Majas Pleonasme – Majas merupakan suatu gaya bahasa dimana materi yang umumnya sering diajarkan di sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi tinggi yaitu dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu bentuk yang termasuk jenis majas yaitu majas pleonasme.
Nah untuk itu pada kesempatan ini saya akan membahas materinya berikut dengan hal-hal yang berkaitan di dalamnya. Maka marilah kita lebih fokuskan membaca pembagian terstruktur mengenai secara rinci dibawah ini :
Pengertian
Majas Pleonasme yaitu suatu ungkapan gaya bahasa dengan melaksanakan penambahan keterangan terhadap sebuah sesuatu pernyataan yang sudah sangat terang maksud dan tujuan dalam konteksnya. Penambahan ini dilakukan untuk mempertegas suatu pikiran atau gagasan kalimat sehingga majas ini tergolong majas penegasan.
Pleonasme ini merupakan suatu sifat yang berlebihan, dimana jikalau seseorang memakai dua kata yang berbeda namun mempunyai kesamaan arti, meski bersama-sama tidak perlukan lagi penambahan, baik untuk penegas ataupun hanya sekedar gaya, itulah pleonasme.
Penyebab Munculnya
Setelah mengetahui apa itu majas pleonasme, berikut ada enam alasannya terjadinya (sekaligus corak atau ciri khas ) kalimat pleonastis:
1. Pada satu frase terdapat dua ataupun lebih kata yang bersinonim (persamaan)
Misal :
- Mulai dari kecil ia memang nakal.
- Demi untuk kekasihnya, beliau mau melaksanakan apa saja
Artinya :
- Pada kalimat pertama diatas “mulai” mempunyai arti yang sama dengan “dari”. Dengan begitu, kalimat (a) tersebut mestinya hanya dikatakan : Mulai kecil ia memang badung atau Dari kecil ia memang nakal.
- Pada kalimat kedua tersebut “demi” mempunyai arti yang sama dengan “untuk”. Dengan begitu, kalimat (b) itu mestinya sanggup dikatakan : Demi kekasihnya, beliau mau melaksanakan apa saja ataupun Untuk kekasihnya, beliau mau melaksanakan apa saja.
2. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali
Misal :
- Semua buku-buku itu sudah pernah saya baca.
- Para siswa-siswa mengikuti upacara bendera.
Artinya :
- Kata semua sudah mengandung pengertian banyak. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, seharusnya semua benda yang terdapat dibelakang kata tersebut tidak perlu dalam bentuk jamak. Jadikalimat (a) tersebut cukup dikatakan : Semua buku itu sudah pernah saya baca atau Buku-buku itu sudah pernah saya baca.
- Kata para sudah mengandung pengertian banyak. Makara kalimat (b) itu sanggup dikatakan : Para siswa mengikuti upacara bendera atau Siswa-siswa mengikuti upacara bendera
3. Makna suatu kata sudah terdapat dalam kata yang lain pembentuk frase itu.
Misal :
- Andi turun ke bawah.
- Nani naik ke atas.
Artinya :
- Kata “turun” juga mempunyai pengertian yang sama dengan ke bawah. Makara kalimat (a) tersebut sanggup dikatakan : Andi turun atau Andi ke bawah
- Kata “naik” pun juga mempunyai pengertian yang sama dengan ke atas. Makara kalimat (b) tersebut sanggup dikatakan : Nani naik atau Nani ke atas.
4. Penanda jamak diikuti kata benda bentuk jamak
Misal :
- Berbagai-bagai macam buah dijual di pasar.
- Berbagai-bagai jenis sayur ditanam di sawah.
Artinya :
- Kata “berbagai-bagai” artinya sama benar dengan “bermacam-macam”. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup digunakan salah satusaja. Karenanya kalimat (a) sanggup dikatakan : Berbagai-bagai buahdijual di pasar, atau Bermacam-macam buah dijual di pasar.
- Begitu juga “berbagai-bagai” artinya sama persis dengan “berjenis-jenis”. Karena itu didalam sebuah kalimat cukup dipakaisalah satu saja. Makara kalimat (b) tersebut cukup dikatakan : Berbagai-bagai sayur ditanam di sawah ataupun Berjenis-jenis sayur ditanam di sawah.
