Monday, July 10, 2017

5 Tumpuan Fenomena Biosfer Dan Penjelasannya

Semua komponen ekosistem yang ada di sekitar kita mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Seperti yang kita ketahui jikalau komponen – komponen penyusun tersebut terbagi menjadi 2 golongan yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Keduanya saling bekerjasama untuk menjaga keseimbangan kehidupan yang ada di bumi ini. Seperti pola sederhananya yaitu hubungan tumbuhan dengan sinar matahari. Tanaman dalam hal ini termasuk komponen biotik, membutuhkan sinar matahari (komponen abiotik) untuk melaksanakan fotosintesis. Hasil fotosintesis tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain menyerupai insan atau hewan. Itulah mengapa hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya tidak sanggup dipisahkan.


Sudah menjadi hakekatnya jikalau terdapat organisme yang bisa bertahan hidup pada suatu lingkungan. Bukan menjadi permasalahan bagi organisme tersebut untuk tidak pindah ke tampat lain. Selama lingkungan tersebut menyediakan segala macam kebutuhan yang diharapkan demi kelangsungan hidupnya. Tempat yang sesuai dengan kondisi organisme inilah yang dinamakan dengan biosfer.


Apa itu Biosfer?


Bila kita kaji, biosfer berasal dari 2 kata yaitu “bios” yang mempunyai arti hidup dan “sphare” yang  berarti lapisan. Sehingga jikalau kita gabungkan kedua kata tersebut menjadi lapisan hidup. Dengan kata lain bahwa biosfer ialah suatu sistem yang terdapat kehidupan organisme makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan)yang saling bekerjasama dengan lingkungan daerah tinggalnya membentuk interaksi. Biosfer sendiri telah ada di planet Bumi ini sekitar 3,5 milyar tahun. Hingga ketika ini, bumi dijadikan sebagai satu – satunya daerah yang sesuai untuk mendukung kehidupan.


Lalu Apa Itu Fenomena Biosfer?


Fenomena merupakan suatu insiden atau peristiwa. Sehingga fenomena biosfer merupakan suatu insiden atau insiden yang terjadi di lapisan yang berjulukan biosfer. Fenomena biosfer sendiri berbeda – beda di setiap tempatnya. Hal ini tergantung dari beberapa faktor yang ikut mempengaruhi. Karena kita tahu, jikalau tidak semua daerah yang ada di Bumi ini sanggup ditempati oleh makhluk hidup.


Keberadaan makhluk hidup sanggup ditemukan di kedalaman kurang lebih 9 km hingga ketinggian 8 km di atas permukaan laut. Selebihnya tidak akan ditemukan makhluk hidup yang tinggal dan hidup pada lingkungan tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan jikalau kedepannya ditemukan makhluk hidup yang sanggup bertahan hidup lebih dari batasan biosfer tersebut.


Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kehidupan?


Salah satu fenomena biosfer tersebut yaitu persebaran makhluk hidup yang tidak merata. Persebaran yang tidak merata ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.



  1. Perbedaan Iklim, menjadi salah satu faktor yang menghipnotis jenis dan macam tumbuhan serta hewan. Seperti contoh, suhu yang terlalu tinggi atau rendah, udara yang berair atau kering, curah hujan, dan angin.

  2. Perbedaan kondisi tanah. Tekstur, kandungan mineral, humus, kandungan udara, air tanah, dan tingkat kelembapan.

  3. Tinggi rendahnya permukaan bumi. Berpengaruh pada pola penyinaran matahari.

  4. Kegiatan manusia, mengubah struktur atau relief bumi. Seperti mengubah hutan menjadi lahan pertanian, penebangan hutan, perburuan satwa dan lain sebagainya.


Contoh Fenomena Biosfer



  1. Persebaran Flora Dan Fauna Yang Tidak Merata


Contoh sederhana yaitu komodo yang hanya bisa ditemukan di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Kita tidak sanggup menemukan komodo ditempat lain di belahan bumi manapun lantaran di sanalah daerah atau habitat yang sesuai oleh komodo. Contoh lain yaitu beruang kutub yang hanya ditemukan di lingkungan yang tertutup es sepanjang tahun. Tidak hanya fauna saja, persebaran yang tidak merata juga dialami oleh flora, menyerupai pola budidaya rumput bahari yang hanya bisa dilakukan di sepanjang pantai yang tidak berombak besar. Dan juga tumbuhan lumut dan paku – pakuan yang hanya bisa tumbuh di lingkungan bersuhu rendah (Baca: Faktor Penghambat Persebaran Flora Dan Fauna).



