Monday, August 20, 2018

√ Pantun Agama

Pantun Agama – Selain pantun adalah puisi orisinil dari melayu, juga sanggup berfungsi sebagai sarana untuk memberikan pemikiran agama, ibarat berupa pantun agama. Agama menjadi sasaran salah satu tema pantun yang akan kita bahas ketika ini, yang sebelumnya membahas beberapa tema artikel lainnya.


Selain pantun adalah puisi orisinil dari melayu √ Pantun Agama


Untuk mengetahui lebih terang dan rinci nya, berikut klarifikasi secara lebih sistematis.


Pengertian


Pantun Agama adalah salah satu jenis pantun dimana tersurat didalamnya berisi pesan-pesan atau memberikan pemikiran yang berkaitan dengan agama.


Berikut akan diberikan teladan supaya lebih jelasnya pemahaman anda :


Contoh


Bagian 1 :


Tiada bumi tanpa udara

Bumi-lah daerah kita berada

Tiada Tuhan selain Dia

Baginda Muhammad itu Rasul-Nya


Percuma ada liontin emas

Jika emasnya emas yang palsu

Percuma ada otak yang cerdas

Jika sembahyang saja tak mau


Hanyalah padi satu-satunya

Yang sanggup jadi sepiring nasi

Hanyalah Dia satu-satunya

Yang harus selalu kita imani


Janganlah tunggu daun yang lebat

Untuk melihat sebuah dahan

Janganlah tunggu janjkematian mendekat

Untuk bertobat kepada Tuhan


Dari kecil menanam biji

Saat besar tumbuh jadi pohonan

Sejak kecil rajin mengaji

Sudah besar makin teguhlah dalam beriman


Pisau tak akan tajam selalu

Karena itu ia diasah

Tuhan tak akan meninggalkanmu

Disaat engkau kena masalah


Ingatlah surya di pagi hari

Niscaya engkau ingat sinarnya

Ingatlah Dia di dalam hati

Niscaya hati tidak gulana


Tak akan ada seekor ikan

Jika tak ada sungai di situ

Tak akan pernah ada cobaan

Yang melampaui batas dayamu


Jangan menagih kesepakatan kepada

Orang yang suka tipu menipu

Jangan bersedih jangan gulana

Karna derita niscaya berlalu


Barang siapa mencuri kentang

Nantinya ia menerima dera

Barang siapa zalimi orang

Nantinya sanggup balas dari-Nya



Bagian 2 :


Bunga seroja di atas kolam

Bunga melati di tengah taman

Barang siapa mengaku Islam

Maka taatlah kepada Tuhan


Jangan menanam di tengah ladang

Bila tak tahu menanam apa

Janganlah buka aibnya orang

Bila aibmu enggan dibuka


Kedua tangan saling menjabat

Jangan mengepal laga kelahi

Sesama umat saling menghormat

Jangan mengumpat atau memaki


Padi tak akan jadi kelapa

Yang tumbuh tinggi batang-batangnya

Tuhan tak akan memberi coba

Yang melampaui daya hamba-Nya


Jikalau sudah ada di Jawa

Kabari saya o secepatnya

Jikalau nanti sudah bahagia

Janganlah lupa ingat pada-Nya


Janganlah suka makan kecebong

Karena itu bukan camilan

Janganlah suka berlaku sombong

Karena itu dihentikan Tuhan


Jikalau nanti berjumpa jalak

Janganlah lupa diberi makan

Jikalah nati beruang banyak

Janganlah lupa disedekahkan


Siapa telah asah belati

Berarti beliau pemilik pisau

Siapa jauh dari Illahi

Hidupnya akan selalu kacau


Ibu ke pasar membeli lobak

Adik membeli jajanan pasar

Barang siapa berlaku tamak

Maka dirinya termasuk ingkar


Barang siapa menggelar tikar

Maka dirinya tengah liburan

Barang siapa selalu sabar

Maka dirinya disayang Tuhan



Bagian 3 :


Sebuah daun ujungnya basah

Basah alasannya embun senoktah

Awali hari dengan Basmallah

Akhiri hari dengan Hamdallah


Nyiur gampang luruh setandan

Diambil sebiji kemudian dibelah

Sudah nasib seruan badan

Kita di bawah kehendak Allah


Kemuning di dalam semak

Jatuh melayang ke dalam paya

Meski ilmu setinggi tegak

Tidak sembahyang apa gunanya?


Harimau belang turun sekawan

Mati ditikam si janda balu

Ilmu darul abadi tuntutlah tuan

Barulah tepat segala fardu


Kera di hutan terlompat-lompat

Si pemburu memasang jerat

Hina sungguh sifat mengumpat

Dilaknat Allah dunia akhirat


Anak ayam turun sepuluh

Mati seekor tinggal sembilan

Bangun pagi sembahyang subuh

Minta doa kepada Tuhan


Anak ayam turun sembilan

Mati seekor tinggal lapan

Duduk berdoa kepada Tuhan

Minta Allah jalan ketetapan


Anak ayam turun lapan

Mati seekor tinggal tujuh

Duduk berdoa kepada Tuhan

Supaya terang jalan bersuluh


Anak ayam turunnya lima

Mati seekor tinggal empat

Turut mengikut alim ulama

Supaya betul jalan makrifat


Anak ayam turunnya lima

Mati seekor tinggal empat

Kita hidup mesti beragama

Supaya hidup tidaklah sesat



Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan gres bagi para pembaca.


Baca juga artikel lainnya :







Sumber https://rumusrumus.com