MAKALAH
CHARACTER BUILDING
“KEHIDUPAN ANAK JALANAN DAN PENGEMIS”
- Agustian Trimuharid - Agus Susilo
- Andriyanto - Baharudin Candra
- Hely yulianto -
- Heri - Ivan paryanto
- Wulan - Yuyun yuningsih
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (AMIK – BSI)
BINA SARANA INFORMATIKA
Kampus E5 : Jl. Ahmad Yani No. 98 Karawang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami sanggup merampungkan Makalah “Interaksi Sosial Si Anak Jalanan” ini dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh lantaran itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari banyak sekali pihak yang diterima oleh kami baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, amin.
Karawang, 23 April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Anak Jalanan.................................................................................4
2. Kehidupan Anak Jalanan................................................................................4
3. Pendidikan Anak Jalanan................................................................................5
4. Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi..................................................6
5. Anak Jalanan, Anak Bangsa...........................................................................7
6. Metode Penelitian...........................................................................................9
a. Observasi..................................................................................................9
b. Wawancara.............................................................................................10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DOKUMENTASI.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini sanggup dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan. Pengamen jalanan timbul akhir adanya kemiskinan dan kesenjangan sosial dan ekonomi.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan dari dosen, tim kami mendapat topik tentang ”Kehidupan Si Anak Jalanan.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, kami menentukan untuk berfokus pada pengamen jalanan di bawah umur, lantaran tim kami mempunyai keprihatinan khusus terhadap pekerja anak.
Anak yakni harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan. Oleh lantaran itu tim kami melaksanakan observasi dan wawancara terhadap salah satu pengamen.
B. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Ø Apa penyebab anak jalanan mencari nafkah dengan cara mengamen dan pengemis dengan cara meminta-minta.
Ø Bagaimana bentuk kepedulian kita terhadap anak jalanan dan pengemis.
C. Tujuan Penelitian
Kami memepunyai tujuan dalam menciptakan makalah ini sebagai berikut :
Ø Ingin mengetahui perihal kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Ø Ingin mengetahui mengapa mereka harus mencari nafkah ibarat itu.
Ø Ingin memberi solusi kepada mereka perihal kehidupan yang sebernarnya harus mereka lakukan.
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam cuilan ini kami akan membahas perihal kehidupan anak jalanan secara rinci biar kami sanggup mengetahui bagaimana bergotong-royong kehidupan di jalanan. Dalam cuilan ini kami juga melaksanakan observasi kejalan dan mewawancarai pengamen jalanan.
1. Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan didefinisikan sebagai anak insan dengan batasan umur 17 tahun kebawah yang melaksanakan aktifitasnya disamping-samping jalan, atau di jalan-jalan umum, di tempat ramai, terminal, stasiun dan bahkan di lampu merah, dengan tujuan untuk meminta-minta uang baik atas kehendaknya sendiri, kelompok dan atau disuruh orang lain kepada setiap orang.
Adapun ciri-ciri anak jalanan secara umum, antara lain:
a) Berada di tempat umum (jalanan, pasar, stasiun, terminal) selama 3-20 jam sehari.
b) Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, dan sedikit sekali yang tamat SMP)
c) Berasal dari keluarga-keluarga yang tidak bisa (kebanyakan kaum fakir, miskin, dan beberapa di antaranya tidak terperinci keluarganya)
d) Melakukan kegiatan yang negatif (melakukan pekerjaan informal).
.
2. Kehidupan Anak Jalanan
Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan menciptakan mereka lupa bahkan sengaja dilupakan untuk mendapat hak-hak itu banyak sekali harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-anak yang hidup serba berkecukupan mereka bisa dan pasti mendapat apa yang mereka inginkan dan harapan mereka pun sanggup terwujud meskipun tidak banyak.
Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Kaprikornus tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin ibarat anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk mereka.
Mereka yang punya hak sama ibarat kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini.lalu adakah bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Kaprikornus tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin ibarat anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita anggap pajak bahkan subsidi benar-benar untuk mereka.
Mereka yang punya hak sama ibarat kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini.lalu adakah bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Pengamen yakni orang-orang yang mencari nafkah / bekerja dengan menyediakan hiburan musik pada orang-orang sekitar. Mengamen merupakan pekerjaan anak jalanan. Mereka bekerja tanpa kenal lelah dari pagi hingga malam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengamen seharusnya sanggup dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat hanya lantaran keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah mempunyai image yang buruk dalam masyarakat.
3. Pendidikan Anak Jalanan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja lantaran pendidikan akan kuat terhadap produktivitas, tetapi juga akan kuat terhadap produktivitas masyarakat. Pendidikan menyebabkan sumber daya insan lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh lantaran itu, tidaklah heran apabila negara yang mempunyai penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Persoalan ekonomi merupakan salah satu problem sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh lantaran itu, bilamana ekonomi seseorang mengalami kesuraman pasti proses pendidikannya akan terhambat. Bahkan mungkin terjadi proses pendidikannya akan terhenti disebabkan ketidakmampuan ekonomi keluarga membiayai pendidikannya.
