Beberapa dari kita niscaya sudah mengetahui kalau semua barang yang digunakan tidak tiba dengan sendirinya, bukan. Semua barang – barang tersebut telah melalui banyak sekali macam proses yang cukup panjang dan rumit untuk sanggup menjadi suatu barang yang berguna. Pernahkah kalian berpikir dari mana barang – barang tersebut berasal. Kita sanggup ambil referensi ibarat kendaraan yang sangat mempunyai kegunaan sebagai sarana transportasi dan mempermudah dalam mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain.
Terbuat dari apakah kendaraan tersebut? Semua kendaraan yang kita tahu mempunyai kerangka yang berasal dari besi, begitu juga dengan mesin dan komponen pendukungnya. Jika sudah menjadi sebuah kendaraan utuh, tidak lengkap rasanya kalau tidak diisi dengan materi bakar yang menjadi sumber tenaga.
Nah, dari referensi di atas sanggup disimpulkan untuk menciptakan kendaraan sampai materi bakar yang digunakan semua itu berasal dari kegiatan pertambangan. Karena sudah niscaya untuk memperoleh itu semua tidak serta merta ada dengan sendirinya. Kegiatan pertambangan sudah bukan hal yang aneh bagi seluruh masyarakat, lantaran kegiatan ini sangat berkaitan dengan seluruh kegiatan manusia. Oleh lantaran itu, tidak hanya di Indonesia di seluruh belahan bumi manapun kegiatan pertambangan ini sangat penting terutama untuk kemajuan sebuah negara.
Dari Sabang sampai Merauke sudah banyak ditemukan daerah pertambangan di Indonesia dengan hasil tambang yang berbeda-beda di setiap tempat. Beberapa hasil tambang banyak dimanfaatkan di dalam negeri dan sebagian lagi juga diekspor ke beberapa negara, sanggup dikatakan hasil pertambangan telah menjadi sumber pendapatan bagi negara. Dibalik manfaat yang sanggup kita rasakan dari kegiatan pertambangan, ternyata sanggup juga menjadikan pengaruh atau dampak negatif. Dampak negatif tentunya memperlihatkan kerugian bagi semua pihak. Lalu apa saja dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan sekitar?
- Kegiatan pertambangan sudah tentu akan merusak lingkungan
Untuk memperoleh hasil tambang, perlu dilakukan penggalian sampai masuk ke dalam bumi. Tidak heran hasil dari galian – galian tersebut terbentuk lubang, terowongan, sampai cekungan yang ukurannya tidak kecil. Tidak heran lingkungan di sekitar kawasan pertambangan akan menjadi rusak. Seperti yang terjadi di Pulau Kalimantan, di sana banyak ditemukan kolam yang terbentuk akhir dari penggalian kerikil bara.
Kolam – kolam tersebut banyak yang tidak ditimbun kembali dengan tanah sehingga dikala hujan tiba dan dalam jangka waktu yang lama, akhirnya bekas galian tersebut berkembang menjadi kolam. Contoh lain sanggup ditemukan di bukit atau gunung, di sana tanah dikeruk dan diambil untuk kemudian dikirim beberapa daerah. Maka tidak heran kalau sudah tidak ada lagi bukit atau gunung, kesannya ketika hujan tiba, musibah ibarat tanah longsor dan banjir tidak sanggup dihindari lagi, dikarenakan telah tidak tersedia kawasan resapan air hujan.
- Berubahnya struktur muka bumi
Seperti yang telah kita ketahui, pertambangan berarti menggali untuk menemukan sumber daya alam yang berada di dalam bumi. Dan kegiatan tersebut sudah niscaya akan mengubah bentuk dari bentang alam bumi, terutama bagi kegiatan pertambangan yang memakai teknik open pit atau pertambangan terbuka. Seperti referensi hilangnya sungai akhir timbunan material atau terjadi pendangkalan yang ekstrim dan juga bukit yang berkembang menjadi jalan atau dataran rendah.
- Terjadi pencemaran lingkungan
Sudah tidak terhitung berapa banyak kasus yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan salah satunya yakni pencemaran lingkungan. Sebut saja pencemaran sungai akhir dari limbah hasil pertambangan yang pribadi dibuang ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, fatwa sungai yang membawa limbah pertambangan akan terus mengalir sampai menuju lautan. Akibatnya sanggup lebih fatal yakni ekosistem air laut menjadi rusak, tidak heran kalau banyak terumbu karang dan ikan – ikan mati akhir keracunan limbah pertambangan. Tidak hanya sungai yang tercemar, kendaraan besar yang mengangkut hasil tambang menjadikan polusi udara akhir abu yang berterbangan.
Kendaraan yang digunakan sudah tentu berukuran besar, maka tidak heran dikala kendaraan melintas, akan menghasilkan abu – abu yang berterbangan sehingga udara menjadi kotor dan tidak layak untuk dihirup manusia. Tanah kehilangan unsur hara dan mineral akhir dari limbah pertambangan yang merusak struktur tanah, kesannya tanah tidak sanggup ditanami oleh tumbuhan kembali dan produktivitas tumbuhan terhambat. Hingga polusi suara yang menjadikan kebisingan yang bervolume tinggi di kawasan sekitar pertambangan. Jika dibiarkan terus – menerus sudah niscaya pencemaran lingkungan akan menjadi sangat parah.
- Keselamatan menjadi terancam
Dampat negatif dari pertambangan juga sanggup mengancam keselamatan pekerja tambang dan juga warga yang tinggal di sekitar pertambangan. Mengapa sanggup demikian? Saat melaksanakan penambangan emas, para penambang akan menggali bumi sampai membentuk trowongan panjang, sempit dan berliku yang sudah tentu ketersediaan oksigen di dalam lorong sangat sedikit jumlahnya.
Tidak heran banyak pekerja yang mati lemas akhir kekurangan oksigen atau resiko lain yakni runtuhnya terowongan sehingga menimbun para pekerja. Di luar, tanah dan pohon di sekitar area pertambangan juga hilang, kesannya ketika hujan turun air tidak sanggup ditampung oleh tanah, kalau terus begitu ancaman besar sedang mengancam warga yang tinggal bersahabat pertambangan ibarat banjir bandang sampai tanah longsor.
- Menghilangnya keanekaragaman hayati
Sebelum ditemukan sumber daya alam yang terletak di bawah bumi yakni hasil tambang, sebagian besar kawasan tersebut berada jauh dari pemukiman warga sehingga fauna dan tumbuhan yang hidup di sana tidak merasa terganggu. Namun, sesudah kegiatan pertambangan dimulai, banyak fauna dan tumbuhan yang hilang bahkan mati akhir rusaknya habitat tempat tinggal mereka. Sehingga kini banyak flora dan fauna orisinil Indonesia yang terancam punah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan mereka, namun semua itu tidak sesuai dengan kegiatan pertambangan yang terus berlanjut. Jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan keanekaragaman hayati di sekitar pertambangan akan menghilang dan punah seiring berjalannya waktu.
Nah, itulah tadi beberapa dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan. Sebagai insan sudah selayaknya kita harus bijak dalam memakai barang – barang terutama yang berasal dari materi tambang. Ada banyak cara menjaga bumi dari kerusakan salah satunya dengan menghemat penggunaan materi bakar kendaraan. Semoga warta di atas sanggup bermanfaat.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com