Thursday, June 29, 2017

√ Faktor Penyebab Adanya Stratifikasi Sosial

Apa sih faktor penyebab adanya stratifikasi sosial di kehidupan masyarakat?


Nah, sebelum menjawab pertanyaan di atas, bagi teman-teman yang mungkin belum mengerti wacana definisi stratifikasi sosial bisa dibaca halaman berjudul pengertian stratifikasi sosial.


Stratifikasi sosial atau sistem kasta bisa terbentuk secara sengaja dan secara tidak sengaja. Stratifikasi yang dibuat secara sengaja terjadi berdasarkan akad masyarakat guna mencapai suatu tujuan bersama.


Contoh stratifikasi sosial yang dibuat secara sengaja contohnya menyangkut wewenang dan kekuasaan seseorang dalam organisasi formal, militer, pemerintahan, jabatan seorang karyawan perusahaan dsb.


Apa sih faktor penyebab adanya stratifikasi sosial di kehidupan masyarakat √ Faktor Penyebab Adanya Stratifikasi Sosial

Gambar Ilustrasi.
Keluarga yang mempunyai barang glamor biasanya akan menempati lapisan kehidupan masyarakat yang tinggi (Foto: siswapedia.com)


Coba bayangkan, andaikan dalam sebuah organisasi atau perusahaan jikalau tidak ada stratifikasi, apa yang akan terjadi?, maka jangankan perusahaan tersebut akan menjadi suskses, yang ada justru gulung tikar lantaran akan terjadi polemik antar karyawan.


Stratifikasi sosial yang terbentuk secara tidak sengaja, contohnya menyangkut usia dimana ada usia senior (sesepuh) yang dinilai lebih bijak dan berpengalaman sehingga petuahnya patut dijadikan nasehat bagi yang usianya lebih muda.


Selain itu juga bisa menyangkut kepandaian seseorang contohnya pemuka agama, guru dll. Bisa juga menyangkut harta kekayaan dimana pada kehidupan masyarakat pada umumnya orang yang kaya akan lebih dihormati.


Apa sih faktor pembentuk stratifikasi sosial itu?


Dalam bukunya Sosiologi 2 karya Budiyono dan buku berjudul Sosiologi 2: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat karya Bagja Waluya dijelaskan bahwa pembentuk stratifikasi sosial itu bisa berupa uang, kehormatan, ilmu, kepemilikan barang yang bernilai ekonomis, kekuasaan, keturunan, pekerjaan dan kesalehan dalam beragama.


1. Uang, contohnya pembagian uang untuk anggota organisasi dimana besarnya berbeda-beda tergantung jabatannya.


2. Kehormatan, contohnya orang yang dihormati di masyarakat biasanya akan menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.


3. ilmu, contohnya orang yang punya ilmu lebih dihormati daripada orang yang tidak berilmu. Atau orang yang lebih berpengalaman lebih diikuti nasehatnya daripada orang yang belum berpengalaman.


4. Barang bernilai ekonomis, contohnya orang yang mempunyai tanah yang luas akan menjadi orang terpandang.


5. Kekuasaan, contohnya keluarga kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.


6. Keturunan, contohnya keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang ekslusif atau isitiahnya kaluarga bangsawan.


Dalam buku berjudul Sosiologi karya Bondet Wrahatnala juga diterangkan bahwa berdasarkan Koentjaraningrat, stratifikasi sosial sanggup disebabkan oleh tujuh hal ialah kualitas (kepandaian), kekuasaan (beserta pengaruhnya), pangkat (jabatan), kekayaan, tingkat umur, sifat keaslian dan status keanggotaan keluarga di masyarakat.


Apakah stratisikasi sosial selalu sama di setiap masyarakatnya? Apa perbedaan stratifikasi di kehidupan tradisional dan modern?


Stratifikasi sosial terjadi lantaran adanya sifat pujian terhadap sesuatu dalam benak masyarakat. Selama sifat ini ada, maka di kehidupan sosial manapun niscaya ada yang namanya stratifikasi. Hanya saja wujudnya berbeda. Mengapa? lantaran yang dibanggakan oleh masyarakat tiap zaman dan tiap kawasan bisa berbeda.


Stratifikasi di masyarakat perkotaan tentu berbeda dengan masyarakat di desa dimana di kota stratifikasi sosialnya lebih kompleks dan banyak sedangkan stratifikasi sosial di desa (kehidupan tradisional) lebih sederhana, sedikit dan terbatas perbedaannya.


Begitupun antara kota yang satu dengan yang lainnya atau desa yang satu dengan yang lainnya tentu berbeda stratifikasi sosialnya.


Misalnya kehidupan tradisional masyarakat yang mata pencahariannya dengan cara berburu, maka keluarga atau orang yang terampil dalam berburu akan lebih disegani atau menempati lapisan yang tinggi dalam masyarakat.


Contoh lainnya, pada zaman dimana kehidupan masyarakat masih hidup berpindah-pindah, maka pada dikala itu orang yang bisa membuka lahan gres untuk pemukiman (menetap) dan persawahan akan menempati stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Keluarga orang tersebut akan dianggap sebagai sesepuh kampung yang dihormati.



Sumber https://www.siswapedia.com