Puisi Tentang Ayah yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga – Puisi merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang menyajikan formasi kata-kata penuh dengan makna dengan susunan berbaris dan berbait-bait. Puisi juga dikenal sebagai buah dari pikiran dan perasaan insan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Puisi juga seringkali disampaikan dalam bentuk mulut menyerupai halnya pada pembacaan puisi. Berikut ini yakni pola dari puisi yang bertemakan wacana usaha seorang ayah :
Contoh 1 :
Pengorbanan Seorang Ayah
Ayah …
Punggungmu lebam terbakar sinar matahari
Telapak tanganmu terasa kasar
Dan telapak kakimu mengapal tebal
Apakah gerangan yang kamu kerjakan selama ini
Kau selalu pergi pagi-pagi sekali
Seusai ayam jantan memekikkan bunyi nyaringnya
Seusai kening-kening jiwa yang takut pada Tuhan-Nya
Merendahkan kepala mereka di atas sajadah
Di bilik-bilik mushala
Sepagi buta itu kamu berangkat
Katamu untuk bekerja
Demi istri dan anak-anakmu
Ayah …
Tak sedikitpun keluhan ku dengar dari bibirmu yang kering
Tak sedikitpun rintihan keluar dari bunyi lisanmu yang parau
Tak sedikitpun kamu mengerang atas rasa sakit yang kamu jalani
Demi keluargamu
Ayah …
Setiap senja datang kamu pulang
dengan bahasa badan yang teramat letih
Serta perutmu yang selalu riuh
pertanda tak ada sesuatu apapun
Yang kamu makan semenjak pagi
Apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini
Ayah …
Dikala lelah dan letih
Kau masih bersabar dengan kami yang tak mau tahu
Seperti apa hari yang kamu lalui
Dengan manja dan egois kami menuntut banyak hal padamu
Namun dengan senyuman kamu sanggupi undangan konyol anak-anakmu
Mesti kamu tau semua itu diluar batas kemampuanmu
Ayah …
Aku selalu menerka-nerka apa yang kamu lakukan sepanjang hari
Mengapa kamu begitu letih
Dan menimbulkan bekas di sekujur tubuhmu
Sepahit apa hidup yang kamu jalani
Sepayah apa jalan yang mesti kamu tempuh
Demi kami
Anak-anakmu yang tak tahu-menahu
Tentang apa yang terjadi dengan segala hidup dan kehidupanmu
Kini ku telah beranjak dewasa
Dan telah kupahami semuanya
Tentang kamu dan kehidupanmu
Tentang perjuanganmu
Tentang peluhmu yang membanjiri tanah
Tentang cucuran air mata buah dari munajatmu
Semuanya yang kamu berikan
dari hasil yang kamu kerjakan
Demi kami anak-anakmu
Dan juga keluargamu
Contoh 2 :
Kenangan Bersama Ayah
Di raut wajahmu tersirat
Sejuta pengalaman hidup
Kerut-kerut di wajahmu menggambarkan sejarah perjuangan
Pundak dan dadamu yang dahulu tegap
Hitam legam terbakar matahari
Saat ini telah lemah di dalam badan yang kering dan kurus
Ayah …
Dalam sunyi sepi ku rindu hadirmu
Terngiang di benakku
Saat kita berkebun bersama
Dan memanen hasil tanam kita
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Kau mengusap keringat yang keluar dari tubuhku
Sementara pakaianmu berair akan keringatmu sendiri
Kau memayungiku dengan pelepah pisang itu
Demi melindungi diriku akan kerasnya sinar matahari siang
Sementara dirimu menantang panasnya sinar sang raja siang
Dengan tersenyum penuh arti
Ayah …
Teringat ketika kamu memanggul diriku di atas kedua pudakmu
Kumainkan sedikit rambutmu yang dahulu hitam legam
Kubelai mahkota di kepalamu
Sedikit terenyuh hati ketika kujangkau kepalamu dengan kedua tanganku
Ayah …
tiada hari yang terindah
Selain kebersamaan kita
Kau yakni panutan di setiap langkah hidupku
Kau yakni bayang-bayang yang selalu mengawasiku
Andai kamu ada di sini, ayah …
\Kan kubisikkan sesuatu
yang tak bisa ku katakan jikalau kamu ada di hadapanku
hingga hanya dalam hati ku bisa berbisik
Ayah, saya menyayangimu
Contoh 3 :
Sejuta Tanya dalam Hati
Sejak dulu hati ini bertanya-tanya
Terbuat dari apakah ragamu itu
Sejak dulu saya bertanya-tanya
Terbuat dari apakah tulang-tulangmu itu
Sejak dari dulu saya selalu bertanya
Terbuat dari apa otot-ototmu yang kekar itu
Wahai ayahanda,
Kau bekerja siang dan malam
Di bawah terik matahari
Tak jarang kamu pun berjuang
Melawan derasnya hujan
Hingga tak lagi kamu pedulikan
Tentang dirimu sendiri
Hingga tak lagi kamu rasakan
Perih dan sakitnya luka di dadamu
Yang setiap hari tergores
Sebagai ganti upah yang kamu terima
Demi menghidupi keluargamu
Ayah …
Ragamu begitu berpengaruh untuk melawan segala rintangan kasar
Tulang-tulangmu begitu tegak untuk memanggul beban berat itu
Otot-ototmu sangat berpengaruh untuk memikul segala bentuk beban yang harus kamu terima
Demi keluargamu
Demi keluargamu
Sejak dulu sejuta tanya dalam hati terkumpul dalam relung hati
Yang tak satupun terjawab
Yang ku tahu niscaya hanyalah satu hak
Bahwa kamu yakni ayah yang sangat kucintai
Dengan sepenuh hati
Contoh 4 :
Perjalanan Waktu sang Ayah
Ribuan hari waktu yang kamu lalui
Melewati rintangan demi saya puteramu
Ayahku tersayang hingga sekarang masih tetap berjuang
Walau tubuhmu melemah
Walau ragamu telah membunggkuk
Puluhan tahun waktu yang kamu jalani
Melewati onak dan duri demi kami keluargamu
Ayahku tercinta hingga sekarang masih tetap berjalan
Walau telapak kakimu sekarang melepuh
Hingga perih dan pedih tak lagi kamu rasa
Seperti sinar mentari
Kasih yang kamu suguhkan
Sungguh tak bisa ku membalasnya
Ayahku sayang …
Sungguh kami menyayangimu
Baca Juga:
5 Contoh Puisi Cinta Sedih Menyentuh Hati
6 Contoh Puisi Anak SD Kelas 5 dan 6
Kumpulan Puisi Kemerdekaan Untuk Anak SD
Sumber https://ruangseni.com