Beberapa pola kata pengantar sudah kita lihat di artikel-artikel sebelumnya. Artikel-artikel tersebut antara lain: contoh kata pengantar singkat, contoh kata pengantar buku, contoh kata pengantar buku novel, contoh kata pengantar antologi puisi, contoh kata pengantar skripsi, contoh kata pengantar laporan praktikum, serta artikel contoh kata pengantar proposal. Artikel kali ini juga akan menampilkan pola kata pengantar pada suatu karangan, di mana karangan tersebut ialah antologi cerpen atau kumpulan dongeng pendek. Adapun pola tersebut ialah sebagai berikut ini!
KATA PENGANTAR¹
Berani Mencintai Bunga-Bunga
Oleh: Bernard Batubara
Ibu saya bahagia menanam bunga. Ia punya banyak pot di rumah kami, semuanya berisi bunga. Saya tidak begitu mengenal bunga-bunga itu, apalagi menghafal namanya. Tapi di antara pot-pot yang tersusun rapi di bersahabat beranda tersebut, saya ingat pernah melihat bugenvil dan kembang sepatu. Sesekali, biasanya sore hari sehabis saya bangkit dai tidur siang sepulang sekolah, saya menyirami bunga-bunga itu–saya mengambil bunga dari kolam mandi dengan gayung, lalau memercikkannya ke setiap pot, sembari menghitung satu per satu po itu, sampai saya yakin semuanya telah tersiram. Saya senantiasa tersenyum setiap beres menyirami bunga-bunga milik ibu. Saya bahagia melihat bunga-bunga itu tampak segar. Keindahan mereka semakin terpancar sehabis basa terkena percikan air.
Ayah saya, di sisi lain, bahagia memelihara hewan. Dari beberapa binatang di rumah kami–burung, ikan, munyuk–yang mati secata bergiliran, saya merasa ayah saya tidak begitu berbakat memelihara hewan. Tapi dia seorang pria yang ulet. Ia tidak gampang menyerah. Hewan terakhir yang menjadi anggota keluarga kami ialah tiga ekor angsa, dan sehabis arwana kami yang sempat hidup cukup lama, tiga ekor bebek inilah yang sampai ketika ini masih bertahan di rumah. Ayah saya juga gemar bertukang. Ia ingin meiliki bengkelnya sendiri. Ia juga secara rutin memanjat dan memangkasi dahan-dahan pohon ketapang besar di halaman rumah. Ia selalu terlihat mengenakan kaus singlet dan berkotor-kotoran.
Cerita pendek Dilarang Mencintai Bunga-Bunga karya Kuntowijoyo, seketika saja menciptakan ingatan saya terlempar ke pot-pot bunga milik ibu di rumah kami. Tak hanya kepada ibu, dongeng itu juga menciptakan sata teringat pada ayah saya. Dialog tokoh Ayah di dongeng tersebut, meski tidak persis sama dengan apa yang pernah diucapkan ayah saya sendiri, menciptakan saya mau tidak mau mengingat pria yang selalu menjadi panutan hidup aya itu. Tokoh ibu yang menyuruh si anak menuruti perkataan ayahnya, mengingatkan saya pada ibu saya sendiri. Tokoh utama dongeng itu, seorang anak kecil yang dipenuhi rasa ingin tau dan bahagia melihat bunga-bunga yang indah, mengingatkan saya pada diri saya sendiri.
Sebagai anak kecil, saya merasa lebih bersahabat kepada ibu ketimbang ayah. Katanya (entah kata siapa) hal demikian ialah wajar–anak pria lebih bersahabat dengan ibu dan anak wanita lebih bersahabat dengan ayah. Saya lebih tertari apa yang dilakukan ibu: memasak, mencuci piring dan gelas, menyirami bunga-bunga, menyetrika dan melipat pakaian, atau menciptakan kue….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Demikianlah pola kata pengantar antologi cerpen dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai kata pengantar khususnya, maupun bahan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Terima kasih.
¹Kuntowijoyo, Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, (Jakarta: Noura), hlm VII-IX
Sumber https://dosenbahasa.com