Sunday, June 4, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Letak Sungsang Lengkap, Dowload Doc Dan Pdf

Masih ihwal laporan pendahuluan, pada kesempatan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan keperawatan maternitas / kebidanan yaitu laporan pendahuluan letak sungsang.

Laporan pendahuluan / LP letak sungsang berisikan tinjauan teori meliputi.
  • Pengertian letak sungsang
  • etiologi / penyebab letak sungsang
  • klasifikasi letak sungsang
  • patofisiologi dan pathway letak sungsang
  • komplikasi letak sungsang
  • pemeriksaan penunjang letak sungsang
  • penatalaksanaan letak sungsang
dan juga dilengkapi dengan konsep asuhan keperawatan serta daftar pustaka.

Laporan pendahuluan / LP letak sungsang ini kami bagikan dengan tujuan membantu teman-teman perawat dan kebidanan dalam pembuatan kiprah askep, askeb, makalah maupun tugas-tugas lainnya.

Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan / LP Letak sungsang dalam format doc dan pdf silahkan gunakan link unduhan yang telah kami sematkan diakhir artikel ini.

Laporan pendahuluan letak sungsang


Pengertian

Letak sungsang yaitu letak memanjang dengan bokong sebagai kepingan yang terendah (Presentasi Bokong). Angka kejadian  : ± 3 % dari seluruh angka kelahiran.

Letak sungsang yaitu letak memanjang dengan bokong sebagai kepingan yang terendah (presentasi bokong). Presentasi bokong yaitu janin letak memanjang dengan kepingan terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan tubuh ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan kepingan terbawah (di kawasan pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010).

Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin difundus uteri. (Manuaba C 2008 hal : 116). 

Letak sungsang yaitu bila bayi letak longitudinal dan bokong berada di bawah uterus ibu. (Chapman V 2006 hal :126). 

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di kepingan bawah kavum uteri.(Wiknjosastro 2006, hal : 606)


Klasifikasi Letak sungsang

Adapun letak sungsang sanggup dibagi menjadi sebagai berikut :
  1. Letak bokong murni ; prensentasi bokong murni (Frank Breech). Bokong saja yang menjadi kepingan terdepan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
  2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki (Complete Breech). Disebut letak bokong kaki tepat atau tidak tepat kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
  3. Letak lutut (presentasi lutut) dan
  4. Letak kaki , yang keduanya disebut dengan istilah ; Incomplete Breech. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut tepat dan letak kaki atau lutut tidak sempurna.
Dari semua letak-letak ini yang paling sering dijumpai yaitu letak bokong murni. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehanilan muda dibandingkan dengan kehamilan a`terme dan lebih banyak pada multigravida dibandingkan dengan primigarvida.
Salah satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut yaitu dengan tindakan operatif yaitu persalinan dengan cara tindakan secio sesarea. Dimana apabila cara-cara lain dianggap tidak berhasil atau syarat-syarat untuk dilakukanya tindakan tidak terpenuhi atau kondisi ibu memerlukan tindakan yang segera yang apabila tidak segera dilakukan akan berakibat fatal.
s3kio sesarea yaitu persalinan dengan suatu tindakan operasi/pembedahan untuk mengeluarkan janin dari rongga uterus dengan cara mengiris  dinding perut dan dinding uterus dengan syarat rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.


Etiologi / Penyebab letak sungsang

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri sanggup pula mengakibatkan letak sungsang, lantaran plasenta mengurangi luas ruangan di kawasan fundus. Kelainan fetus juga sanggup mengakibatkan letak sungsang mirip malformasi CNS, massa di leher, aneuploid.

Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
  • Prematuritas lantaran bentuk rahim relatif kurang lonjong,
  • Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
  • Plasenta previa lantaran menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
  • Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, lantaran kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
  • Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, contohnya pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
  • Janin gampang bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
  • Gemeli (kehamilan ganda) 
  • Kelainan uterus, mirip uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
  • Janin sudah usang mati.
  • Sebab yang tidak diketahui.

Penyebab letak sungsang sanggup berasal dari:

1. Sudut Ibu

a. Keadaan rahim
  • Rahim arkuatus
  • Septum pada rahim
  • Uterus dupleks
  • Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
  • Plasenta letak rendah
  • Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir 
  • Kesempitan panggul
  • Deformitas tulang panggul
  • Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin

Pada janin tedapat banyak sekali keadaan yang mengakibatkan letak sungsang :
  • Tali sentra pendek atau lilitan tali pusat
  • Hidrosefalus atau anesefalus
  • Kehamilan kembar 
  • Hidroamnion atau aligohidromion
  • Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan kepingan terbesar dan keras serta palinglambat. Melalui aturan gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 )


Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses pembiasaan janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan hingga kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin sanggup menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian sanggup dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak mirip itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.

