Download Buku Panduan dan Kegiatan Selama Bulan Ramadhan Tahun 2019/1440 H I pdf
Ramadhan 1440 H atau tahun 2019 alhasil menjelang, bulan yang penuh rahmat ini tentu sangat ditunggu kehadirannya bagi umat Islam di seluruh dunia mengingat kedatangannya yang hanya satu kali setiap tahunnya.
Makna puasa itu sendiri yakni menahan diri dari makan dan minum serta melaksanakan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sehingga terbenamnya matahari.
Hukum puasa terbagi menjadi tiga antara lain:
A. Puasa pada bulan Ramadhan.
B. Puasa pada hari-hari tertentu.
C. Puasa pada hari-hari yang tidak boleh berpuasa.
Berikut yakni rukun puasa
1. Niat mengerjakan ibadah puasa pada tiap malam di bulan Ramadhan (puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat yakni mulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
2. Meninggalkan segala sesuatu yang sanggup membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Niat merupakan syarat sah puasa Ramadhan berdasarkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana dia bersabda, “Barangsiapa yang tidak berniat puasa dari waktu malam, tidak ada puasa baginya.” Niat yakni harapan hati untuk berpuasa. Dengan demikian, siapa saja yang memasuki waktu sahur dan hatinya berkeinginan untuk berpuasa, maka hal itu telah mencukupi. Selain itu, niat bertempat di hati dan mengucapkannya tidaklah dituntunkan.
Wajib berniat di malam hari, yaitu dimulai semenjak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar. Tidaklah mengapa jikalau seorang berniat puasa Ramadhan di awal bulan dan diniatkan untuk satu bulan penuh. Meskipun, memperbarui niat di setiap malam lebih diutamakan.
Syarat Sah Puasa:
- Beragama Islam
- Berakal (Mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk)
- Tidak dalam keadaan haid, nifas dan wiladah (Melahirkan anak)
- Melaksanakan puasa di hari yang sah untuk melakukannya
PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN
1. Memperbanyak melaksanakan puasa sunah di bulan syakban.
2. Menunaikan qadha puasa.
3. Membaca Al-Quran dalam rangka mempersiapkan diri di bulan Ramadhan.
SHALAT TARAWIH
Tata cara Pelaksanaan Shalat Tarawih intinya sama dengan melaksanakan shalat wajib dan shalat sunah lainnya. Salah satu perbedaan yang fundamental yakni dalam hal niat. Berikut ini yakni Niat Sholat yang sering dipakai masyarakat khususnya Indonesia ketika hendak melaksanakan
Sholat Tarawih:
Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sebagai makmum:
Ushallii sunnatat-tarowihi rak'ataini mustaqbilal qiblati makmuuman lillaahi ta'alaa.
Artinya : Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, makmum alasannya yakni Allah Ta'ala.
Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sebagai Imam :
Ushallii sunnatat-tarowihi rak‟ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta'aalaa
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, imam alasannya yakni Allah Ta'ala.
Bacaan niat Sholat Sunnah Tarawih sendiri:
Ushallii sunnatat-tarowihi rak‟ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Tarawih, dua raka'at dengan menghadap kiblat, alasannya yakni Allah Ta'ala.
SHALAT IDUL FITRI
Tatacara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri :
Dua roka'at berjama'ah, dengan tujuh takbir di roka'at pertama (selain takbirotul ihrom) dan lima takbir di roka'at kedua (selain takbir intiqol atau takbir berpindah dari rukun yang satu ke rukun yang lain). Adapun tata caranya yakni sebagai berikut :
1. Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat- shalat lainnya.
2. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir (selain takbiratul ihrom) sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu Umar.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu „Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”
3. Di antara takbir-takbir yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas'ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.” Syaikhul Islam menyampaikan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan, “Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala kebanggaan bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah saya dan rahmatilah aku).”
4. Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yakni surat Qaaf pada raka‟at pertama dan surat Al Qomar pada raka'at kedua. Ada riwayat bahwa Sayyidina „Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam ketika shalat „Idul Adha dan Idul Fithri. Ia pun menjawab, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur'anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa'atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).” [HR. Muslim no. 891]
Boleh juga membaca surat Al A'laa pada raka‟at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka'at kedua. Dan jikalau hari ied jatuh pada hari Jum'at, dianjurkan pula membaca surat Al A'laa pada raka'at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka‟at kedua, pada shalat ied maupun shalat Jum'at. Dari An Nu‟man bin Basyir, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat „ied maupun shalat Jum‟at “Sabbihisma robbikal a‟la” (surat Al A‟laa) dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu'man bin Basyir menyampaikan begitu pula ketika hari „ied bertepatan dengan hari Jum‟at, dia membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat".[HR. Muslim no. 878.]
5. Setelah membaca surat, kemudian melaksanakan gerakan shalat menyerupai biasa (ruku, i'tidal, sujud, dst).
6. Bertakbir ketika berdiri untuk mengerjakan raka‟at kedua.
7. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir (selain takbir berdiri dari sujud) sebelum memulai membaca Al Fatihah.
8. Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
9. Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
Untuk guru/ sekolah yang pada bulan ramadhan 1440 H ini tidak membeli atau memesan buku panduan ramadhan, dipersilahkan untuk mend0wnl0ad Buku Panduan Kegiatan Siswa di Bulan Ramadhan dan sanggup mencetak sesuai kebutuhan.
Berikut yakni link yang tersedia untuk mengunduh buku panduan kegiatan bulan ramadhan.
Download Buku Panduan dan Kegiatan Selama Bulan Ramadhan Tahun 2019/1440 H I pdf
Dipersilahkan untuk mendonwload file tersebut pada tautan yang telah disediakan semoga mendapat gosip yang lengkap dan utuh.
Sekian goresan pena yang berjudul: