Dalam dunia teater atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan drama ada dasar-dasar yang bisa kita pelajari guna meningkatkan kualitas sebagai seorang pendidik. Dasar-dasar tersebut sebagaimana yang juga saya pernah pelajari ketika masih berada di perguruan tinggi tinggi antara lain ibarat dasar olah vocal, dasar olah mimik, dasar olah tubuh, improvisasi, keseimbangan panggung, komunikasi pemain dan pembelajaran keteateran lainnya.
![]() |
Pementasan Teater Tiket II Sumber Foto : https://teatersundakiwari.wordpress.com/photo-pementasan |
![]() |
Pertunjukan Teater Sumber Foto : https://blackmarketloves.wordpress.com |
![]() |
Salah Satu Proses Pembelajaran Sumber Foto : http://tanjungpinangpos.co.id/2015/115266/faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar-peserta-didik |
Berikut beberapa manfaat dan kaitannya teater dengan pendidikan :
- Meningkatkan Komunikasi yang Efektif.
Ketika seorang guru bisa memahami bagaimana dasar membentuk komunikasi tentu akan membuatnya lebih gampang memberikan dan mendapatkan pesan dengan efektif dan efisien. Prinsip dasarnya sanggup kita temukan dalam dunia keteateran yaitu pada salah satunya ibarat olah vocal yang meliputi perihal volume suara, nada suara, kejelasan dalam penucapan atau pelafalan (artikulasi). Menjadi guru yang mempunyai kemampuan berkomunikasi efektif tidak mengharuskan kita untuk bersuara merdu layaknya seorang penyanyi.
Tidaklah cukup kalau seorang guru hanya berbicara lancar namun tak jelas. Kejelasan pengucapan akan mempermudah pemahaman penerimaan oleh peserta didik. Begitu pula tinggi rendahnya, nyaring pelannya suara (volume) perlu seorang guru bisa menyesuaikan kondisi dan ruang kelasnya.
Disamping terkait suara, komunikasi yang dibuat dengan kontak mata akan membawa komunikasi menjadi lebih terperhatikan. Sangat dihindari seorang guru hanya tunduk mengabsensi, membacakan bahan pembelajaran, hanya duduk dikursi guru selama waktu pembelajaran. Hal ini bisa berakibat hilangnya efektifitas komunikasi yang dibuat dengan kontak mata. - Meningkatkan Semangat Belajar Mengajar.
Dalam dunia keteateran, penghayatan peran merupakan serpihan penting untuk membuat suasana yang inginkan. Tanpa itu, peranannya tidak akan terlihat sebagai apa dan bagaimana tugas bersama-sama ia lakukan.
Guru pun di dalam pembelajaran mempunyai peran-perannya yang kompleks. Akan tetapi, sebanyak-banyaknya peranan seorang guru saya pikir ia tidak akan memberikan rasa pesimis dan jauh dari semangat. Saat guru mendalami peranannya sebagai pendidik dan pengajar pula, ia akan terlihat menampakkan semangat untuk memunculkan kiprahnya sebagai guru.
Semangat yang ada dalam penghayatan peranan sebagai tokoh yang memberi pendidikan sanggup mensugesti lingkungan sekitarnya termasuk peserta didik yang berada didekat guru. Guru-guru yang membawa semangat kepada dirinya, juga membawa semangat kepada peserta didiknya. Sehingga para siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias untuk belajar bersamanya. - Memfokuskan Pembelajaran.
Pernahkah kita melihat sebuah pementasan atau film yang suaranya tidak terlalu terdengar jelas? Saya percaya, kita merasa sulit untuk memahami apa yang disampaikan kepada pendengar atau penonton ditambah lagi adanya gangguan suara dari sumber-sumber lain yang mengganggu. Bisa-bisa menjadi kebosanan dan tidak menarik untuk diperhatikan. Begitu pula ketika kita mencoba mendengarkan bunyi guru kita yang tidak terang vocalnya atau volume bunyi guru tidak bisa tertangkap ditelinga kita. Hal tersebut tentu membuat kita kurang konsentrasi dan susah untuk memfokuskan diri apa yang guru sampaikan.
Olah vocal sangat diharapkan bagi seorang guru dimana ia bisa memberikan maksud dan pesan lewat pembelajaran atau instruksi pembelajarannya kepada peserta didik. Olah vocal kadang tidak didapatkan dari bawaan semenjak lahir melainkan perlu melatihnya berulang kali, sehingga guru sanggup menyesuaikan kualitas bunyi dalam penyampaian pembelajaran.
Baik tidaknya olah vocal seorang guru tidak berarti ia harus mempunyai bunyi yang nyaring. Nada dan volume bunyi yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan ketegangan dalam pembelajaran. Ada kata-kata yang perlu diucapkan dengan nada dan volume bunyi tinggi namun adapula ketika tertentu kata diucapkan dengan nada dan volume bunyi yang rendah.
