Thursday, March 15, 2018

√ Referensi Resensi Novel Bahtera Kertas

Contoh Resensi Novel Perahu Kertas – Resensi yaitu suatu kegiatan evaluasi terhadap suatu bentuk karya tulis baik fiksi ataupun non-fiksi. Penilaian tersebut sanggup berupa pertimbangan keunggulan dan kekurangan dari karya tulis yang diresensi. Dalam resensi juga biasanya terdapat saran apakah karya tulis yang diresensi layak dibaca ataukah tidak.


Berikut ini yaitu rujukan dari resensi sebuah karya sastra novel yang berjudul Perahu Kertas karya Dewi Lestari :


Identitas Novel :


Judul : Perahu Kertas

Karya : Dewi Lestari “Dee”

ISBN : 978 – 979 – 1227 – 78 – 0

Penerbit : Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka Sejati

Editor : Hermawan Aksan

Tebal Novel : XII + 444 halaman ; 20 cm

Tahun terbit : 2010

Jumlah halaman : 444 halaman


I. Tentang Penulis


Dewi Letari Simangunsong yaitu seorang penulis Indonesia kelahiran Bandung, 20 Januari 1976. Wanita yang dekat disapa dengan panggilan “Dee” ini pertama kali mulai dikenal secara luas oleh masyarakat ketika dirinya tergabung dalam anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Namanya semakin dikenal semenjak novel berjudul Supernova hasil karyanya terbit pada tahun 2001. Saat itu lah Dee mulai dikenal sebagai seorang novelis. Salah satu karyanya yang terkenal dikalangan para pecinta sastra yakni sebuah novel yang berjudul Perahu Kertas. Novel ini merupakan karya sastra ke-enam yang lahir dari tangan dinginnya.


II. Cerita Singkat


Kisah ini dimulai dari seorang anak sampaumur berjulukan Keenaan. Ia telah menghabiskan waktunya selama enam tahun di Amsterdam, Belanda bersama dengan neneknya. Setelah enam tahun di Belanda, balasannya Keenan pulang ke Indonesia atas usul dari ayahnya. Keenan pun berkuliah di Fakultas Ekonomi pada salah satu Universitas di kota Bandung. Berkuliah di Fakultas Ekonomi bergotong-royong bukanlah kemauannya, melainkan paksaan dari ayah Keenan. Keenan sendiri sebetulnya lebih berminat dalam dunia seni rupa yakni melukis namun keinginannya untuk menjadi pelukis ditentang keras oleh ayahnya.


Sementara itu Kuggy, seorang gadis lucu, unik, dan agak sedikit urakan yang juga merupakan tokoh dalam novel ini juga berkuliah di kawasan yang sama di kawasan Keenan menimba ilmu di akademi tinggi. Hanya saja mereka berkuliah di fakultas yang berbeda. Kugy di fakultas Ekonomi sedangkan Keenan di fakultas Sastra. Dalam beberapa hal, Kugy dan Keenan mempunyai banyak persamaan diantara mereka. Kugy bercita-cita untuk menjadi pendongeng yang hebat. Ia mempunyai banyak sekali jenis buku bacaan dongeng di taman baca yang ia miliki. Minatnya sangat besar di dunia menulis dongeng, meskipun ia sadar bahawa menjadi seorang pendongeng bukanlah sebuah profesi yang realistis.


Pertemuan antara Kugy dan Keenan diperantarai oleh dua sahabat mereka yakni Eko dan Noni. Eko sendiri bergotong-royong masih keluarga jauh dari Keenan. Sedangkan Noni yaitu sahabat baik dari Kugy. Mereka berempat lambat laun menjadi sahabat karib yang mengerti satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, Keenan dan Kugy semakin mengagumi satu sama lain. Tanpa mereka sadari, kebersamaan mereka berdua telah merubah arti persahabatan menjadi cinta. Baik Kugy ataupun Keenan, keduanya sama-sama tak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan masing-masing. Salah satu penyebabnya yaitu lantaran Keenan telah mempunyai seorang kekasih yang sering ia panggil dengan sebuatan “Ojos.” Sebutan itu bukan nama bergotong-royong dari kekasih Kugy. Nama itu hanya sebatas panggilan khusus dari Kugy terhadap kekasihnya tersebut. Di samping itu Keenan juga sedang dekat dengan seorang gadis berjulukan Wanda, seorang kolektor barang seni muda yang secara kebetulan yaitu sepupu dari Noni.


Kedekatan Keenan dan Wanda tidak berlangsung lama. Kandasnya hubungan mereka dibarengi dengan kekecewaan yang teramat dalam perihal kariernya di dunia seni lukis. Dengan hati dan perasaan yang hancur, Keenan memutuskan untuk meninggalkan kota Bandung dan pergi ke Ubud. Tujuannya pergi ke Ubud yaitu untuk menemui pak Wayan, seorang seniman terkemuka di Bali yang tak lain merupakan sahabat dari ibunda Keenan.


