Tuesday, March 27, 2018

√ Kontroversi Asal Batuan Ultramafik Ciletuh

Batuan Ultramafik di Ciletuh merupakan fenomena yang sampai dikala ini masih sering menjadi perdebatan. Fitur Ciletuh dimana banyak juga terlihat batuan-batuan sedimen maritim dalam, mantel atas Bumi, batuan metamorf yang dibuat di palung subduksi lempeng, dan batuan lereng benua merupakan sumber data yang saling berkaitan erat untuk sanggup menjelaskan bagaimana batuan ultramafik di Ciletuh sanggup terbentuk. Sebelum kita membahas mengenai Ultramafik Ciletuh, ada baiknya kita merefresh kembali pengetahuan perihal pembentukan batuan ultramafik secara umum yang sudah banyak dijelaskan oleh para andal baik dalam bentuk buku, journal, paper, dan lain sebagainya.


Pembentukan Batuan Ultramafik

Batuan ultramafik umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yakni: (a) yang berafiliasi dengan intrusi berlapis menyerupai kompleks Bushveld dan Stillwater, (b) peridotites Alpine; dan (c) badan ultramafik zoned (ditandai dengan lingkaran) Alaska. Istilah peridotit Alpine atau serpentinit awalnya diterapkan untuk badan ultramafik yang dibatasi sesar yang terletak dalam geosynclinal terlipat, sedimen dalam jalur orogen.

Penggunaan istilah ini telah diperluas meliputi badan ultramafik selain dari jenis (a) dan (c) diatas. Dengan demikian kelompok ini termasuk dalam badan mulai dari keratan sesar serpentinit sampai massa besar peridotit tak terubah; sebagian besar terdapat di jalur orogen, tetapi tidak selalu terkait dengan sedimen geosynclinal terlipat, dan banyak yang berkaitan erat dengan gabro, diorit kuarsa, dan basalt. Peridotit Alpen meliputi jenis mantel primer (lherzolite alumina atau pyrolite) dan mantel refaktori (dunit-harzburgit).

Asal batuan mafik dan asosiasi ultramafik telah menjadi subyek banyak spekulasi. Beberapa penulis telah mengusulkan bahwa batuan ini merupakan bab ofiolit, kompleks pluton, atau terranes melange (Misra dan Keller, 1978; McElhaney & McSween, 1983; Abbott dan Raymond, 1984; Hatcher, dkk., 1984; Misra dan McSween, 1984). Shaw & Wasserburg (1984), memakai data isotop, memperlihatkan bahwa beberapa badan dunit besar dan asosiasi kompleks mafik, menyerupai Young Harris thrust sheet, memiliki tanda mantel terdeplesi dan boleh jadi merupakan fragmen dari kerak samudera.

Terjadinya batuan ultramafik padat, peridotit, penyusun utama mantel bumi, di permukaan benua membutuhkan mobilitas vertikal yang signifikan. Hal demikian tidak mengherankan bahwa di jalur orogen dimana benua bertabrakan dan gerakan tektonik besar terjadi keterdapatan sebagian besar peridotites relatif jarang.

Batuan metamorf tekanan tinggi terbaik yang merekam gerakan vertikal yang terlibat dalam orogenesis ialah eklogit dan sekis biru yang sebagian besar terdiri dari batuan asal permukaan, sehingga menyiratkan siklus tektonik pembebanan dan ekshumasi. Segmen orogen dimana tekanan tinggi dan penyusun ultramafik terjadi berdekatan, maka merupakan kawasan kunci dalam menjawab pertanyaan fundamental mengenai "bagaimana batuan asal mantel menyatu dengan sikuen batuan permukaan subduksi-ekshumasil?".