Begitu pula yang dialami oleh anak jalanan dan pengamen jalanan. Mereka bergotong-royong ingin sekali mendapat pendidikan, ingin bersekolah ibarat layaknya anak – anak lainnya. Namun lantaran faktor ekonomi yang menghambat keinginanya tersebut.
Banyak murid di sekolah dasar yang mempunyai latar belakang keluarga yang berekonomi lemah, ibarat orangtuanya bekerja sebagai buruh bangunan, tukang ojek, tukang becak. Pekerjaan tersebut tidak berarti tidak memperoleh penghasilan, namun hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi keperluan hidup rumah tangga mereka, hasilnya pendidikan anak-anak mereka terbengkalai dan bahkan ada yang berhenti. Hal ini terjadi disebabkan oleh semakin tingginya biaya pendidikan ini, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pada Peguruan Tinggi. Di samping itu, rendahnya ekonomi keluarga sanggup pula berdampak pada kelanjutan pendidikan anak bahkan ada yang hingga putus sekolah dan menjadi anak jalanan.
4. Pengamen Jalanan termasuk Target Operasi
Para pengamen ini biasanya melaksanakan kegiatanya dengan menyasar para pelanggan rumah-rumah makan maupun warung-warung tenda di pinggiran jalan. ''Mereka mengamen tapi jangan hingga menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau dua ribu rupiah saja,'' jelasnya.
Keberadaan pengamen memang dinilai cukup meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa meminta uang pada orang (pelanggan) yang sama hingga tiga hingga empat kali meski personilnya (pengamen) beda tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.
''Kadang kita sadari bahwa dikala kita makan hingga satu jam bisa saja 3-4 kali dengan gitar yang sama hanya personilnya beda. Ini yang akan menjadi sasaran kita,'' ujar Komisaris Besar Zulkarnain Adinegara.
Aktifitas para pengamen itu bisanya dilakukan pada malam hari sehingga terkadang lepas dari jangkuan operasi kepolisian.
Pada gelaran operasi yang bertujuan untuk memperlihatkan rasa kondusif kepada masyarakat itu dilaksanakan di seluruh Indonesia. Operasi tersebut menargetkan tempat-tempat yang dianggap rawan kejahatan ibarat tempat pusat-pusat perbelanjaan, tempat sepi, lampu merah, dll.
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
5. Anak Jalanan, Anak Bangsa
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya yakni semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya ibarat dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan honor yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap masuk akal oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak masuk akal terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum sanggup diatasi.
Apa yang sanggup dilakukan masyarakat terkait anak jalanan tersebut? Pada dasarnya, kebutuhan individu sanggup dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan primer ibarat makan, minum, tidur, secual, atau proteksi diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder sanggup meliputi kebutuhan untuk berbagi kepribadian seseorang, misalnya yakni kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk mempunyai sesuatu, di mana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera.
Begitu juga dengan kondisi anak-anak jalanan yang berada di sekitar Gor Panatayuda Karawang ini. Begitu banyak orang yang menilai negatif terhadap anak jalanan tanpa mengetahui kondisi anak jalanan tersebut dengan sesungguhnya. Meminta-minta memang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, bahkan oleh kaum terdidik ibarat mahasiswa juga menganggap hal itu yakni perbuatan hina. Namun apakah kita mengetahui apa penyebab mereka melaksanakan perbuatan hina tersebut secara langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara eksklusif untuk mencari tahu penyebab mereka
melaksanakan hal ini. Dengan menumbuhkan dan memperlihatkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari informasi mengenai kondisi anak jalanan itu sanggup memperlihatkan donasi dalam perubahan sikap anak jalanan tersebut.
melaksanakan hal ini. Dengan menumbuhkan dan memperlihatkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari informasi mengenai kondisi anak jalanan itu sanggup memperlihatkan donasi dalam perubahan sikap anak jalanan tersebut.
Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya yakni semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya ibarat dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan honor yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap masuk akal oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak masuk akal terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat.
Coba bayangkan ketika kita dilahirkan kedunia dalam kehidupan serba pas-pasan dan miskin apakah kita menyalahkan kedua orang renta kita? Disini saya melihat banyak hal yang sangat berbeda. dimanakah tugas pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan? Apakah pemerintah daerah maupun pemerintah sentra sudah benar-benar merampungkan kemiskinan yang dikala mereka berjanji untuk merampungkan kemiskinan di Indonesia.