5. Salah satu unsur kependekan sudah dinyatakan secara lengkap
Misal :
- Persegi Bali FC memenangkan pertandingan.
- Perhimpunan partai Golkar memenangkan Pemilu.
Artinya :
- Akronim “Persegi” merupakan kependekan persatuan sepak bola Gianyar. Namun pada sisi lain “FC” kependekan dari football club yang berarti persatuan sepak bola. Makara terdapat dua frase yang sama didalamnya digunakan sebuah frase yang lebih besar.
- Akronim “Golkar” merupakan kependekan partai golongan karya, sementara kata golongan bersinonim dengan “perhimpunan” ataupun juga dengan “partai”. Makara terdapat tiga frase yang sama dalam kalimat digunakan frase yang mungkin lebih besar.
6. Hiponim
Misal :
- Mereka memelihara banyak sekali burung, menyerupai burung nuri, burung kenari, dan burung cucak rowo.
- Ayah menanam banyak sekali sayur, menyerupai sayur bayam, sayur wortel dan sayur kangkung.
Artinya :
- Kata nuri, kenari, dan cucak rowo yaitu hiponim dari jenis burung. Makara kalimat pertama cukup hanya dikatakan : Mereka memelihara berbagai, burung menyerupai nuri, kenari dan cucak rowo.
- Kata bayam, wortel, dan kangkung merupakan hiponim dari jenis sayur. Makara kalimat kedua cukup hanya dikatakan : Ayah menanam banyak sekali sayur, menyerupai bayam,wortel dan kangkung.
Contoh Kalimat
Bagian 1 :
- Supir itu menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada problem dengan mesin.
- Anak – anak itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat pesawat yang sedang melintas.
- Nurwanto tidak menyadari keberadaanku yang disebelahnya hingga ia menengok ke samping.
- Pengemis tersebut menadahkan kedua tangannya ke atas pada semua pejalan kaki yang melewatinya.
- Sejak dari kecil Novan menyukai permainan sepak bola.
- Menara kota itu menjulang tinggi ke langit.
- Pesawat itu tiba – tiba turun rendah dari posisi asalnya.
- Suasana malam ini sunyi senyap tidak menyerupai biasanya.
- Rita riang gembira melihat ayahnya pulang dari Jakarta.
- Kami akan pergi menemui paman di kampung besok lusa.
- Saya menyaksikan insiden itu dengan mata kepala saya sendiri.
- Semua siswa – siswi SMAN 1 Jakarta Timur mengikuti upacara bendera di Lapangan sekolah.
- Seluruh bapak – bapak melakukan kerja bakti bangkit daerah ronda.
- Kapal maritim itu menangkap beratus – ratus macam ikan dengan hanya sekali menebar jala.
Bagian 2 :
- Perpuluh puluh jenis burung ditangkarkan di kebun binatang ini.
- Bibi tiba dari desa dengan membawa beraneka ragam macam buah.
- Ayah beternak hewan berkaki empat, seperti sapi, kambing, dan kerbau.
- Pak Ahong menjual barang – barang elektronik seperti laptop, televisi, radio, mesin cuci, dan lain – lain.
- Aku mengunjungi tempat wisata di bali, seperti Tanah Lot, Pantai Kuta, Sanur, dan masih banyak lagi.
- Ketika tubuhku karam pada dikala kecelakaan maritim yang kualami kemarin, saya benar-benar telah menelan banyak air maritim yang asin sampai lidahku terasa kelu.
- Badannya tersungkur terkelembab masuk ke dalam lubang dikala sepeda motornya tersandung kerikil besar pada kecepatan melaju kencang.
- Tadi malam saya bermimpi berada di sebuah negeri yang diselimuti salju putih.
- Kami hanyalah keluarga miskin yang tak punya apa-apa.
- Ayah suka mencampurkan madu manis ke dalam jamunya.
- Gadis yang cantik jelita itu yaitu adik temanku.
- Joni buru-buru naik ke atas pohon ketika dikejar anjing.
- Sedari tadi adik duduk manis di depan layar beling televisi.
- Bibi membeli banyak sekali kebaya wanita di toko milik sahabatnya.
Demikianlah pembahasan artikel kali ini, biar bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.
Baca juga artikel majas terkait lainnya :
Sumber https://rumusrumus.com