Pathway

Tanda Dan Gejala Letak sungsang
  1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah sentra dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
  2. Pada palpasi teraba kepingan keras, bulat dan melenting pada fundus uteri.
  3. Punggung anak sanggup teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba kepingan yang kurang budar dan lunak.
  4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.

Komplikasi

Posisi janin sungsang tentunya sanggup menghipnotis proses persalinan.proses  persalinan yang salah terang menimbulkan  resiko,seperti pada ibu mengalami perdarahan,trauma persalinan dan infeksi,sedangkan pada bayi terjadi perdarahan,infeksi  pasca partus  mirip miningnitis dan trauma  persalinan mirip kerusakan alat vital,trauma ekstermitas dan stress berat alat vesera dan stress berat alat  vesera mirip level ruptur danlienrupture


Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa kehamilan letak sungsang ,dapat ditegakkkan melalui beberapa pemeriksaan  yaitu:

1. investigasi abdominal
  • Letak yaitu memanjang
  • Diatas panggul teraba masa lunak,irreguler dan tidak  terasa mirip kepala,dicurigai adalah  bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha terengang  diatas tulang –tulang dibawahnya,memberikan citra keras ibarat kepala dan mengakibatkan kesalahan  diagnosa.
  • Punggung ada disebelah kanan  erat garis.bagian –bagian kecil adadisebelah kiri jauh dari garis dan belakang.
  • Kepala teraba difundus  uteri,mungkin kepala sukar diraba bila ada dibawah hepar atau iga-iga.kepala lebih keras dan lebih bulat danlebih pada bokong dan kadang kala sanggup dipantulkan (ballotement).kalau difundus uteri teraba masa yang sanggup dipantulkan,harus  dicurigai presentasi bokong.
  • Benjolan kepala tidak ada  dan bokong tidak sanggup dipantulkan.
2. Denyut jantung janin
            
Denyut  janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus dan pada sisi yang sama RSA (right sacrum anterior) denyut jantung janin (DDJ)terdengar  paling  keras dikuadran kanan atau perut ibu.kadang –kadang  DDJ terdengar dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak diagnosa yang dibentuk dengan palpasi jangan dirubah oleh alasannya yaitu DJJ terdengar tidak ditempat biasa.

3. Ultrasonografi
            
Pemeriksaan secama ultrasonografi akan memastikan letak janin yang tidak normal.Letak  sungsang dikenal pula dengan istilah kelahiran bokong dengan empat kemungkinan.kemungkinan pertama,ditemukan bokong  kaki,jika kedua  tungkai  tungkai menekuk lurus kearah depan tubuh hingga bekerja sebagai angin kencang mengurangi kebebasan gerak lahir terakhir,bokong lutut ,satu atau lutut menghadap jalan lahir.


Penatalaksanaan

1. Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah perjuangan untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengan versi luar. 

Tehnik :

a. Sebagai persiapan :
  • Kandung kencing harus dikosongkan
  • Pasien ditidurkan terlentang
  • Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
  • Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain, sehingga tubuh anak membulat dengan demikian anak gampang diputar.

d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran hendaknya kearah yang lebih gampang yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil suara jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap jelek anak diputar lagi ketempat semula.

e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.

2. Pimpinan Persalinan

a. Cara berbaring :
  • Litotomi sewaktu inpartu
  • Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
  • Mengawasi hingga lahir spontan
  • Mengait dengan jari
  • Mengaik dengan pengait bokong
  • Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki

Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin sanggup dilahirkan dengan cara  v@gin@l atau abdominal (secio sesarea)

3. Cara Melahirkan Perv@gin@m

Terdiri dari:
  • Partus impulsif ( pada letak sungsang janin sanggup lahir secara impulsif seluruhnya)
  • Manual aid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase

1. Fase I : fase menunggu

Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melaksanakan observasi. Bila tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan lisan kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm

2. Fase II : fase untuk bertindak cepat.

Bila tubuh janin sudah lahir hingga pusat, tali sentra akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin sanggup dilakukan manual aid.


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian yaitu langkah awal dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).

1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien. Data yang sanggup dikumpulkan pada klien setelah pembedahan s3kio Sesarea sebagai berikut :
Usia :

2. Keluhan Utama 
  • Adanya kelainan letak janin yang bisa diketahui dari pemeriksaan
3. Riwayat Reproduksi 

a. Haid 

Dikaji ihwal riwayat menarche dan haid terakhir, sebab  

b. Hamil dan Persalinan
  • Kehamilan pertama kali atau sering. 
  • Jumlah kehamilan dan anak yang hidup menghipnotis psikologi klien dan keluarga .
4. Data Psikologi.
  • Pengetahuan klien ihwal dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
5. Status Respiratori
Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut sanggup terdengar  tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akhir pengecap jatuh kebelakang atau akhir terdapat secret. Suara paru yang kasar  merupakan tanda-tanda terdapat secret pada kanal nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksanakan segera pada klien  yang menggunakan anaestesi general.