Jawaban yang kurang lengkap untuk teka-teki perpindahan batuan ultramafik ke dalam kerak ditentukan oleh kerabat ofiolit yang adakala mewakili bab lempeng samudera yang terdestruksi lepas di zona subduksi, dan diangkut ke atas foreland benua yang berdekatan. Berdasarkan tatanan tektoniknya dua jenis utama ophiolites sanggup dibedakan (Moores 1982; Coleman 1984; Wakabayashi & Dilek 2003), yaitu:
  1. Ofiolit yang terdapat sebagai thrust sheets tebal yang ber-baring pada lapisan dasar/substrat pasif marjin dan umumnya terkait dengan aureoles metamorf suhu tinggi pada alasnya (misalnya ofiolit Semail, Oman, ofiolit Pindos, Yunani).
  2. Tubuh ofiolit yang terdapat sebagai blok-blok dalam tektonik melange blueschist sebagai bab prisma akresi (misalnya melange Fransiskan).

Perbedaan dalam cara terjadinya dan konteks tektonik dari kedua jenis tersebut diatas, mencerminkan asal dan cara alih-tempatnya, yaitu: ofiolit jenis Tethyan dibuat oleh thrusting lempeng litosfer samudera ke atas tepi benua pasif; sedangkan kenaikan bab kerak (upheaval) dari fragmen samudera dalam prisma akresi Margin aktif menghasilkan ofiolit jenis Cordilleran.


Kontroversi Batuan Ultramafik Ciletuh

Keterdapatan batuan ultramafik (peridotit dan serpentinit) di kawasan Ciletuh masih merupakan subjek perbedaan pendapat di antara peneliti-peneliti sebelumnya. Sukamto (1975) menafsirkannya sebagai batuan terobosan, sedangkan Thayyib dkk., (1977) memasukkannya sebagai Ophiolite group, atau dinamakan sebagai ophiolitic assemblage oleh Schiller, dkk., (1991) atau ophiolitic rocks berdasarkan Garrard dkk., (1990) yang berafiliasi dengan sedimen bancuh. Noeradi (1977), menafsirkan semua batuan ultramafik tersebut sebagai fragmen atau bongkah-bongkah eksotik dalam Formasi Ciletuh.

Batuan Ultramafik di Ciletuh merupakan fenomena yang sampai dikala ini masih sering menjadi  √ Kontroversi Asal Batuan Ultramafik Ciletuh
Model tektonik Ciletuh.

Massa batuan ultramafik di kawasan Ciletuh tersingkap dalam singkapan tersebar, serperti kantong-kantong (enclaves), dalam Formasi Ciletuh, dengan kecenderungan berarah timur maritim ± barat-daya, yang memperlihatkan kesan menyerupai badan intrusi (Sukamto, 1975), ataupun sebagai bongkah-bongkah eksotik dalam Formasi Ciletuh (Noeradi, 1997).

Batuannya terdiri dari peridotit dan serpentinit, yang berasosiasi dengan gabro, basalt berstruktur bantal. Asosiasi peridotit-serpentinit ini dengan gabro, basalt berstruktur bantal, memperlihatkan kesan yang memperlihatkan bahwa batuan tersebut sanggup mewakili bab himpunan ofiolit (Thayyib dkk., 1977; Schiller, dkk., 1991; Garrard dkk.,1990).


Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka diduga asal keberadaan badan batuan ultramafik dalam Komplek Ofiolit Ciletuh dispekulasikan merupakan relics sheet bersinambung kerak samudera yang emplaced di atas mikrokontinen. Bagian sheet menjadi tidak lengkap (dismembered) selama emplacement, dan selanjutnya tertimbun (brial) oleh kejadian geologi berikutnya (mungkin proses sedimentasi yang menghasilkan Formasi Ciletuh) yang sebagian besar menyembunyikan menutupi ofiolitik, dan hanya menyisakan badan ultramafik tersebar di sebagian besar kawasan Ciletuh Jawa Barat.

Spekulasi dugaan asal keberadaan badan batuan ultramafik dalam Komplek Ofiolit Ciletuh ini tidaklah baru, alasannya ialah sebelumnya Parkinson (1998); beranggapan bahwa Komples Ciletuh Pra-Tersier merupakan himpunan batuan mengandung interthrust slices ultramafik terserpentinisasi dengan sebagaian retas gabro teramfibolitkan, basalt berstruktur bantal, breksi volkanik, hialoklastit dan batupasir greywacke.

Sumber http://www.geologinesia.com