Sebagian besar dari kita tentu pernah membaca novel, baik novel terjemahan maupun novel orisinil dari Indonesia. Sebenarnya apakah novel itu?
Kata novel sejatinya berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang mengandung arti “sebuah barang gres yang kecil.” Namun, pengertian novel ini kemudian menjelma sebuah karya sastra yang berbentuk prosa. Novel berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian dongeng kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan tabiat dan sifat setiap pelaku. Sementara itu, berdasarkan Kosasih (2008), novel yaitu karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh probematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Pengertian novel lainnya diungkapkan oleh Wirajaya (2008) yang menyatakan bahwa novel yaitu karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian dongeng kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan tabiat dan sifat setiap pelaku.
Dari pengertian novel di atas sanggup dikatakan bahwa novel merupakan salah satu dari jenis-jenis prosa baru dalam bahasa Indonesia-khususnya prosa fiksi- yang disusun dalam bentuk narasi atau cerita. Jika dibandingkan dengan jenis-jenis prosa lainnya menyerupai cerpen atau esai, novel mempunyai beberapa ciri khusus sebagai berikut (Kosasih, 2008).
- Novel mempunyai alur atau plot yang jauh lebih rumit dan lebih panjang.
- Novel ditandai dengan adanya perubahan nasib yang terjadi pada sang tokoh.
- Tokoh dalam novel lebih banyak dan masing-masing mempunyai tabiat dan sifat tersendiri.
- Latar novel biasanya mencakup wilayah geografi yang luas dan dalam waktu yang lebih lama.
- Tema dalam kompleks lebih kompleks yang ditandai dengan adanya tema-tema turunan.
Semua jenis-jenis novel dibangun atau dibuat oleh beberapa unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Yang dimaksud dengan unsur intrinsik yaitu unsur-unsur pembangun novel yang berasal dari dalam cerita. Adapun unsur-unsur intrinsik novel yaitu tema, alur atau plot, latar, penokohan, sudut pandang atau point of view, amanat, dan gaya bahasa. Berikut yaitu pengertian dari unsur-unsur pembangun novel berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
- Tema merujuk pada pokok pikiran atau dasar dongeng yang dipakai sebagai dasar menciptakan novel. Adapun tema-tema yang sanggup dijadikan dongeng dalam novel sanggup berupa problem sosial kemasyarakatan, kekuasaan, keagamaan, pendidikan, dan sebagainya.
- Alur cerita atau plot merujuk pada rangkaian insiden yang direka atau dijalin dengan secama dan menggerakkan jalan dongeng melalui kerumitan ke arah titik puncak dan penyelesaian.
- Latar merujuk pada keterangan mengenai tempat, waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam novel.
- Penokohan merujuk pada penciptaan gambaran tokoh dalam novel.
- Sudut pandang atau point of view merujuk pada posisi pengarang dalam suatu cerita.
- Amanat merujuk pada pesan budpekerti yang akan disampaikan oleh pengarang melalui novel. Amanat sebuah novel hanya sanggup diketahui sehabis membaca novel secara keseluruhan.
- Gaya bahasa merujuk pada bahasa yang dipakai oleh pengarang guna menghidupkan suasana, merumuskan obrolan yang bisa menunjukkan relasi dan interaksi antartokoh, serta menandai abjad tokoh.
Sementara itu, yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik novel yaitu unsur pembangun novel yang berasal dari luar cerita. Yang termasuk unsur ektrinsik novel yaitu ideologi, bahasa, nilai moral, pendidikan, agama, sosial, dan budaya yang menjadi latar belakang kehidupan pengarang.
Dari unsur-unsur pembangun novel di atas, unsur-unsur novel yang akan diulas pada kesempatan kali ini hanyalah dua unsur intrinsik novel yaitu penokohan dan alur novel.
Penokohan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penokohan secara umum diartikan sebagai penciptaan gambaran tokoh dalam karya susastra. Penokohan yaitu salah satu unsur intrinsik karya sastra yang merupakan cara pengarang untuk menggambarkan abjad tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra. Umumnya, penggambaran tokoh-tokoh dalam novel dilakukan oleh pengarang berdasarkan banyak sekali macam hal yaitu penggambaran pribadi oleh pengarang, penggambaran fisik atau sikap sang tokoh, penggambaran lingkungan kehidupan sang tokoh, penggambaran tata kebahasaan sang tokoh, pengungkapan jalan pikiran sang tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
Penokohan dalam novel mempunyai sifat atau tabiat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat baik, rendah hati, sabar, jujur, atau suka menolong. Sebaliknya, ada tokoh yang bersifat jahat, ceroboh, licik, atau sombong. Penggambaran tabiat atau sifat tokoh oleh pengarang disebut perwatakan.
Jenis tokoh novel mencakup tokoh utama dan tokoh sampingan. Tokoh utama yaitu tokoh yang menggerakkan dongeng dalam novel. Tokoh utama dibagi dua macam yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mempunyai ide, gagasan, atau perbuatan yang baik. Tokoh antagonis yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonist. Tokoh sampingan merupakan tokoh yang kehadirannya membantu tokoh utama.