Selain nada dan volume suara, kecepatan pelafalan atau kecepatan bicara juga mensugesti daya tangkap peserta didik. Sebagian ada yang perlu diucapkan dengan cepat dan ada pula ditekankan dengan bunyi yang agak lambat. Beberapa hal tersebut akan kuat kepada daya tangkap informasi peserta didik.-Ketika bunyi seorang guru sanggup terdengar dengan nyaman oleh peserta didik, kemungkinan besar peserta didik akan lebih gampang untuk menangkap informasi dari guru tersebut lewat kemampuan audio mereka.
Selain pengutamaan pembelajaran lewat audio, visual pun perlu mendukung yaitu gerakan, mimik, perpindahan posisi berdiri dan kontak mata. Hal tersebut akan menambah daya tarik pembelajaran dan membawa suasana mencar ilmu yang terfokus. - Menguatkan Pesan dan Materi yang Disampaikan.
Pembelajaran merupakan pesan dan informasi dari guru kepada generasinya yaitu peserta didik. Penyampaian bahan pembelajaran dengan olah vocal yang baik dengan gerak tubuh (gesture) sebagai penekanan terhadap bahan dan instruksi akan menjadikan kuatnya pesan yang disampaikan kepada peserta didik. Proses pembelajaran menjadi lebih berkesan bermakna kepada peserta didik lantaran penyampaiannya dilakukan dengan kesungguhan dan penghayatan yang lebih baik. - Meningkatkan Kontrol Manajemen Kelas.
Apabila seorang guru sudah mendapatkan keadaan mencar ilmu yang fokus, maka kemungkinan besar guru tersebut akan lebih gampang untuk mengontrol proses pembelajaran. Beberapa perkara yang pernah saya dengar dan lihat, kesulitan guru untuk memanajemen keadaan kelas dengan kontrolnya disebabkan oleh salah satu faktor yang diantaranya yaitu ia tidak punya daya tarik baik secara audio (suara) mapun visualnya.
Ketidakadaannya daya tarik ini membawa akhir para peserta didik beralih konsentrasi kepada masing masing aktifitas yang mereka anggap menarik. Sehingga suasana kelas menjadi ricuh, masing-masing siswa keluar dari fokus pembelajaran bahkan mereka mengerjakan hal-hal yang diluar pembelajaran.
Yang parahanya lagi ketika para siswa ribut dan jauh dari fokus pembelajaran, sang guru secara impulsif lebih menyalahkan mereka akan keributan yang terjadi. Padahal hal tersebut sang guru tidak pandai untuk mengontrol dengan kemampuan yang bersama-sama ia miliki. - Memberikan Hiburan dan Rasa Senang dalam Pembelajaran.
Seorang guru yang mempunyai pengalaman dan ilmu keteateran sedikit banyak sanggup membawa suasana yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Mungkin lantaran mimik sebagai penekanan terhadap apa yang ia sampaikan juga ia sanggup memberikan lewat bahasa dan bunyi yang tidak membosankan.
Selain itu guru tersebut mungkin saja bisa membawa pelajaran dengan variatif dengan menambahkan beberapa selingan (intermezo) dalam bentuk permainan atau cerita-cerita yang menarik. Sehingga peserta didik merasa bersemangat ketika mereka mencar ilmu bersama guru tersebut.
Semangat mencar ilmu itu merupakan serpihan yang tidak lepas dari sebuah bentuk lisan kegembiraan baik bagi guru maupun peserta didiknya. Rasa bahagia dan kegembiraan ini bisa menjadi power yang sangat kuat untuk mendorong secara intern (dari dalam diri) untuk selalu berkembang dan belajar. selain melepas ketegangan suasana pembelajaran, semangat dan rasa senang sanggup mengurangi pikiran dan perilaku negatif dari guru atau siswa itu sendiri.
Bayangkan bila dalam pembelajaran kita merasa bahagia dan peserta didik juga bahagia mencar ilmu bersama kita, saya yakin seorang guru akan selalu terhindar dari emosi negatif yang membawa pembelajaran jadi terhambat ibarat timbulnya kritikan dan teguran yang berlebihan kepada para siswa. - Mengurangi Kebosanan Pembelajaran.
Selain prinsip dalam dunia keteateran yaitu penyampaian pesan kepada orang lain, juga merupakan sebagai hiburan yang menyenangkan bagi pelaku dan penikmatnya. Hiburan disini merupakan lapisan luar sebagai pembungkus akan pesan-pesan (pembelajaran) yang disampaikan.
Hiburan bisa mengatisipasi sebelum terjadinya atau ketika terjadi kebosanaan dalam pembelajaran. Waktu dan lingkungan juga menjadi faktor pendukung pengurangan kebosanan pembelajaran. Suasana kelas yang gerah dan kurangnya udara yang masuk ke dalam ruanga kelas bisa menjadikan kebosananan. Untuk itu cara-cara komunikatif dan menghibur yang bisa kita dapatkan pada salah satu sumber keilmuan yaitu ilmu teater bisa membantu menyelesaikan atau mengurangi permasalahan kebosanan dalam pembelajaran kita.
Sumber http://menofschool.blogspot.com