Thursday, July 12, 2018

√ Definisi, Jenis, Pola Kalimat Klausa

Definisi, Jenis, & Contoh Kalimat Klausa – Klausa dalam tata Bahasa Indonesia ialah sekelompok kata yang mempunyai fungsi sintakis yang terdiri dari subjek dan predikat. Tak hanya itu, klausa juga sering kali mengikutsertakan objek, keterangan, dan komplemen kalau diperlukan. Meskipun dalam beberapa klausa subjek tidak tampak secara eksplisit. Sebuah kalimat yang paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih rumit terdiri dari beberapa klausa dan satu klausanya juga terdiri dari beberapa klausa. Berikut ini ialah ciri-ciri klausa :


a. Tidak ibarat kalimat yang selalu berakhiran titik ataupun tanda baca lainnya. Klausa tidak pelu memakai tanda baca, juga tidak mempunyai intonasi akhir.

b. Meskipun mempunyai fungsi subjek dan predikat, berdanya klausa dengan kalimat ialah klausa tidak memerlukan tanda baca.


Sekumpulan kata sanggup dikategorikan klausa apabila sanggup mengklasifikasi klausa, yaitu terdapat tiga dasar :


1. Klasifikasi yang didasarkan pada struktur intern, mengacu pada ada tidaknya unsur inti klausa yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).

2. Klasifikasi kausa menurut kategori frasa yang menduduki fungsi Predikat. Contoh : Siswa itu belum mengumpulkan buku.

3. Klasifikasi klausa menurut ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan Predikat. Yang termasuk klausa nyata ialah klausa yang mempunyai negasi yang sanggup mengaktifkan Predikat. Contoh : Siswa itu mengumpulkan buku.


Contoh klausa :


Berbagai kota telah menjadi kaya sumber daya manusia

Berbagai kota telah menjadi (S-P)

kaya sumber daya insan (O-Pel)


Contoh perbedaan klausa dan kalimat :


Doni masuk rumah (klausa)

Doni, masuk rumah ! (kalimat)

Waktunya saya berangkat (klausa)

Waktunya saya berangkat (kalimat)


Jenis-Jenis Klausa


1. Berdasarkan kategori kata atau frasa.


Contoh :


Diatelah menyiapkanhidanganuntuk menjamu tamu nanti malam.


2. Berdasarkan strukturnya klausa dibagi menjadi tiga :


a. Klausa berdasar struktur intern.


Struktur inti klausa yaitu Subjek dan Predikat, meskipun dalam penggabungan klausa yang terdiri dari (S) dan (P) sering kali (S) sanggup dihilangkan dalam kalimat jawaban. Hal tersebut masuk akal dipakai alasannya ialah kalau lengkap terdapat (S) dan (P) maka disebut klausa lengkap, sedangkan yang tidak mempunyai (S) disebut klausa tak bersubjek dan tidak lengkap.


– Klausa inti atau klausa yang sanggup bangun sendiri ialah klausa yang mempunyai (S) dan (P), terdapat dua golongan. Yaitu golongan lengkap yang susunannya biasa dengan subjek terletak di depan predikat. Misalnya (Warna merah menunjukkan klausa inti) :


Ratih menjadi juara kelas alasannya ialah rajin belajar.


Ayah berangkat ke kantor, saat saya sedang makan.


Akibat tiba terlambat, beliau dihukum.


Golongan kedua ialah klausa lengkap susun balik atau bervariasi yang subjeknya sempurna diletakkan dibelakang predikat. Misalnya : Langkahnya si maling


– Klausa bawahan atau klausa tidak lengkap, ibarat yang telah dijelaskan diatas tadi. Klausa tidak lengkap alasannya ialah tidak bangun sendiri alasannya ialah tidak mempunyai subjek. dalam kalimat majemuk, klausa ini berfungsi sebagai ekspansi subjek, objek, keterangan dan penjelas.


Contoh (Warna biru menunjukkan klausa bawahan) :


Dia yang membawa tas merah berjalan memasuki kelas.


Contoh klausa :


Lisa mempercepat laju mobilnya alasannya ialah Lisa tidak ingin terlamabat.


Subjek Lisa sanggup dihilangkan dari anak kalimat alasannya ialah merupakan adonan dari “Lisa mempercepat laju mobilnya” dan “Lisa tidak ingin terlambat”.


b. Klausa menurut ada tidaknya kata negatifyang gramatikal mengaktifkan predikat.


– Klausa nyata ialah klausa yang sama sekali tidak mempunyai kata negatif yang secara otomatis sanggup mengaktifkan unsur predikat.


Contoh :


Bunga telah menjadi juara di kelasnya.

Kita berhasil memenangkan pertandingan itu.


– Klausa negatif merupakan klausa yang mempunyai kata-kata negatif yang secara gramatikal menegatifkan predikat. Kata-kata negatif tersebut antara lain : bukan, tidak, belum, jangan, tak, dan lain-lain.


Contoh :


Rima tidak sanggup melanjutkan sekolahnya.

Kami belum mendapat izin sekolah.

Kami mohon jangan meninggalkan kawasan ini.

Mereka bukan mahasiswa universitas ini.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


c. Klausa menurut kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi predikat.


Berdasarkan penggolongan klausa unsur predikat sanggup digolongkan menjdai empat golongan, yaitu :


– Klausa nomina ialah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa golongan nomina. Yang tataran klausa sanggup menduduki fungsi S, P, O. Frasa tidak sanggup dinegatifkan dengan kata-kata negatif.


Contoh :


Kami pemuda

Yang dipakai kendaraan beroda empat itu.


– Klausa lisan ialah klausa yang predikat terdiri atas kata atau frasa golongan verbal. Golongan lisan ialah kata yang pada tataran klausa cenderung menduduki fungsi predikat dan tataran frasa sanggup dinegatifkan dengan kata tidak.


Contoh :


Siswa menuntaskan tugasnya dengan cermat.

Dengan hati-hati, ibu membuka pintu dapur.


– Klausa bilangan atau klausa numeral ialah yang predikat terdiri atas kata atau frasa golongan bilangan. Kata bilangan diikuti oleh satuan, kata ekor, batang, buah, kodi, helai, biji, buah, dan sebagainya.


Contoh :


Kambing si wawan ada tiga ekor.

Roba bajaj itu ada tiga buah.


– Klausa depan atau klausa preposisional ialah klausa yang predikatnya terdiri atas frasa depan, yaitu frasa yang diawali oleh kata depan sebagai penanda.


Contoh :


Gereja itu untuk kawasan ibadah oran Nasrani dan Katholik.

Jilbab itu untuk kaum hawa.

Pedagang itu ke pasar setiap hari.


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Klausa

https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Klausa


Baca Juga:



  1. Contoh Paragraf Deduktif & Definisinya

  2. Contoh Paragraf Induktif, Jenis, & Definisinya

  3. Pengertian, Contoh Kalimat Majemuk Setara, & Jenisnya



Sumber https://ruangseni.com