Thursday, February 22, 2018

√ 4 Puisi Ihwal Ayah Yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga

Puisi Tentang Ayah yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga – Puisi merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang menyajikan formasi kata-kata penuh dengan makna dengan susunan berbaris dan berbait-bait. Puisi juga dikenal sebagai buah dari pikiran dan perasaan insan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Puisi juga seringkali disampaikan dalam bentuk mulut menyerupai halnya pada pembacaan puisi. Berikut ini yakni pola dari puisi yang bertemakan wacana usaha seorang ayah :


Contoh 1 :


Pengorbanan Seorang Ayah


Ayah …

Punggungmu lebam terbakar sinar matahari

Telapak tanganmu terasa kasar

Dan telapak kakimu mengapal tebal

Apakah gerangan yang kamu kerjakan selama ini


Kau selalu pergi pagi-pagi sekali

Seusai ayam jantan memekikkan bunyi nyaringnya

Seusai kening-kening jiwa yang takut pada Tuhan-Nya

Merendahkan kepala mereka di atas sajadah

Di bilik-bilik mushala


Sepagi buta itu kamu berangkat

Katamu untuk bekerja

Demi istri dan anak-anakmu


Ayah …

Tak sedikitpun keluhan ku dengar dari bibirmu yang kering

Tak sedikitpun rintihan keluar dari bunyi lisanmu yang parau

Tak sedikitpun kamu mengerang atas rasa sakit yang kamu jalani

Demi keluargamu


Ayah …

Setiap senja datang kamu pulang

dengan bahasa badan yang teramat letih

Serta perutmu yang selalu riuh

pertanda tak ada sesuatu apapun

Yang kamu makan semenjak pagi

Apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini


Ayah …

Dikala lelah dan letih

Kau masih bersabar dengan kami yang tak mau tahu

Seperti apa hari yang kamu lalui

Dengan manja dan egois kami menuntut banyak hal padamu

Namun dengan senyuman kamu sanggupi undangan konyol anak-anakmu

Mesti kamu tau semua itu diluar batas kemampuanmu


Ayah …

Aku selalu menerka-nerka apa yang kamu lakukan sepanjang hari

Mengapa kamu begitu letih

Dan menimbulkan bekas di sekujur tubuhmu

Sepahit apa hidup yang kamu jalani

Sepayah apa jalan yang mesti kamu tempuh

Demi kami

Anak-anakmu yang tak tahu-menahu

Tentang apa yang terjadi dengan segala hidup dan kehidupanmu


Kini ku telah beranjak dewasa

Dan telah kupahami semuanya

Tentang kamu dan kehidupanmu

Tentang perjuanganmu

Tentang peluhmu yang membanjiri tanah

Tentang cucuran air mata buah dari munajatmu


Semuanya yang kamu berikan

dari hasil yang kamu kerjakan

Demi kami anak-anakmu

Dan juga keluargamu


Contoh 2 :


Kenangan Bersama Ayah


Di raut wajahmu tersirat

Sejuta pengalaman hidup

Kerut-kerut di wajahmu menggambarkan sejarah perjuangan

Pundak dan dadamu yang dahulu tegap

Hitam legam terbakar matahari

Saat ini telah lemah di dalam badan yang kering dan kurus


Ayah …

Dalam sunyi sepi ku rindu hadirmu

Terngiang di benakku

Saat kita berkebun bersama

Dan memanen hasil tanam kita




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Kau mengusap keringat yang keluar dari tubuhku

Sementara pakaianmu berair akan keringatmu sendiri

Kau memayungiku dengan pelepah pisang itu

Demi melindungi diriku akan kerasnya sinar matahari siang

Sementara dirimu menantang panasnya sinar sang raja siang

Dengan tersenyum penuh arti


Ayah …

Teringat ketika kamu memanggul diriku di atas kedua pudakmu

Kumainkan sedikit rambutmu yang dahulu hitam legam

Kubelai mahkota di kepalamu

Sedikit terenyuh hati ketika kujangkau kepalamu dengan kedua tanganku


Ayah …

tiada hari yang terindah

Selain kebersamaan kita

Kau yakni panutan di setiap langkah hidupku

Kau yakni bayang-bayang yang selalu mengawasiku

Andai kamu ada di sini, ayah …

\Kan kubisikkan sesuatu

yang tak bisa ku katakan jikalau kamu ada di hadapanku

hingga hanya dalam hati ku bisa berbisik

Ayah, saya menyayangimu


Contoh 3 :


Sejuta Tanya dalam Hati


Sejak dulu hati ini bertanya-tanya

Terbuat dari apakah ragamu itu

Sejak dulu saya bertanya-tanya

Terbuat dari apakah tulang-tulangmu itu

Sejak dari dulu saya selalu bertanya

Terbuat dari apa otot-ototmu yang kekar itu

Wahai ayahanda,


Kau bekerja siang dan malam

Di bawah terik matahari

Tak jarang kamu pun berjuang

Melawan derasnya hujan


Hingga tak lagi kamu pedulikan

Tentang dirimu sendiri

Hingga tak lagi kamu rasakan

Perih dan sakitnya luka di dadamu

Yang setiap hari tergores

Sebagai ganti upah yang kamu terima

Demi menghidupi keluargamu


Ayah …

Ragamu begitu berpengaruh untuk melawan segala rintangan kasar

Tulang-tulangmu begitu tegak untuk memanggul beban berat itu

Otot-ototmu sangat berpengaruh untuk memikul segala bentuk beban yang harus kamu terima

Demi keluargamu

Demi keluargamu


Sejak dulu sejuta tanya dalam hati terkumpul dalam relung hati

Yang tak satupun terjawab

Yang ku tahu niscaya hanyalah satu hak

Bahwa kamu yakni ayah yang sangat kucintai

Dengan sepenuh hati


Contoh 4 :


Perjalanan Waktu sang Ayah


Ribuan hari waktu yang kamu lalui

Melewati rintangan demi saya puteramu

Ayahku tersayang hingga sekarang masih tetap berjuang

Walau tubuhmu melemah

Walau ragamu telah membunggkuk


Puluhan tahun waktu yang kamu jalani

Melewati onak dan duri demi kami keluargamu

Ayahku tercinta hingga sekarang masih tetap berjalan

Walau telapak kakimu sekarang melepuh

Hingga perih dan pedih tak lagi kamu rasa


Seperti sinar mentari

Kasih yang kamu suguhkan

Sungguh tak bisa ku membalasnya

Ayahku sayang …

Sungguh kami menyayangimu


Baca Juga:


5 Contoh Puisi Cinta Sedih Menyentuh Hati

6 Contoh Puisi Anak SD Kelas 5 dan 6

Kumpulan Puisi Kemerdekaan Untuk Anak SD



Sumber https://ruangseni.com