Sebagai tenaga kesehatan, tentu kita mengenal apa itu triase..? apa lagi bagi tenaga kesehatan yang sedang bertugas di unit gawat darurat. tentu saja sudah familiar dengan istilah ini, bahkan ada beberapa petugas yang memang telah menjadi kiprah nya setiap hari.
Kata triase yang dalam bahasa inggris nya triage berarti memilih. Yang secara umum triase mempunyai pengertian suatu perjuangan pemilahan korban sebelum ditangani,berdasarkan tingkat kegawatdaruratan stress berat atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Sedangkan triase untuk pasien belum dewasa atau pediatrik merupakan suatu proses skrinning secara cepat terhadap semua anak sakit segera sehabis datang di rumah sakit untuk mengidentifikasi kedalam salah satu kategori berikut :
- Dengan tanda kegawatdaruratan (Emergency signs) : Memerlukan penanganan segera
- Dengan tanda prioritas (Priority signs) : Harus diberikan prioritas dalam antrean untuk segera mendapat investigasi dan pengobatan tanpa ada keterlambatan.
- Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas : Merupakan masalah non-urgent sehingga sanggup menunggu sesuai gilirannya untuk mendapat investigasi dan pengobatan.
Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD :
- Airway : Apakah jalan nafas bebas ? sumbatan jalan nafas (Stridor)
- Breathing : Apakah ada kesulitan bernafas ? sesak nafas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis) ?
- Circulation : Tanda trauma (akral dingin, capilary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah). Consciousness : Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma) ? apakah kejang (Convulsion) atau gelisah (Confusion) ?
- Dehydration : Tanda kekurangan cairan tubuh berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor menurun).
Anak dengan tanda gawat darurat memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera untuk menghindari kematian.
Langkah-langkah triase gawat darurat pada belum dewasa dan penaganannya.
1. Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap
- Tahap 1 : Periksa jalan nafas dan pernafasan, kalau terdapat duduk masalah segera berikan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas dan berikan nafas bantuan.
- Tahap 2 : Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar, atau diare dengan kekurangan cairan tubuh berat.
2. Bila didapatkan tanda kegawatdaruratan :
- Panggil tenaga kesehatan terlatih kalau memungkinkan, tetapi jangan menunda penanganan. Tetap hening dan kerjakan dengan tenaga kesehatan lain yang mungkin diharapkan untuk membantu memperlihatkan pertolongan, alasannya ialah pada anak yang sakit berat seringkali memerlukan beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. Tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman harus melanjutkan evaluasi untuk menentukan duduk masalah yang mendasarinya dan menciptakan rencana penatalaksanaannya.
- Lakukan investigasi laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap, gula darah, malaria) Kirimkan sampel darah untuk investigasi golongan darah dan cross-match kalau anak mengalami syok, anemia berat, atau perdarahan yang cukup banyak.
- Setelah memperlihatkan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap duduk masalah yang mendasarinya.
3. Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa tanda prioritas dengan konsep 4T3PR
- Tinny baby (bayi kecil < 2 bulan)
- Temperature : anak sangat panas
- Trauma : stress berat atau kondisi yang perlu tindakan bedah segera)
- Trismus
- Pallor (sangat pucat)
- Poisoning (keracunan)
- Pain (nyeri hebat)
- Respiratory distress (Distress pernafasan)
- Restless, Irritable, or lethargic (gelisah, gampang marah, lemah)
- Refferal (rujukan segera)
- Mainutrition (gizi buruk)
- Oedema (edema kedua punggung kaki)
- Burns (luka bakar luas)
4. Klasifikasikan pasien anak dengan memperlihatkan salah satu dari 5 kode prioritas dibawah ini, sehabis dilakukan pemeriksaan.
1. Merah (gawat darurat)
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya(cacat) kalau tidak mendapat pertolongan secara darurat (secepatnya)
Contoh : gawat napas, gawat jantung, henti nafas, henti jantung dll
2. Putih (gawat tidak darurat)
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak perlu tindakan darurat.
Contoh : kanker stadium lanjut, TB, dll
3. Kuning (darurat tidak gawat)
Pasien akhir petaka yang dating tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
Contoh : luka sayatan dangkal, fraktur dll
4. Hijau ( tidak gawat tidak darurat)
Pasien yang dating dengan keadaan tidak mengancam jiwa ( tidak gawat) dan tidak membutuhkan pertolongan secepatnya
Contoh : luka lecet
5. Hitam (meninggal “DOA”)
Pasien yang dating dengan keadaan meninggal ( Death Of Arrival)
Anak Dengan Kode atau tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapat investigasi dan penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu giliran). Pindahkan anak ke depan antean. Bila ada stress berat atau duduk masalah bedah yang lain, segera cari pertolongan.
Sampai disini goresan pena kami ihwal ringkasan langkah triase gawat-darurat dan penanganannya untuk anak-anak. Semoga bermanfaat dan sanggup menjadi refferensi teman-teman petugas kesehatan dimanapun berada. Jika ada embel-embel atau koreksi silahkan tulis di komentar.
Note : goresan pena ini diperuntukan hanya untuk petugas kesehatan.
Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com