Tuesday, May 23, 2017

√ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)

TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA


1.      Pengertian
Ischialgia yaitu tanda-tanda nyeri yang timbul akhir perangsangan nervus ischiadicus (Soemarmo Markam : 1982 )
Kamus Kedokteran (1983) mendefinisikan ischias sebagai sengan pangkal paha atau nyeri di tempat pangkal paha (nervus ischiadicus)
Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia yaitu nyeri yang berpangkal pada tempat lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke potongan posterolateral tungkai atas, potongan lateral tungkai bawah, serta potongan lateral kaki.
Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus piriformis dan musculus obturatorius internus.
Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang mempersarafi tempat bokong hingga kaki terjepit, dalam masalah itu yang terjepit yaitu Saraf Ischiadikus sebelah kanan atau kiri. Hal ini sanggup terjadi lantaran proses beberapa penyakit menyerupai syok fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, duduk kasus metabolisme, dan autoimun.
Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya acara yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikanischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat.
Ischialgia yaitu istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan yang gila pada saraf ischiadicus. Hal ini sanggup terjadi lantaran proses beberapa penyakit menyerupai syok fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, duduk kasus metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya acara yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat. Kekerapannya diderita hanya sanggup di tandingi oleh flu. Sisi baiknya, ischialgia bekerjsama sanggup di cegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan sederhana di rumah dan prosedur tubuh yang baik akan memperbaiki dan mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan tindakan yang jarang dilakukan. Wanita mempunyai angka prevalensi yang lebih tinggi terkena ischialgia dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan perempuan mempunyai acara yang monoton dengan posisi yang statis, contohnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong ( Kuntono, 2000).

2.      Etiologi
Penyebab ischialgia sanggup dibagi dalam :
a.       Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP).
b.      Ischialgia mekanik terbagi atas :
-         Spondiloarthrosis defermans.
-         Spondilolistetik.
-         Tumor caud.
-         Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
-         Fraktur corpus lumbosakral.
-         Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
c.       Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
-         Radikulitis tuberkulosa
-         Radikulitas luetika
-         Adhesi dalam ruang subarachnoidal
-         Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
-         Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
-         Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain: kontraksi/ radang otot-otot tempat bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab niscaya perlu dilakukan investigasi fisik secara secama oleh dokter, bila perlu dilakukan investigasi embel-embel radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.
  
3.      Jenis ischialgia
Menurut Sidharta (1984) Ischialgia sanggup diklasifikasikan sebagai berikut :
a.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis.
Ini terjadi lantaran dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam proses patologik di banyak sekali jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang menciptakan n. Ischiadikus terperangkap, antara lain :
(1)   Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii,
(2)   Garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis),
(3)   Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris,
(4)   Bursitis m. piriformis
(5)   Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii
Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini sanggup diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan sanggup dilakukan dengan pementingan eksklusif pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak sanggup diprovokasi dengan cara melaksanakan tes Patrick dan tes Gaenslen.
b.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati.
Ischialgia ini sanggup terjadi lantaran nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau lantaran adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada masalah ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari tempat lumbosakral menjalar berdasarkan perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang sanggup diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia radikulopati, antara lain :
(1)   Nyeri punggung bawah (low back pain),
(2)   Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, menyerupai : batuk, bersin dan mengejan,
(3)   Faktor trauma,
(4)   Lordosis lumbosakral mendatar,
(5)   Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral,
(6)   Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1,
(7)   Tes laseque selalu positif,
c.       Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.
Ischialgia ini sanggup disembuhkan dengan memakai NSAID (non-steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer yaitu adanya nyeri yang dirasakan berasal dari tempat antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak bekerjasama dengan nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering bekerjasama dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus sanggup diketahui dengan adanya nyeri tekan konkret pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus longus.
Ischialgia timbul lantaran terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.

4.      Tanda dan gejala
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menimbulkan rasa menyerupai ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri menyerupai ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akhir Ischialgia adalah:
·        Nyeri punggung bawah
·        Nyeri tempat bokong
·        Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
·        Nyeri yang menjalar atau menyerupai rasa kesetrum, yang di rasakan tempat bokong menjalar ke tempat paha, betis bahkan hingga kaki, tergantung potongan saraf mana yang terjepit.
·        Rasa nyeri sering di timbulkan sehabis melaksanakan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan tubuh atau banyak berdiri dan berjalan.
·        Rasa nyeri juga sering diprovokasi lantaran mengangkat barang yang berat.
·        Jika dibiarkan maka usang kelamaan akan menimbulkan kelemahan anggota tubuh bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
·        Dapat timbul tanda-tanda kesemutan atau rasa baal.
·        Pada masalah berat sanggup timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
·        Bila mengenai konus atau kauda ekuina sanggup terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi secual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
·        Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

  1. Teknik anamnesa
Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:
1)      Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri
2)      Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid menyerupai batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik
3)      Faktor syok hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau infeksi

