Monday, May 15, 2017

2 Cara Menurunkan Salinitas Air Bahari Dan Penjelasannya

Planet bumi yang kita tempati ketika ini, sebagian besarnya berupa perairan atau sanggup dikatakan jikalau jumlah lautan di bumi lebih banyak dibandingkan dengan daratannya. Perairan terutama lautan tidak hanya sebagai sumber alam yang tidak terbatas saja, namun juga sebagai tempat tinggal bagi beberapa makhluk hidup di bumi. Perlu diketahui jikalau tidak semua makhluk hidup sanggup bertahan hidup di kedalaman lautan yang paling dalam. Hanya binatang – binatang tertentu dan sangat jarang ditemukan tanaman  di dasar laut.


Hingga ketika ini, lautan masih menyimpan banyak misteri di dalamnya, salah satunya ihwal rasa air bahari yang selalu asin. Tahukah kalian jikalau kandungan garam di setiap perairan menyerupai bahari mempunyai tingkat keasinan atau salinitas yang berbeda – beda. Hal ini tentunya dipengaruhi dari kondisi geografis serta topografisnya. Ada banyak faktor yang menghipnotis kadar garam air laut atau salinitas berbeda – beda di setiap tempat, salah satunya adanya proses penguapan. Oleh lantaran itu, lautan yang berada di daerah garis khatulistiwa cenderung mempunyai kadar garam air laut yang cukup tinggi jikalau dibandingkan dengan yang berada di daerah sub tropis hingga dingin. Laut yang mempunyai kandungan garam paling tinggi di dunia yaitu Laut Merah sedangkan bahari yang mempunyai kandungan garam terendah di dunia yaitu bahari yang berada di sebelah utara Teluk Bothnia dan di timur Teluk Finlandia.


Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa tidak semua makhluk hidup sanggup menyesuaikan diri dengan air yang berasal dari laut. Hal ini disebabkan lantaran kandungan garam yang cukup tinggi sehingga kurang layak untuk sanggup dikonsumsi terutama bagi manusia. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, insan mulai berpikir untuk menemukan cara semoga air bahari sanggup dikonsumsi dan juga sebagai alternatif pengganti sumber air yang selama ini sudah dikonsumsi. Lalu bagaimana cara mengurangi bahkan menghilangkan rasa asin yang terkandung di dalam air laut, hingga ke depannya air bahari tersebut sanggup dikonsumsi oleh manusia.


Proses penghilangan kadar garam yang ada di dalam air biasanya berupa air laut, hingga hasilnya air bahari tersebut sanggup dikonsumsi dinamakan desalinasi. Hasil dari proses desalinasi biasanya berupa air yang mempunyai kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l yang sangat sesuai untuk dipakai di bidang domestik, pertanian hingga industri. Hasil sampingan dari proses desalinasi ini disebut brine. Brine merupakan larutan garam yang berkonsentrasi tinggi sanggup mencapai 35.000 mg/l garam terlarut. Berikut ini akan dijelaskan cara menurunkan salinitas yang terdapat pada air laut.



  1. Distilasi


Salah satu cara menurunkan salinitas air bahari yaitu distilasi dan termasuk ke dalam metode desalinasi yang paling umum serta paling usang digunakan. Metode distilasi dilakukan dengan cara memanaskan air bahari hingga menghasilkan uap air. Uap air tersebut akan mengalami kondensasi sehingga menghasilkan air bersih. Ternyata proses distilasi ada banyak sekali macam proses yaitu multistage flash, multiple effect distillation, dan  vapor compression yang secara umum memakai prinsip mengurangi tekanan uap yang berasal dari air semoga pendidihan sanggup terjadi pada temperatur rendah tanpa harus memakai panas tambahan. Distilasi juga lebih dikenal dengan sebutan penyulingan. Sebab dalam hal ini terjadi pemisahan zat menurut perbedaan dan kecepatan penguapan.



  1. Menggunakan Membran


Cara lain yang sanggup dilakukan yaitu dengan memakai membran. Setidaknya terdapat dua jenis membran yang dipakai dalam proses desalinasi yaitu Reverse Osmosis (RO) dan electrodialysis (ED). Untuk proses desalinasi dengan memakai membran RO yaitu sebuah teknologi yang berasal dari osmosis. Secara science osmosis yakni proses pada sebuah molekul yang bersifat solvent (biasanya berupa air) akan mengalir dari daerah solute rendah menuju solute tinggi dengan melewati sebuah membran semipermeable. Dalam hal ini membran semipermeable yaitu membran sel. Gerakan solvent tersebut terus berlanjut hingga mencapai keseimbangan di kedua sisi membran. Sedangkan proses Reverse Osmosis sanggup dikatakan sebagai proses pemaksaan dari sebuah solvent yang berada di daerah berkonsentrasi solute tinggi untuk melewati membran hingga hasilnya menuju ke sebuah daerah solute rendah dengan cara memakai sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik.


Secara sederhana, reverse osmosis yaitu mendorong solusi melewati filter yang menangkap solute dari satu sisi sedangkan sisi yang lain berupa solvent murni. Air yang mengandung garam akan terpisah dari garamnya ketika melewati membran water – permeable. Selanjutnya sisa atau hasil dari filtrasi tersebut akan dialirkan melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine.


Desalinasi Dengan Reverse Osmosis (RO)


Secara umum RO terbagi menjadi 4 proses yaitu:



  1. Pretreatment: Air diubahsuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menambahkan inhibitor semoga sanggup mengontrol scaling yang disebabkan oleh senyawa tertentu dan juga menyesuaikan pH.

  2. Pressurization: Pada proses ini pompa akan membantu meningkatkan tekanan pada umpan yang sebelumnya telah melewati proses pretreatment hingga mencapai tekanan yang sesuai dengan membra dan salinitas air umpan.

  3. Membrane Separation: Selanjutnya air yang mengandung garam atau umpan tersebut akan melewati membran permeable, sehingga yang tertinggal pada membran ini hanya garam terlarut dan hanya memperbolehkan air produk terdesalinasi saja yang lewat. Pada proses ini akan menghasilkan dua anutan yaitu anutan produk air higienis dan anutan brine yang terkonsentrasi. Meskipun begitu, masih ada sedikit garam yang ikut tersaring dan mengalir melewati membran pada air produk.

  4. Post Treatment Stabilization: Pada proses terakhir ini, air dari hasil pemisahan dengan memakai membran biasanya harus melewati tahap adaptasi pH sebelum hasilnya dialirkan ke sistem distribusi terlebih dipakai sebagai materi konsumsi. Hasil air tersebut akan dialirkan melalui kolom aerasi. Pada ketika inilah pH atau tingkat keasaman air akan ditingkatkan dari 5 menjadi 7 atau pH netral.


Secara singkat, metode reverse osmosis yaitu mendorong solusi dalam hal ini yaitu air bahari untuk melewati filter dan menangkap solute di satu sisi dan memperoleh solvent murni di sisi lainnya. Metode ini tolong-menolong sudah usang dilakukan semenjak tahun 1970 untuk mengolah air bahari menjadi air tawar.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com