Keseharian Keenan bersama dengan Pak Wayan dan seniman Bali lainnya sedikit banyak bisa mengobati hatinya. Salah satu sosok insan yang turut kuat pada penyembuhan hati Keenan yaitu Ludhe Laksmi. Ludhe yaitu seorang gadis Bali yang cantik, lemah lembut, dan baik hati yang tak lain yaitu keponakan dari Pak Wayan. Seiring dengan membaiknya perasaan hati Keenan, ia pun memutuskan untuk melukis kembali. Keenan membuat sebuah lukisan yang terinspirasi dari kisah Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang tak lain yaitu judul dongeng hasil karangan Kugy. Mulai ketika ini Keenan berhasil membuat lukisan-lukisan yang bernilai seni tinggi. Lukisan hasil tangan dinginnya menjadi terkenal dan menjadi buruan para kolektor benda seni.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Di sisi lain, Kugi merasa sangat kesepian dan kehilangan lantaran sahabat-sahabatnya yang telah pergi meninggalkan kota Bandung. Ia tak ingin berada dalam kesepian dan rasa sedih yang mendalam. Kugy mulai menata kembali kehidupannya dengan segera menuntaskan kuliahnya. Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai copywriter di sebuah perusahaan jasa agen iklan ternama di Jakarta. Di kawasan tersebut Kugy bertemu dengan Remigius Aditya, seorang pendiri sekaligus pemilik perusahaan di kawasan Kugy bekerja. Beberapa waktu berlalu semenjak Kugy mulai bekerja di perusahaan jasa tersebut, ia bisa membukutikan dirinya sebagai bakat yang berkualitas. Karenanya ia dengan cepat naik daun dan menjadi orang yang cukup diperhitungkan di perusahaan tersebut.


Di sisi lain, Remi memperhatikan Kugy dan belakang layar mengaguminya dari perspektif lain. Remi tak hanya menyukai kecerdasan yang dimiliki oleh Kugy, lebih dari itu terdapat sisi unik dalam diri Kugy yang membuat Remi semakin tertarik pada Kugy. Pada balasannya Remi mengungkapkan perasaannya dengan jujur kepada Kugy bahwa Remi mencintainya. Kugy pun menanggapi perasaan Remi tersebut dengan sepenuh hati.


Kondisi kesehatan ayah Keenan semakin memburuk dan memaksanya untuk pulang ke Jakarta. Ia harus meninggalkan pak Wayan dan Ludhe di Bali. Kekosongan posisi pimpinan perusahaan milik ayahnya juga turut memaksa Keenan untuk mengambil alih perusahaan tersebut. Sepulangya Keenan ke Jakarta juga turut menjadi lantaran pertemuannya dengan Kugy. Ia juga bertemu dengan Eko dan Noni sahabat lamanya. Akan tetapi pertemuan empat sekawan tersebut terjadi dalam kondisi yang berbeda. Selanjutnya takdirlah yang menguji hati mereka. Pada balasannya cinta dan persahabatan karus berkompromi dan menentukan hendak ibarat apa kisah ini dilalui.


III. Keunggulan Novel


Novel dengan judul bahtera kertas ini mempunyai keunggulan diantaranya ialah tema persahabatan dan cinta yang diangkat di dalamnya. Unsur cinta dan persahabatan di dalam novel tersebut dikemas dengan penggunaan gaya bahasa yang ringan dan gampang untuk dicerna siapa saja yang membacanya. Selain itu gaya bahasa yang dipakai juga relevan dengan setting waktu yang dipakai pada unsur instrinsik novel.


Pada novel Perahu Kertas juga terdapat unsur-unsur edukasi yang termuat di dalam kisahnya. Beberapa diantaranya ialah nilai-nilai persahabatan, semangat dalam meraih mimpi dan cita-cita, percaya diri, tidak gampang menyerah, pemahaman terhadap jati diri, dan masih banyak lagi. Novel ini tak hanya sebatas menceritakan problematika kehidupan sampaumur namun lebih dari itu, novel ini bercerita mengenai problematika sampaumur yang begitu dinamis. Cita-cita, mimpi, persahabatan, cinta, dan realitas kehidupan dalam kisah novel Perahu Kertas sanggup terkorelasikan dengan sangat baik sehingga memunculkan kisah yang sangat menarik untuk dibaca.


Deskripsi perihal tokoh, alur, dan latar dalam novel juga disajikan dengan cara yang menarik dan tak biasa. Hal ini membuat pembaca semakin tertarik untuk meneruskan bacaannya sampai kahir kisahnya.


IV. Kekurangan Novel


Dalam novel Perahu Kertas terlalu banyak memakai setting kawasan yang selalu saja berpindah-pindah. Hal ini membuat pembaca menjadi resah dalam memahami setting kawasan pada diaolog-dialognya, kecuali yang telah diterangkan secara terang pada alur ceritanya. Karenanya diharapkan konsentrasi khusus dalam membaca novel tersebut untuk melaksanakan identifikasi setting kawasan dalam cerita.


Sumber :

https://khairunnisafathin.wordpress.com/2013/01/03/resensi-novel-perahu-kertas-2/


Baca Juga:


Contoh Pidato Tentang Lingkungan Hidup Terbaru

Contoh Pidato Upacara Bendera Hari Senin

Contoh Pidato Kegiatan 1 Muharram



Sumber https://ruangseni.com