  1. Perbedaan Konsumsi Bahan Pangan


Di Indonesia sendiri sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi padi menjadi masakan pokok. Namun, di beberapa daerah di Indonesia penggalan timur, masakan pokok mereka berupa jagung atau sagu. Hal ini dipengaruhi dengan ketersedian materi pokok yang ada dan tumbuh di lingkungan tersebut.



  1. Kerusakan Flora Dan Fauna


Tidak mengherankan jikalau beberapa tahun belakangan ini kerusakan tumbuhan maupun fauna semakin meningkat. Seperti contoh, perburuan gading gajah yang menyebabkan semakin berkurangannya populasi gajah di dunia ketika ini. Tidak hanya itu saja, sampah – sampah yang ada di lautan juga ikut berperan dalam merusak tumbuhan dan fauna di laut. Penggunaan bom dan pukat berakibat rusaknya terumbu karang. Seperti yang kita ketahui jikalau terumbu karang merupakan daerah tinggal bagi banyak sekali macam jenis ikan.


Tidak hanya itu saja, kerusakan tumbuhan dan fauna bisa menjadi awal kepunahan bagi beberapa tumbuhan dan fauna yang ada. Kepunahan tersebut bisa disebabkan oleh:



  • luas lahan yang terus berkurang

  • lahan yang rusak

  • eksploitasi besar – besaran

  • penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan kondisi alam atau lingkungan

  • penggunaan pestisida secara berlebihan

  • perburuan liar yang tidak terkendali

  • pencemaran lingkungan (sampah dan limbah industri)


Jika hal tersebut terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan menghipnotis kehidupan insan nanti. Bisa dibayangkan jikalau seandainya insan kekurangan materi pangan.



  1. Berkurangnya Luas Lahan Dan Menjadi Sempit


Di pedesaan mungkin kita masih bisa melihat lahan – lahan terbentang cukup luas. Namun, jikalau kita pergi ke perkotaan, akan sangat sulit menemukan lahan di sana. Jika pun ada ukurannya cukup kecil dan sempit. Ada beberapa faktor yang menghipnotis luas lahan, yaitu:



  • Pemukiman penduduk yang semakin luas, hal ini berdampak pada kurangnya ketersediaan lahan untuk ditanamai tanaman. Tidak hanya itu saja, binatang pun ikut terkena dampaknya dan terancam kehilangan daerah tinggal.

  • Jumlah populasi insan yang terus meningkat. Setiap tahun angka kelahiran di dunia ini terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini berdampak pada ketersediaan lahan yang ada. Semakin tinggi jumlah populasi manusia, akan semakin berkurangnya lahan kosong yang tersedia.

  • Pembangunan bangunan dan pabrik. Seiring bertambahnya populasi manusia, memaksa mereka berpikir untuk meningkatkan taraf hidupnya. Salah satunya dengan membangun pabrik dan bangunan. Hanya saja pembangunan tersebut biasanya memanfaatkan lahan pertanian yang luas. Sehingga, tidak jarang banyak tumbuhan dan binatang yang berada di lahan tersebut ikut hilang dan musnah.



  1. Dampak Akibat Kerusakan


Setelah terjadi kerusakan dan berkurangnya lahan kosong, akan timbul permasalahan gres yaitu dampak yang akan muncul suatu hari nanti. Saat ini, sudah terjadi banyak insiden sebagai jawaban rusaknya ekosistem. Seperti contoh:



  • Terjadinya musibah berupa tanah longsor dan banjir bandang di area perbukitan atau pegunungan jawaban penebangan hutan yang tidak terkendali atau eksploitasi. (Baca : Gangguan Keseimbangan Lingkungan)

  • Punahnya fauna dan tumbuhan jawaban hilangnya habitat mereka tinggal.

  • Jika sudah begitu akan berdampak pada aspek lain menyerupai berkurangnya ketersediaan pangan bagi insan dan binatang dan juga hilangnya mata pencaharian bagi petani.


Itulah tadi beberapa pola fenomena biosfer. Semoga gosip ini bisa bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com