Apakah sudah terlaksana dengan benar coba lihat seorang ibu hamil masih mengais rejeki untuk biaya persalinan anak-anak yang mengamen untuk sekedar mencari sebungkus nasi untuk makan hari ini para tuna netra yang dilepas sehabis selesai dibina dari panti-panti untuk mencari makan di kereta coba bayangkan ini hanya sedikit dari kemiskinan, masih ada lagi para gadis belia menjajakan diri dipinggiran jalan untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sangat terasa kalau hidup ini yakni usaha namum bagaimana dengan tanggungjawab pemerintah apakah hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat masing-masing manusia?? Coba bayangkan bila nasib kita sama dengan mereka.
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
6. Metode Penelitian
Dalam hal ini kami pelakukan penelitian perihal kehidupan anak jalanan dengan cara terjun eksklusif ke lapangan, atau dengan melaksanakan observasi, dan wawancara. Agar kami mendapat pengetahuan yang lebiih dalam menciptakan makalah ini.
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan eksklusif kelokasi, biar data-data yang diperlukan benar-benar obyektif. Artinya data yang kami ambil menurut fakta dan tidak di buat-buat.
b. Wawancara
Kami melaksanakan wawancara kepada sekelompok pengamen dan pengemis di dua lokasi yang berbeda, yaitu di sekitar lampu merah PEMDA karawang dan lampu merah bypass, agar mengetahui secara lebih terperinci bagaimana kehidupan anak jalanan dan pengemis.
Adapun hasil wawancara yang kami lakukan kepada para pengamen jalanan yakni sebagai berikut :
1. Hasil wawancara dengan anak jalanan
Kami melaksanakan penulusuran disekitar lampu merah bypass dengan mewawancarai sejumlah anak jalanan. Bahwa mereka melaksanakan semua ini atas dasar tuntutan ekonomi, lantaran orang renta mereka tidak mempunyai penghasilan yg cukup.
Jalan satu-satunya mereka mengumpulkan uang dgn mengamen mulai dari pukul 10 pagi hingga 7 malam atau disaat jam-jam ramai(Rahmat,th).
Penghasilan anak jalanan tidak menentu, rata-rata penghasilan Rp.25.000 dan itupun jikalau ramai orang-orang. mereka mengamen tidak sendiri, biasanya mereka bersama temannya. Selain penghasilannya dibagi rata dgn temannya, terkadang mereka harus menyetorkan uangnya sebagian kpd koordinator yang ada wilayah tersebut.
Diantara mereka masih ada keinginan untuk sekolah, namun orang renta mereka tidak sanggup untuk membiayai itu semua. Akhirnya mereka mengesampingkan sekolah dan mengutamakan mengamen untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari(Rahmat,9th) Tetapi ada juga yg masih sekolah dan mengamen dilakukan sehabis pulang sekolah(siti,8th)
2. Hasil wawancara dgn pengemis
Disekitar Lampu merah PEMDA karawang kami menemui seorang pengemis tunanetra (Adit,63th) yg dituntun seorang anak kecil untuk meminta-minta. Beliau memulai mengemis sekitar lebih dari 3th, ia mempunyai seorang istri dan 3 orang anak. Beliau tinggal dijatirasa-karawang.
Keseharian ia mengemis mulai dari jam 12.30 hingga jam 21.00 di sekitar lampu merah PEMDA karawang. Beliau ditemani anak kecil untuk menuntunnya berjalan, dan anak kecil ini bukanlah anaknya sendiri tetapi anak jalanan yg berafiliasi dengannya, Karena sebagian anaknya masih sekolah. Penghasilannya tidak menentu, terkadang Rp.50.000 hingga Rp.80.000. dan ia tidak menyetorkan sebagian uangnya kpd koordinator wilayah tersebut, lantaran incaran koordinator hanyalah anak jalanan.
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu lantaran masalah ekonomi mereka, orang-orang menjadi pengamen jalanan ialah orang-orang dari banyak sekali daerah di indonesia yang sengaja tiba ke kota-kota besar yang mempunyai niat untuk mendapat pekerjaan tetapi lantaran usia mereka dan skil yang mereka punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga mereka frustasi dan menentukan menjadi pengamen jalanan sebagai mata pencaharian mereka.
B. Saran
Dalam makalah yang kami yang bejudul Kehidupan Anak Jalanan dan pengemis memiliki beberapa saran yaitu:
ü Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan anak jalanan dan pengemis dengan memperlihatkan solusi untuk mereka, misalnya ibarat memperlihatkan lapangan kerja bagi mereka.
ü Masyarakat lebih peduli terhadap anak jalanan dan memberi dukungan positif.
ü Memfasilitasi anak jalanan dalam hal-hal yang positif yang mereka lakukan.
ü Perlu ditanamkan dasar agama kepada mereka biar khususnya anak jalan tidak menjadi liar pada dikala sampaumur nanti.
Baca Juga : Makalah Contoh Makalah Character Building "Kehidupan Anak Jalanan" BSI Karawang (Versi Ke-2)
DOKUMENTASI |
DAFTAR PUSTAKA
Narasumber: Rahmat, suci dan Bpk Adit
DOWNLOAD MAKALAH CHARACTER BUILDING DIBAWAH INI ;