6. Tingkat  Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan  sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melaksanakan perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman hingga ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan tanda-tanda syok.

7. Status Urinari

Retensi urine paling umum terjadi setelah  pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya  kencing setelah 6 hingga 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akhir dehidrasi ketika operasi, muntah akhir anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih  pada 24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan imbas narkose pada pengutamaan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.


Pengelompokan Data

Analisa data yaitu mengkaitkan, menghubungkan data yang telah diperoleh dengan teori, prinsip yang relevan guna mengetahui dilema keperawatan klien (Depkes RI 1991 ; 14 )


Diagnosa Keperawatan 
  1. Gangguan Rasa nyaman (nyeri ) bekerjasama dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah menyeringai.
  2. Gangguan eleminasi miksi  (retensi urine ) bekerjasama dengantrauma mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
  3. Kurang pengetahuan ihwal imbas pembedahan dan perawatan selanjutnya bekerjasama dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.  

Perencanaan 

Perencanaan yaitu penyusunan planning tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk menanggulangi dilema sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, planning tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan. 1

Gangguan rasa nyaman (nyeri) bekerjasama dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf.

Intervensi
  • Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.
  • Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi.
  • Ajarkan teknik releksasi mirip menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat.
  • Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan.
  • Laksanakan pengobatan sesuai indikasi mirip analgesik intravena.
  • Observasi imbas analgetik (narkotik )
  • Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan 2

gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) bekerjasama dengantrauma mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat, hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf.

Intervensi
  • Catat poal miksi dan minitor pengeluaran urine
  • Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
  • Lakukan tindakan semoga klien sanggup miksi dengan derma air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
  • Jika menggunakan kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, monitor intake autput, bersihkan kawasan pemasangan kateter satu kali dalamsehari, periksa keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk )
  • Perhatikan kateter urine  : warna, kejernihan dan bau.
  • Kolaborasi dalam derma dalam derma cairan perperental dan obat obat untuk melancarkan urine.
  • Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap hingga tonus otot kandung kemih besar lengan berkuasa kembali.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan 3

Kurangnya pengetahuan ihwal perawatan luka operasi, tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya bekerjasama dengan terbatasnya imformasi.

Intervensi
  • Jelaskan bahwa tindakan secio sesarea mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang usang untuk pulih, mengguanakan anatesi yang banyak dan memperlihatkan rasa nyeri yang sangat setelah operasi.
  • Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang tepat
  • Motivasi klien melaksanakan acara sesuai kemampuan.
  • Jelaskan acara yang dihentikan dilakukan.

Pelaksanaan / Implementasi
 
Pelaksanaan yaitu perwujudan ari planning tindakan yang telah ditentukan dengan maksud semoga kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatanini sanggup dilaksanakan oleh klien sendiri, oleh perawat secara berdikari maupun bekerjasama  engan tim kesehatan lainnya. (Depkes RI 1991 ; 28 )


Evaluasi
 
Evaluasi yaitu proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan penilaian itu sendiri  yaitu memilih kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan  dan menilai keberhasilan dari planning keperawatan atau asuhan keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )

Adapun penilaian yang di harapkan pada klien dengan Post s3kio Sesarea yaitu sebagai berikut :
  • Rasa nyaman klien terpenuhi
  • Pola eliminasi miksi dan defekasi kembali normal
  • Klien memperlihatkan respon adaptif
  • Pengetahuan klien mengenai keadaan dirinya bertambah
  • Pola nafas klien kembali efektif
  • Tidak terjadi komplikasi ; perdarahan atau infeksi..

Daftar pustaka
  • Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung
  • Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
  • Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta 2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya
  • Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.
  • Mauren Boyle,Micheal,J.,Kreo.Kedaruratan dalam Persalinan. 2008.Jakarta: EGC, 111-28.
  • Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan
  • Kebidanan ed.4. vol 2. 2008. Jakarta: EGC, 814-20
  • Mufdillah.2009.Antenatal care focused.Yogyakarta:Nuha Medika
  • Manuaba,I.B.G,2008.Gawat darurat obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi sosial untuk profesi bidan.Jakarta:EGC

Download Laporan pendahuluan / LP Letak sungsang lengkap pdf dan doc dibawah
Link Alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP letak sungsang lengkap, dowload doc dan pdf kami bagikan, semoga bisa menjadi refferensi teman-teman perawat dan kebidanan dalam pembuatan tugas-tugas akademik maupun profesi. Terima kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com