Alur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan alur yaitu rangkaian insiden yang direka dan dijalin dengan secama dan menggerakkan jalan dongeng melalui kerumitan ke arah titik puncak dan penyelesaian. Alur juga diartikan sebagai jalinan insiden dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya sanggup diwujudkan oleh relasi temporal atau waktu dan oleh relasi kausal atau lantaran akibat). Sementara itu, berdasarkan Kosasih (2008), alur merupakan pola pengembangan dongeng yang terbentuk oleh relasi lantaran akibat. Pengertian alur lainnya disampaikan oleh Wirajaya (2008) yang menyatakan bahwa alur atau plot yaitu jalinan insiden atau rangkaian insiden yang terjalin secara berurutan dengan memerhatikan keterpaduan dan kebulatan cerita.
Dibandingkan dengan jenis prosa lainnya menyerupai cerpen, alur dongeng pada novel umumnya jauh lebih rumit dan panjang. Kadang terlalu berbelit-belit dan banyak sekali kejutan. Temanya pun kerap lebih kompleks dan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam novel sangat rumit sehingga jalan dongeng novel biasanya menjadi lebih panjang.
Menurut Kosasih (2008) dan Wirajaya (2008), alur terbentuk melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan dalam alur cerita yaitu pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju pada adanya konflik, puncak konflik, dan penyelesaian.
- Pengenalan situasi cerita berisi pengenalan tokoh-tokoh dan relasi antartokoh dalam novel serta penataan adegan. Selain itu, yang juga disajikan oleh pengarang pada tahap ini yaitu terkait dengan latar, obrolan atau insiden tertentu yang menjadi pembuka jalannya cerita.
- Pengungkapan peristiwa berisi penyajian banyak sekali insiden awal yang menjadikan permasalahan, pertentangan, ataupun kesulitan bagi para tokoh-tokohnya.
- Menuju pada adanya konflik berisi dongeng yang menunjukkan semakin ruwetnya problem yang dihadapi oleh para tokoh dalam novel sehingga mulai berkembang ke arah puncak konflik.
- Puncak konflik atau disebut juga dengan klimaks yaitu bab dongeng yang melukiskan permasalahan berada di titik paling puncak. Bagian ini merupakan bab dongeng yang paling mendebarkan lantaran pada bab inilah nasib para tokoh dalam novel ditentukan.
- Penyelesaian merupakan bab final dari dongeng novel dan biasanya berisi penyelesaian problem yang dilakukan oleh para tokohnya. Namun, tidak semua final dongeng novel berisi penyelesaian banyak sekali permasalahan yang dialami oleh para tokohnya. Terkadang ditemui final dongeng novel dibiarkan menggantung tanpa penyelesaian sehingga pembaca harus berpikir atau berimajinasi sendiri mengenai final cerita.
Alur dongeng sanggup dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan urutan bab yang diceritakan dan padat tidaknya sebuah cerita.
a. Jenis-jenis alur cerita berdasarkan urutan bab yang diceritakan yaitu alur dibagi menjadi alur maju, alur mundur, dan alur gabungan.
- Alur maju yaitu alur yang disajikan secara berurutan yakni diawali dengan tahap perkenalan atau pengantar, kemudian konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan diakhiri dengan penyeleaian. Dengan kata lain, alur maju yaitu alur yang diawali dengan dongeng dari masa kemudian ke masa sekarang.
- Alur mundur yaitu alur yang diawali dengan tahap penyelesaian, kemudian bergerak mundur ke tahap-tahap sebelumnya yang menceritakan banyak sekali insiden yang mendahului. Dengan kata lain, alur mundur yaitu alur yang diawali dengan dongeng masa kini menuju ke masa lalu.
- Alur adonan atau alur maju mundur yaitu alur yang merupakan adonan antara alur maju dan alur mundur. Dengan kata lain, alur adonan yaitu alur yang diawali dengan dongeng masa lalu, masa sekarang, dan kembali lagi ke masa lalu, atau sebaliknya.
b. Sedangkan, berdasarkan padat tidaknya sebuah cerita, alur sanggup dibagi menjadi alur akrab dan alur longgar.
- Alur erat yaitu alur yang kalau sebagian ditinggalkan akan merusak dongeng keseluruhan.
- Alur longgar yaitu alur yang kalau ditinggalkan tidak akan merusak dongeng keseluruhan.
Demikianlah ulasan singkat perihal penokohan dan alur novel dalam bahasa Indonesia. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya yaitu jenis-jenis tokoh berdasarkan peranannya, jenis-jenis latar dalam cerita, contoh alur mundur, contoh dongeng sudut pandang orang ketiga serba tahu, contoh dongeng sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat, contoh dongeng sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan, contoh dongeng sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, jenis-jenis sudut pandang dalam cerita, contoh dongeng alur maju, contoh prosa gres novel, contoh novel beserta sinopsisnya, dan contoh novel singkat. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com