Monday, January 15, 2018

√ Struktur Bulan Seakan-Akan Dengan Bumi

Struktur Bulan - Tahukah kau bahwa ternyata Bulan mempunyai struktur internal yang seolah-olah dengan Struktur Bumi yaitu terdiri atas kerak, mantel dan inti. NASA mengirimkan seismograf pertama di bulan sebagai pecahan dari Misi Apollo (era Apollo) pada tahun 1969. Seismograf ini mengumpulkan data dan memungkinkan para periset untuk memilih bahwa struktur bulan terdiri dari kerak tipis sekitar 65 kilometer, sebuah mantel setebal 100 kilometer, dan sebuah inti dengan radius sekitar 500 kilometer.

Pada ketika itu pengolahan data seismik belum cukup maju untuk mengetahui karakteristik intinya. Peneliti NASA baru-baru ini menerapkan teknik seismologi mutakhir yang diterapkan pada data kala Apollo dan menemukan bahwa bulan mungkin mempunyai inti yang sangat seolah-olah dengan Bumi.

Formasi Bulan dan Medan Magnetik

Mengungkap rincian perihal inti bulan sangat penting untuk membuatkan model gugusan bulan yang akurat. Data menyoroti evolusi dinamo bulan (lunar dynamo) - sebuah proses alami dimana bulan kita mungkin telah menghasilkan dan mempertahankan medan magnetnya yang kuat.

Temuan tim ini mengatakan bahwa bulan mempunyai inti dalam yang solid dan kaya besi dengan radius hampir 150 mil dan inti terluar dengan radius kira-kira 205 mil. Dimana berbeda dengan Bumi dimana lapisan pembatas di sekitar inti yang diperkirakan mempunyai radius hampir 300 mil.

 Tahukah kau bahwa ternyata Bulan mempunyai struktur internal yang seolah-olah dengan  √ Struktur Bulan Mirip Dengan Bumi

Data dari Seismometer Era Apollo

Para peneliti memakai data ekstensif yang dikumpulkan selama misi bulan pada kala Apollo. Percobaan Seismik Pasif terdiri dari empat seismometer yang ditempatkan antara tahun 1969 dan 1972, yang mencatat kegiatan seismik bulan hingga tamat 1977.

"Kami menerapkan metodologi yang benar dan teruji dari seismologi terestrial ke data ini untuk melaksanakan pendeteksian pribadi inti bulan," kata Renee Weber seorang peneliti utama serta ilmuwan antariksa di Pusat Penerbangan Luar Angkasa NASA di Huntsville, Ala.

Tim juga menganalisis seismogram lunar Apollo memakai pemrosesan "array", teknik yang mengidentifikasi dan membedakan sumber sinyal bulan dan kegiatan seismik lainnya. Para peneliti mengidentifikasi bagaimana dan dimana gelombang seismik dilewati atau tercermin oleh elemen interior bulan, menerangkan komposisi dan keadaan lapisan pada kedalaman yang bervariasi.

Perbandingan dengan Era Apollo

Meskipun misi pencitraan satelit yang canggih ke bulan menciptakan donasi yang signifikan terhadap studi perihal sejarah dan topografinya, interior satelit alami Bumi tetap menjadi subyek spekulasi dan dugaan semenjak kala Apollo dilakukan. Periset sebelumnya telah menduga adanya inti berdasarkan asumsi tidak pribadi dari sifat interior bulan, namun banyak yang tidak oke mengenai radius, keadaan dan komposisinya.

Keterbatasan utama studi seismik lunar masa kemudian disebabkan oleh sinyal yang tumpang tindih, yang memantul berulang kali dari struktur di kerak bulan. Untuk mengatasi duduk masalah ini, Weber dan timnya memakai pendekatan yang disebut seismogram susun (seismogram stacking), atau partisi sinyal digital. Penumpukan rasio "signal-to-noise" memungkinkan para peneliti untuk lebih terperinci melacak sikap setiap sinyal ketika melewati struktur interior bulan.

"Kami berharap sanggup terus bekerja dengan data seismik Apollo untuk lebih menyempurnakan asumsi sifat inti dan mengkarakterisasi sinyal bulan sejelas mungkin, untuk membantu interpretasi data masa depan," kata Weber.

Data Baru dari Misi GRAIL

Misi NASA di masa depan akan membantu mengumpulkan lebih banyak data terperinci. "Recovery Gravity" dan Laboratorium Interior, atau GRAIL, yaitu misi NASA yang akan diluncurkan tahun ini. Misi tersebut terdiri dari pesawat ruang angkasa kembar yang akan memasuki orbit di sekitar bulan selama beberapa bulan untuk mengukur medan gravitasi dengan detail dimana belum pernah terjadi sebelumnya.

Misi ini juga akan menjawab pertanyaan usang perihal bulan Bumi dan memberi para ilmuwan pemahaman yang lebih baik perihal satelit dari kerak ke inti, mengungkapkan struktur bawah permukaan dan secara tidak pribadi mengungkapkan sejarah termalnya (panas).

Press release by NASA
Sumber http://www.geologinesia.com