Akhiran merupakan sebuah imbuhan atau bubuhan yang diletakkan di simpulan sebuah kata dasar, sehingga membentuk suatu kata yang baru. Dalam bahasa Indonesia, akhiran terdiri atas beberapa jenis, baik itu yang berasal dari bahasa Indonesia itu sendiri, ataupun yang berasal dari serapan bahasa lain. Salah satu diantara jenis-jenis akhiran tersebut ialah -onim. Akhiran ini merupakan akhiran yang lazim digunakan dalam bahasa Inggris yang lalu diserapn dan digunakan dalam bahasa Indonesia.
Menurut laman kateglo.com, setidaknya terdapat 13 kata yang mengandung akhiran -onim. Adapun ketiga belas kata tersebut akan ditampilkan pada contoh-contoh kalimat di bawah ini beserta dengan makna yang terkandung di dalam kata-kata tersebut.
Berikut contoh-contoh kata berakhiran -onim dalam kalimat beserta dengan maknanya:
- PSSI merupakan akronim dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
- Akronim: kependekan yang berupa adonan huruf, suku kata, ataupun keduanya yang ditulis dan dilafalkan sebagaimana kata-kata dasar pada umumnya.
- Panggilan Dullah sendiri merupakan alonim dari nama aslinya, yaitu Abdullah.
- Alonim: varian atau sebutan lain dari suatu nama (terutama nama seseorang).
- Karya sastra zaman dahulu kebanyakan ditulis secara anonim, sehingga masyarakat tidak mengetahui siapa nama pengarang dari karya sastra zaman dahulu yang telah mereka baca dan ketahui.
- Anonim: tanpa nama atau identitas yang jelas.
- Kata tidak merupakan antonim dari kata iya.
- Antonim: kata yang memiliki makna yang berbeda dengan kata yang lainnya.
- Srikandi merupakan eponim yang lazim digunakan untuk menamai atau menjuluki para atlet perempuan Indonesia.
- Eponim: nama orang, benda, atau daerah yang dinamai dengan nama orang atau tokoh yang cocok untuk menggambarkan nama orang, benda, atau daerah yang dimaksud.
- Bisa dikategorikan sebagai kata heteronim karena kata ini memiliki dua makna yang berbeda, yaitu: bisa dan racun.
- Heteronim: merupakan suatu kata yang memiliki dua makna yang berbeda atau bisa juga merupakan suatu kata yang memiliki dua pelafalan yang berbeda. (misal: apel).
- Kucing, anjing, kelinci, marmut, dan hamster merupakan beberapa nama binatang yang termasuk ke dalam hiponim hewan-hewan yang lazim dipelihara di rumah.
- Hiponim: merupakan kekerabatan kata-kata khusus dengan istilah umum yang menaungi kata-kata tersebut.
- Kata ‘bisa’ sanggup bermakna ‘mampu atau dapat’ atau bisa juga bermakna ‘racun’, tergantung di mana kata tersebut ditempatkan. Atas dasar itulah, maka tak heran kalau kata bisa termasuk ke dalam salah satu jenis kata homonim.
- Homonim: merupakan kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun memiliki dua makna yang berbeda, tergantung di mana kata tersebut ditempatkan.
- Beberapa negara menamai anaknya secara matronim.
- Matronim: nama seseorang yang didasari oleh nama ibunya.
- Kata mahal merupakan salah satu kategori kata paronim, di mana kata ini memiliki sama dengan kata ‘mahal’ yang ada di dalam bahasa Tagalog.
- Paronim: suatu kata yang bentuk dan maknanya sama dengan suatu kata yang berasal dari bahasa lain.
- Eduard Douwes Dekker merupakan seorang penulis asal Belanda yang lebih dikenal masyarakat dengan nama peudonimnya, yaitu Multatuli.
- Pseudonim: nama samaran.
- Kata bisa merupakan sinonim dari kata dapat.
- Sinonim: persamaan kata.
- Emi Budiwati dalam bukunya yang bertajuk Islam Sasak: Wetu Teluk: Waktu Lima memaparkan bahwa orang Bayan memiliki sistem teknonim yang menempatkan nama anak pria atau perempuan yang paling renta di belakang nama orang tuanya.
- Teknonim: nama ayah atau ibu menurut nama anaknya.
Demikianlah beberapa pola kata berakhiran -onim dalam kalimat beserta dengan maknanya. Untuk menambah tumpuan soal imbuhan, pembaca bisa membuka beberapa artikel ini, yaitu: macam-macam imbuhan, macam-macam imbuhan sufiks, macam-macam imbuhan prefiks, macam-macam imbuhan konfiks, contoh imbuhan abnormal -i, -wi, -iah, contoh imbuhan sufiks, serta artikel contoh imbuhan konfiks. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Sumber https://dosenbahasa.com