6.      Patofisiologi
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar berdasarkan perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di tempat sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosacralis atau tempat paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri menyerupai perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak lezat di tempat pinggang,  pantat yang factor pencetusnya oleh banyak sekali sebab, mulai dari yang paling terang menyerupai salah posisi, basil hingga penyebab yang tidak terang menyerupai menyongsong hari esok akhir persaingan hidup semakin ketat atau stress.
Nyeri atau rasa tidak lezat yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada  saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebutNeuritis. Neuritis di tungkai sanggup terjadi oleh lantaran berkas saraf tertentu terkena jerawat atau terkena patologic di sekitarnya.
Iskhialgia akhir neuritis iskhiadikus primer yaitu ketika nervus iskhiadikus terkena proses peradangan. Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila terdapat nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Biasanya juga sanggup dijumpai pada kondisi skoliosis sehingga terjadi pementingan pada nervus iskhiadikus di segmen L4-S3.
Nyeri neuropatik terhadap sistem saraf tepi bisa juga dikarenakan injury pada tempat segmen L4-S3 yang kemudian terjadi inflamasi yang menimbulkan oedem, sehingga menekan saraf iskhiadikus. Selain itu serabut saraf akan terganggu oleh lantaran kerusakan sistem vaskuler. Kompresi atau iritasi juga menimbulkan nyeri inflamasi yang kemudian diikuti oleh pementingan akson dan berakibat munculnya nyeri neuropatik (Meliala, 2008).

  1. Pemeriksaan diagnostic
Ø  Foto rontgen lumbosakral
Ø  Elektromielografi
Ø  Myelografi
Ø  CT scan
Ø  MRI

  1. Penatalaksanaan
a.      Rehabilitasi Medik
Ø  Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
Ø  Program Rehabilitasi Medik.
Ø  Operasi : di lakukan pada masalah yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak membantu.
Ø  Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,    Exercise, dsb.
Ø  Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
Ø  Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

b.      Perawatan
Ø  Hindari banyak membungkukkan badan.
Ø  Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
Ø  Segera istirahat bila telah mencicipi nyeri ketika berdiri atau berjalan.
Ø  Saat duduk usang diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
memakai bangku kecil untuk menumpu kedua kaki.
Ø  Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga ketika menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Ø  Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
Ø  Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga bisa menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.




Konsep Asuhan Keperawatan

  1. Pengkajian (Fokus)
a)         Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga.
b)      Pemeriksaan fisik
Ø  Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya hebat fisioterapi memperlihatkan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri bila nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut dikatakjan konkret ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Ø  Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, contohnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
Ø  Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang belakang.
Ø  Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
Ø  Reflek : 
v   KPR ↓ dan atau APR ↓
v   Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.

  1. Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot.
2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi  restriktif  dan    kerusakan neuromuskulu.
3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai   kondisi,  prognosis dan tindakan pengobatan.

  1. Intervensi
1)      Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot
Ø  Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, factor  penggagas / yang  memperberat. Tetapkan skala 0 – 10.
Ø  Pertahankan tirah baring selama fase akut
Ø  Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Ø  Gunakan logroll (papan) selama melaksanakan perubahan posisi
Ø  Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Ø  Anjurkan untik melaksanakan mekanika tubuh/gerakan yang tepat
Ø  Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus
Ø  Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi
Ø  Ikuti acara dengan periode istirahat
Ø  Dekatkan peralatan yang di butuhkan pasien
Ø  Berikan / bantu pasien untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasif dan aktif
Ø  Bantu pasien dalam melaksanakan acara ambulasi progresif
Ø  Demonstrasikan penggunaan alat penolong menyerupai tongkat
Ø  Kolaborasi : berikan therapy dan stoking anti emboli
3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis
Ø  Berikan penyuluhan kesehatan perihal situasi yang di alami pasien
Ø  Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan kegiatan
Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan imbas sampingnya
Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan imbas sampingnya
Ø  Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan menyerupai nyeri tusuk, kehilangan sensasi / kemampuan untuk berjalan.
  
  1. Implementasi
Implementasi keperawatan diubahsuaikan dengan intervensi dan kebutuhan pasien, sedangkan implementasi utama yang mesti di capai yaitu :
v  Memperbaiki mobilitas fisik : Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana pasien bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh dilakukan dengan regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus dilakukan perlahan dan dibatu bila perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari. Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring, duduk dan berjalan-jalan dalam waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi acara latihan sesuai yang ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.
v  Meningkatkan mekanika tubuh yang sempurna Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.
v  Pendidikan kesehatan Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.
       
  1. Evaluasi
1)      Mengalami peredaan nyeri, dengan criteria :
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Istirahat dengan nyaman
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Mengubah posisi dengan nyaman
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Menghindari ketergantungan obat.
2)      Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik, dengan criteria :
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)      Kembali ke aktifitas secara bertahap
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)      Menghindari posisi yang menimbulkan yang menimbulkan ketidaknyamanan otot
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)      Merencanakan istirahat baring sepanjang hari.
3)      Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung, dengan criteria :
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Perbaikan postur
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik
TINJAUAN TEORI ASUHAN KPERAWATAN ISCHIALGIA √ Askep Ischialgia (Nyeri Pada Pantat)                  Berpartisipasi dalam acara latihan

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC: Jakarta
Kamali A. 1983. Kamus Kedokteran, Penerbit PT.Dian Rakyat, Jakarta
Kuntono H.P. 2000. Management Nyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi XV. Semarang.
Markam S. 1982. Neurologi, Penerbit PT.EGC, Jakarta
Meliala L. 2008. Nyeri Neuropatik. Yogyakarta : Medigma Press Yogyakarta.
Priguna Sidharta. 1984. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat.
Rahim A. 1988, Sports Massage, PIO-KONI, Jakarta
Sobota. 1985, Atlas Anatomi Manusia Bagian 2, Jakarta
Anonim. 2011. Makalah Ischialgia. (Internet). Bersumber dari aciknadzirah.blogspot.com/search?q=makalah-ischialgia. Diakses tanggal 22 Juli 2013, Pukul 14.45




Sumber http://macrofag.blogspot.com