keperluan militer, ibarat peluncuran pesawat ruang angkasa alasannya yaitu memerlukan sedikit energi untuk mendorong pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Lebih lanjut, berdasarkan pembagian terstruktur mengenai iklim di dunia yang telah ditetapkan oleh beberapa ahli, beberapa tempat atau daerah yang dilalui garis khatulistiwa ini mempunyai iklim tropis dan daerah tersebut hanya mengenal dua isu terkini saja, yaitu isu terkini hujan dan kemarau. Hal ini dikarenakan, kalau dilihat dari garis lintangnya, posisi garis khatulistiwa bersahabat dengan matahari. Sehingga, suhu atau temperatur yang dicatat sekitar lebih dari 20 derajat Celcius dan bersifat panas dan lembab.
Adanya dua isu terkini ini juga menjadikan suburnya pertumbuhan hutan hujan tropis. Akan tetapi, tidak semua tempat yang dilalui garis khatulistiwa ini mempunyai iklim ekuatorial, contohnya Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Pegunungan Andes di sepanjang negara Peru, Bolivia, Chili, dan Pegunungan Jaya Wijaya di Papua Barat (Indonesia) yang mempunyai iklim yang hirau taacuh dan bersifat kering, dan mempunyai glasier.
Fungsi Garis Khatulistiwa
Dari pengertian dan karakteristik mengenai garis khatulistiwa tersebut di atas, maka fungsi garis khatulistiwa sanggup dikelompokkan menjadi fungsi, yaitu strategis dan umum, dan penjelasannya adalah sebagaimana berikut ini:
1. Fungsi strategis
Fungsi ini dilihat dari keberadaan garis khatulistiwa yang merupakan garis imajiner yang berkaitan dengan posisi strategis suatu tempat dalam beberapa aspek kehidupan, baik dari geografis, ekonomi, politik, dan militer, yaitu:
- Membagi dua tempat di bumi menjadi dua, yaitu belahan bumi cuilan utara dan belahan selatan. Belahan bumi utara meliputi benua Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia, sebagian Afrika, sebagian Amerika Selatan, sedangkan belahan bumi selatan meliputi benua Australia, sebagian Asia, sebagian Afrika, dan sebagian Amerika Selatan.
- Dalam bidang ekonomi, garis ini berfungsi untuk mengklasifikasikan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara dari dua kawasan, yaitu bagian Utara dan Selatan.
- Dalam bidang militer, tempat yang berada di garis khatulistiwa sangat cocok untuk tempat peluncuran roket atau pesawat luar angkasa.
2. Fungsi umum
Fungsi ini merupakan fungsi yang seringkali digunakan dalam membantu insan di kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Dalam bidang meterologi dan geofisika, garis khatulistiwa ini sanggup digunakan sebagai contoh dalam memilih perbedaan iklim, cuaca, dan musim.
- Menentukan posisi matahari sepanjang tahunnya.
- Menentukan tinggi rendahnya suatu tingkat permukaan dan arus air laut.
- Membuat proyeksi jenis-jenis peta.
- Sebagai dasar penentua sistem navigasi untuk keperluan transportasi penerbangan dan laut.
Selain mempunyai fungsi tersebut di atas, garis khatulistiwa ini juga dibantu dengan dua garis astronomis pada peta yang merupakan garis imajiner juga. Garis tersebut adalah:
- Garis lintang, yaitu garis imajiner yang melintang secara horisontal dan mempunyai posisi nol derajat.
- Garis bujur, yaitu garis imajiner yang posisinya vertikal atau tegak lurus dari atas ke bawah yang menghubungkan kutub utara dan selatan dan posisinya juga nol derajat.
Secara khusus, mengenai garis lintang sendiri, garis imajiner ini juga membagi belahan bumi menjadi dua kawasan, yaitu:
- Belahan timur bumi yang meliputi benua Eropa, sebagian Afrika, sebagian Asia, dan Australia.
- Belahan barat bumi yang meliputi benua Amerika Utara dan Selatan.
Sebagai kesimpulan, garis khatulistiwa atau ekuator ini hanyalah garis imajiner yang dibentuk oleh jago geografi untuk memproyeksikan dan memudahkan dalam memahami tempat daratan dan samudera yang berada di bumi. Dan, fungsi yang terperinci terlihat dari adanya garis khatulistiwa ini yaitu fungsi strategis dan umum. Adapun fungsi ini memudahkan insan dalam memilih dan memprediksikan segala sesuatu yang bekerjasama erat dalam perkembangan kehidupan sehari-hari.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com